Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan dengan berita tentang cacar monyet atau monkeypox. Sebenarnya, tahun Ialu isu ini pernah muncul di Cornwall region South West England, Inggris. Public Health England (PHE) menyebut dua kasus terjadi pada orang yang baru saja mengunjungi Nigeria. Cacar monyet memang merupakan virus yang pertama kali terjadi dan berkembang di Afrika Tengah dan Barat.
Kemudian, ditemukan pula seorang penderita yang diduga terinfeksi cacar monyet di Singapura. Banyak informasi kurang jelas yang beredar mengenai hal ini, sehingga membuat keresahan di masyarakat.
Cacar monyet atau monkeypox adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Pertama kali ditemukan pada monyet di benua Afrika yang kemudian menginfeksi manusia. Cacar monyet tidak sama dengan cacar (variola) maupun cacar air (varicella/chickenpox) yang sudah dikenal. Biasanya dari hewan perantara yakni hewan liar jenis rodent (hewan pengerat) dan primata, penyakit ini tidak mudah menulari ke manusia. Namun, penularan dari manusia ke manusia bisa terjadi melalui percikan air liur berisi virus dan luka pada kulit penderita, meskipun risikonya tidak sebesar penularan dari hewan terinfeksi.
Sama seperti infeksi virus ataupun bakteri pada umumnya, penyakit ini memiliki masa inkubasi yaitu saat awal terinfeksi, hingga timbul gejala klinis. Masa inkubasi virus monkeypox ini berkisar tujuh hingga 14 hari, ditandai dengan gejala demam tinggi, badan terasa lemas, capek dan lesu, nyeri otot, sakit kepala, sakit menelan, dan batuk kering. Juga terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak ataupun di selangkangan.
