Dua tahun lamanya LPM Aspirasi tidak menyapa publik dengan majalah kami. Sungguh permintaan maaf sedalam-dalamnya kami ucapkan karena perlu menunggu waktu yang lama sekali untuk kami kembali hadir sebagai penyambung lidah masyarakat. Warna-warni (merah, hijau, kuning, hingga hitam dan putih, red.) telah kami rasakan selama kepengurusan ini.
Padatnya kegiatan kami tak menyurutkan niat awak redaksi LPM Aspirasi untuk menggarap majalah edisi ke-95 yang kami beri judul “Bola Sirkus UPNVJ: Lempar Tangkap Dugaan Korupsi”.
Ya, bagi mahasiswa UPNVJ tentu tidak asing dengan masalah ini. Dugaan korupsi Gedung MERCe Fakultas Kedokteran (FK) UPNVJ Limo, Depok, sudah mencuat sejak pertengahan tahun lalu, tepatnya pada bulan Agustus 2023.
Seluruh masyarakat UPNVJ gempar. Bukan berlebihan, itu memang respons pertama dan sangat lumrah kala mahasiswa dan civitas akademika lainnya mendapat kabar dugaan korupsi di kampusnya sendiri.
Lima bulan berlalu, isu dugaan korupsi belum juga mendapat titik terang. LPM Aspirasi mencoba menelusuri ke berbagai narasumber untuk menemukan titik terang. Namun, bagai bola-bola yang dimainkan seorang badut sirkus, kami justru dilempar terus-terusan. Seakan-akan, pihak kampus sedang berharap agar mahasiswanya terhipnotis dengan permainan bola sirkus dan melupakannya.
Meski rektorat UPNVJ serta panitia Pembangunan Gedung menyangkal dugaan korupsi tersebut, tetapi Kejaksaan Negeri (Kejari) Depok, lembaga hukum yang menangani kasus tersebut, belum rampung menyelesaikan kasus ini. LPM Aspirasi mencoba menyelidiki berbagai temuan Kejari Depok, rekam jejak para vendor Pembangunan Gedung MERCe, potensi korupsi oleh peneliti ICW, hingga tanggapan Kemendikbudristek.
Hadirnya isu ini diharapkan bisa mendesak pihak kejaksaan untuk mengusut dugaan penyelewengan dana pembangunan gedung tempat praktik para mahasiswa ranah kesehatan yang terlihat megah itu. Bukan tanpa tujuan, harapan tersebut kami tulis tak ayal agar tidak terus-menerus menjadi bola liar oleh warga kampus hijau.
Diharapkan juga agar mahasiswanya tidak lupa bahwa kampus yang seringnya dijadikan pilihan kedua ini pernah mendapat isu dugaan korupsi yang tak kunjung usai. Terakhir, harapan agar UPNVJ memberi transparansi kepada masyarakat luas terkait proses penyidikan dugaan korupsi tersebut juga kami semogakan.
Tak hanya kampus yang punya masalah, negara kita juga punya masalah atas masifnya penyebaran konten intim non-konsensual atau Non-Consensual Dissemination of Intimate Images (NCII).
Relasi kuasa yang sering dimanfaatkan pelaku penyebaran konten NCII semakin membuat korban sulit mendapat keadilan. Hal itu yang menyegerakan kami untuk menggarap isu tersebut dalam rubrik Laporan Utama. Indonesia masih darurat kekerasan seksual.
Ada pula isu yang jarang diangkat dalam majalah LPM Aspirasi, yakni terkait agama minoritas di Indonesia. Seperti di-anak tiri-kan di tanah air sendiri, kaum minoritas tak jarang mendapatkan banyak tindakan diskriminasi dan intoleransi saat mendirikan rumah ibadah. Isu soal keagamaan ini kami muat dalam rubrik Liputan Khusus dengan melakukan reportase pada kaum Kristiani yang mendapati bangunan relokasi gereja disegel di tengah ibu kota.
Tentu majalah ini tidak hanya memuat tiga rubrik yang sudah disebutkan tadi. Ada banyak liputan yang sudah kami garap dan sayang sekali jika dilewatkan.
Sebagai penutup, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang setia menunggu dan membuka halaman pertama majalah kami. Terima kasih juga sudah membaca sampai paragraf terakhir. Semoga betah untuk terus membaca di halaman selanjutnya.
Semoga diskursus-diskursus kecil atau bahkan diskusi besar tercipta setelah membaca majalah LPM Aspirasi edisi ke-95 ini. Syukur-syukur, liputan yang tidak seberapa ini, bisa menciptakan keadilan bagi mereka yang ditindas.