Diyakini empat tahun mendatang EV akan dijual dengan harga sama mobil konvensional. Dan pada 20 tahun berikutnya, populasi EV di dunia akan mencapai 35% Perdebatan mana lebih bisa diaplikasikan, fuel-cell atau baterai sebagai sumber tenaga mobil masa depan boleh saja masih terus berlangsung. Akan tetapi, belakangan ini mobil listrik (EV) bagaikan mendapatkan momentum take-off yang akan menentukan nasibnya sebagai pengganti mobil berbahan bakar fosil.
Adalah Bloomberg Energy Finance memprediksi bahwa tahun 2020 akan menjadi titik kebangkitan mobil listrik. Penyebabnya, diyakini empat tahun mendatang EV akan dijual dengan harga sama mobil konvensional. Dan pada 20 tahun berikutnya, populasi EV di dunia akan mencapai 35%.
Fakta mendukung ke arah situ mulai terlihat. Dipicu revolusi Tesla, pabrikan besar dunia mulai berlomba-lomba menghadirkan EV dengan harga lebih terjangkau. Terlebih, terdapat reduksi besar-besaran harga baterai, komponen vital EV. Dan kita semua paham, EV dapat diisi ulang di setiap rumah. Berbeda dengan fuel-cell yang masih membutuhkan infrastruktur baru berupa SPBU hidrogen.
Apakah Indonesia akan menuju ke arah situ? Tentu tidak secepat AS, Eropa, ataupun China. Tetapi saya yakin era itu akan tiba, cepat atau lambat. Apalagi sebenarnya, inisiatif pengembangan EV sudah mulai terlaksana. Seperti dilakukan rekan saya dari Universitas Indonesia yang mengembangkan bus dan mobil listrik. Dengan dukungan pemerintah, saya yakin era itu akan segera tiba...