Bicara soal kulture otomotif, custom culture bisa dikatakan menjadi ‘the next big thing’ di kancah otomotif global. Hal ini pun mulai terasa di Indonesia, kala ajang temu penggiat custom bertemu dalam satu tempat. Para artisan seperti Kenny “Von Dutch” Howard, Ed “Big Daddy” Roth, Robert Williams, Dean Jeffries, dan Barris Brothers boleh jadi berbangga. Lewat karya-karya mereka, kini spirit custom culture yang berkembangkan di era 60an ini sudah mendunia dan menjadi salah satu lifestyle baru yang diikuti oleh car enthusiast dunia.
Custom culture sendiri sejatinya memiliki makna luas, dimana kultur yang lahir di tanah Amerika Serikat ini mencakup segi artwork, hairstyling, fashion, dan otomotif. Pun dari segi otomotif sendiri pun masih dikembangkan secara lebih luas melalui aliran hot rod, rat rod, lowrider, custom, dan masih banyak lagi. Dan bisa dikatakan lewat dunia otomotif lah, kultur ini mulai berkembang pesat hingga masuk ke Indonesia. Di Indonesia sendiri kultur ini mulai berkembang pesat sepanjang beberapa tahun terakhir. Terlihat dari lahirnya beragam komunitas maupun penggiat otomotif, dari yang awalnya hanya sekedar mengkoleksi baik itu mobil maupun motor custom, menjadi kreator dan bahkan melahirkan budaya baru yang sifatnya positif. Ini semua bisa ditemukan kala berkunjung ke event Jakarta Custom Culture (JCC), yang berlangsung di area Parkir Selatan Senayan, Jakarta, Sabtu (27/8) lalu.
Acara yang digagas oleh komunitas Jakarta Hotrod and Classic Community (JHCC) ini merupakan acara perdana bagi para custom culture maupun classic enthusiast untuk gathering dalam skala besar di Jakarta. Sebelumnya di kota-kota besar seperti Bali, Bandung, Yogyakarta, acara yang membawa custom culture sudah diadakan dan menuai kesuksesan besar. “Sebenarnya acara ini sudah kami gagaskan beberapa tahun lalu, sejalan dengan waktu berdiri JHCC yang baru berdiri di tahun 2014 dan terealisasi 2016.
