Sebuah kabar mengejutkan datang dari Jerman. Dewan Federal Jerman (Bundesrat) mengajukan usulan kepada pemerintah Jerman dan Uni Eropa untuk melarang penjualan semua mobil konvensional (bensin atau diesel) pada 2030 mendatang. Mengejutkan karena datang dari negara tempat kelahiran motor bakar (Nikolaus Otto, 1861) dan kendaraan bermotor (Gottleib Daimler dan Karl Benz, 1886).
Belum jelas apakah pemerintah Jerman maupun negara-negara lainnya akan menyetujui usulan ini. Namun, apa pun hasilnya, ini merupakan bukti bahwa revolusi elektrifikasi tidak akan dapat dihentikan. Cepat atau lambat, seluruh mobil-mobil di muka bumi akan menjadi mobil listrik. Bukti penunjang ke arah tersebut dapat kita lihat di Paris Motor Show akhir September silam. Setidaknya, ada dua grup besar mengumumkan inisiatif elektrifikasinya. Mercedes menampilkan Generation EQ, sementara Volkswagen dengan konsep ID. Keduanya menghadirkan klaim jarak tempuh 400 – 500 km, alias tidak jauh dengan rata-rata city car ada saat ini.
Kemajuan dalam teknologi baterai dan harga jual merupakan faktor utama pendorong revolusi elektrifikasi. Salah satu isu utama bahwa mobil listrik hanya mampu menempuh jarak pendek sehingga bikin deg-degan saat dipakai harihari (pernah kami alami beberapa tahun silam) telah diatasi. Masalah tinggal harga jual, masih agak mahal. Penjualan mobil listrik terus meroket. Di Eropa, diprediksi sebanyak 200 ribu mobil listrik akan terjual sepanjang 2016. Di China, total proyeksi penjualan akan mencapai 450 ribu dengan persentase 1,5 % dari total pasar. Patut dicatat angka ini termasuk kategori plug-n hybrid. Kapan Indonesia?