Tampilkan di aplikasi

Buku Bitread hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Etos Bisnis Kaum Santri

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesantren dan Ikhtiar Pembibitan Pengusaha Santri

1 Pembaca
Rp 77.000 50%
Rp 38.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 115.500 13%
Rp 33.367 /orang
Rp 100.100

5 Pembaca
Rp 192.500 20%
Rp 30.800 /orang
Rp 154.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Islam adalah agama yang sangat mementingkan kerja atau amal. Islam tidak menghendaki bahkan membenci orang yang bermalas-malasan. Bahkan untuk menunjukan betapa pentingnya bekerja dan beramal, al-Qur’an seringkali menggabungkan kata iman dengan kata amal. Secara tegas memberikan sebuah pemahaman yang mendorong manusia, khususnya umat islam, untuk mengembangkan etos kerja yang bersumber pada firman Allahndi dalam Al-Qur’an.

Pesantren dengan berbagai potensi strategis yang dimilikinya, layak untuk menjadi lokomotif ekonomi syariah. Di sisi lain, kemajuan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sangat memerlukan peran pesantren. Sebenarnya, produk-produk ekonomi syariah adalah kekayaan pesantren yang digali dari fikih muamalah dalam kitab kuning yang menjadi ciri khas pesantren. OLeh karena itu, para santri seyogianya lebih memahami ekonomi syariah karena terlalu akrab dengan keilmuan syariah.

Etos Bisnis Kaum Santri akan mengupas beragam hal terkait kemandirian ekonomi para santri dan pesantren, termasuk berbagai dukungan dan hambatan yang mereka hadapi. Buku ini diharapkan dapat membuka wawasan dan menambah khazanah literasi, khususnya terkait santri dan pesantren.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Ahmad Fauzi Mei

Penerbit: Bitread
ISBN: 9786232245181
Terbit: Oktober 2020 , 192 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Islam adalah agama yang sangat mementingkan kerja atau amal. Islam tidak menghendaki bahkan membenci orang yang bermalas-malasan. Bahkan untuk menunjukan betapa pentingnya bekerja dan beramal, al-Qur’an seringkali menggabungkan kata iman dengan kata amal. Secara tegas memberikan sebuah pemahaman yang mendorong manusia, khususnya umat islam, untuk mengembangkan etos kerja yang bersumber pada firman Allahndi dalam Al-Qur’an.

Pesantren dengan berbagai potensi strategis yang dimilikinya, layak untuk menjadi lokomotif ekonomi syariah. Di sisi lain, kemajuan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sangat memerlukan peran pesantren. Sebenarnya, produk-produk ekonomi syariah adalah kekayaan pesantren yang digali dari fikih muamalah dalam kitab kuning yang menjadi ciri khas pesantren. OLeh karena itu, para santri seyogianya lebih memahami ekonomi syariah karena terlalu akrab dengan keilmuan syariah.

Etos Bisnis Kaum Santri akan mengupas beragam hal terkait kemandirian ekonomi para santri dan pesantren, termasuk berbagai dukungan dan hambatan yang mereka hadapi. Buku ini diharapkan dapat membuka wawasan dan menambah khazanah literasi, khususnya terkait santri dan pesantren.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Islam adalah agama yang sangat mementingkan kerja atau amal. Agama Islam tidak menghendaki bahkan membenci orang yang bermalas-malasan. Bahkan untuk menunjukkan betapa pentingnya bekerja dan beramal itu, dalam al-Qur’an seringkali menggabungkan kata iman dengan kata amal.

Secara tegas memberikan sebuah pemahaman yang mendorong manusia khususnya umat Islam untuk mengembangkan etos kerja yang bersumber pada firman Allah di dalam Al-Qur’an Surat al-Ra’d ayat 11, “Sesungguhnya Allah Swt. tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Hal ini dapat digarisbawahi bahwa keadaan tersebut dapat diubah denngan adanya motivasi, tekad, dan usaha dari mereka sendiri.

Namun, dalam masyarakat kita, arti etos kerja atau etos bisnis ini belum sepenuhnya membudaya. Artinya, budaya kerja dari sebagian masyarakat belum sesuai dengan kehidupan modern saat ini. Tentunya ini tidak bisa dihubungkan dengan budaya Islam karena budaya Islam menghendaki orang bekerja keras. Islam mengajarkan pemeluknya agar berwirausaha.

Mulai memasuki era reformasi dan semangat desentralisasi, pesantren membangun keinginan kuat secara serius melakukan pengembangan peran atau reposisi perannya dalam mengantisipasi segala perubahan sosial yang terjadi. Jika dahulu pesantren dikenal sebagai lembaga isalatif atau lembaga sebatas pendidikan keulamaan, ke depannya pesantren perlu mengembangkan paradigma sebagai institusi pengembangan masyarakat atau tegasnya sebagai pusat pengembangan masyarakat.

Klaim pesantren sebagai pusat pengembangan masyarakat bukanlah sikap yang latah dan mengada-ada. Alasannya, pesantren selama ini terbukti mempunyai peran yang cukup menyejarah dalam dunia pendidikan. Selain itu, pesantren mempunyai elastisitas yang tinggi sehingga pesantren dapat survive dalam berbagai bentuk masyarakat. Tidak dapat dimungkiri bahwa pesantren mempunyai peran yang vital dalam menjaga nilai-nilai moral masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi santri, pesantren perlu dipetakan dalam kategori-kategori yang lebih tegas, sejauh mana pesantren menargetkan output santri. Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tak diragukan lagi. Pesantren telah memberikan konstribusi yang besar bagi pergumulan pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas jauh sebelum berdirinya sekolah.

Pesantren dengan berbagai potensi strategis yang dimilikinya, layak untuk menjadi lokomotif ekonomi syariah. Di sisi lain, kemajuan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sangat memerlukan peran pesantren. Hal ini karena sampai saat ini pesantren masih menjadi institusi pendidikan Islam yang paling besar dan berpengaruh serta menjadi pusat pengkaderan ulama dan da’i yang legitimated di masyarakat.

Apalagi sebenarnya produk-produk ekonomi syariah adalah kekayaan pesantren, yang digali dari fikih muamalah dalam kitab kuning yang menjadi ciri khas pesantren. Seharusnya, para santri lebih memahami ekonomi syariah daripada yang lain karena mereka sehari-hari bergelut dengan keilmuan syariah.

Pesantren kian menarik dikaji dan diteliti. Kemandirian, kemampuan mengelola ekonomi, dan wirausaha menjadi catatan tersendiri. Perkembangan pesantren cukup menggembirakan.

Pengembangan ekonomi masyarakat pesantren mempunyai andil besar dalam menggalakkan wirausaha di Indonesia. Di lingkungan pesantren para santri dididik untuk menjadi manusia yang bersikap mandiri dan berjiwa wirausaha. Salah satu wadah bagi para santri belajar dan menginisiasi bisnis adalah melalui Himma Pengusaha Santri Indonesia.

HIPSI berusaha dan bekerja secara independen tanpa menggantungkan nasib pada orang lain atau lembaga pemerintah swasta. Secara kelembagaan, HIPSI telah memberikan teladan, contoh riil dengan mengaktualisasikan semangat kemandirian melalui usaha-usaha yang konkret dengan didirikannya beberapa unit usaha ekonomi mandiri santri dan alumni pesantren.

Perubahan dan pengembangan HIPSI terus dilakukan, termasuk dalam menerapkan manajemen yang profesional dan aplikatif dalam pengembangannya. Karena istilah manajemen telah membaur ke seluruh sektor kehidupan manusia. Di antara pengembangan yang harus dilakukan HIPSI adalah, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan komunikasi dengan jejaring pesantren se-Indonesia, pengembangan ekonomi santri, alumni, dan pesantren, serta pengembangan teknologi informasi yang mampu menopang dakwah bil hal HIPSI.

Penulis

Ahmad Fauzi Mei - Lahir di Mojokerto. Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), konsentrasi Ekonomi Syariah, 2015. Kemudian 2019 melanjutkan studi doktoral Ekonomi Syariah di kampus yang sama.

Sejak awal tahun 2016, ia diangkat sebagai dosen tetap Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Jember. Selain aktif sebagai dosen, ia juga praktisi di bidang Pasar Modal Syariah dan aktif menjadi pembicara di berbagai seminar, forum investor dan produktif menghasilkan berbagai karya tulis, baik terpublikasi dalam bentuk buku, jurnal, maupun media massa.

Sejak tahun 2007, ia telah menerbitkan sejumlah buku, di antaranya; Sufi Juga Manusia (2007), Perempuan vis a vis Tafsir Kebahagiaan (2007), Melampaui Demokrasi (2008), Rahasia Mempercepat Kepastian Sukses (2012), dan Spiritual Korporasi (2013). Saat ini sedang mempersiapkan buku-buku tentang investasi dan literasi Pasar Modal Syariah, sebagai konsentrasi keilmuannya. Penulis sangat terbuka untuk terlibat dalam diskusi, bedah buku dan seminar.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Senarai Isi
1. Semangat Dagang Bumiputra
     A. Pendahuluan
     B. Islam Agama Pemberdayaan
     C. Kewirausahaan dalam PandanganIslam
     D. Agama dan Perilaku Ekonomi
     E. Sekilas Sarekat Dagang Islam
     F. Sekilas Nahdlatut Tujjar
2. Pesantren dan Kemandirian Ekonomi
     A. Masyarakat Pesantren
     B. Karakteristik Pesantren
     C. Tipologi Pesantren
     E. Konsep Pemberdayaan
     F. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
     G. Kemandirian Ekonomi
     H. Pemberdayaan dan Kemandirian EkonomiPesantren
3. Etos Bisnis Kaum Santri
     A. Pendidikan Kewirausahaan
     B. Kewirausahaan Sosial
     C. Memperkuat Ekonomi KaumBersarung
     D. Menumbuhkan Jiwa WirausahaSantri
     E. Ikhtiar Pembibitan PengusahaSantri
     F. Himma Pengusaha Santri Indonesia(HIPSI)
     G. Model Pemberdayaan EkonomiHIPSI
     H. Implementasi ProgramPemberdayaan HIPSI
     I. Dukungan dan Hambatan
Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran
Tentang Penulis
Tentang Bitread
Sampul Belakang