Tampilkan di aplikasi

Buku Bitread hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Konvergensi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren

1 Pembaca
Rp 90.000 50%
Rp 45.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 135.000 13%
Rp 39.000 /orang
Rp 117.000

5 Pembaca
Rp 225.000 20%
Rp 36.000 /orang
Rp 180.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Konvergensi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren Madrasah berbasis pesantren merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang dikelola dan berada di bawah naungan pesantren. Meski menganut pemahaman agama yang konservatif, keberadaan pesantren selalu dinamis. Dinamisasi tersebut termasuk fleksibilitas madrasah dalam menyerap kepentingan pemerintah melalui standardisasi kurikulum madrasah dengan memasukkan muatan disiplin ilmu umum yang sebelumnya tidak diajarkan, baik di pesantren maupun madrasah. Konvergensi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren Pada dasarnya, adanya konvergensi kurikulum dan pembelajaran di madrasah berbasis pesantren menggiring sistem pendidikan di sana agar tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga memusatkan pada pembentukan karakter sesuai dengan tuntutan globalisasi. Dengan demikian, para santrinya tidak hanya dibekali ilmu agama, tetapi juga ilmu dan keterampilan umum, tanpa melupakan kearifan lokal yang ada sebagai kekhasan pada masing-masing pesantren. Hal menarik itulah yang akan dikupas tuntas dalam buku Kovergensi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: IMRON FAUZI

Penerbit: Bitread
ISBN: 9786232243798
Terbit: Oktober 2020 , 252 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Konvergensi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren Madrasah berbasis pesantren merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang dikelola dan berada di bawah naungan pesantren. Meski menganut pemahaman agama yang konservatif, keberadaan pesantren selalu dinamis. Dinamisasi tersebut termasuk fleksibilitas madrasah dalam menyerap kepentingan pemerintah melalui standardisasi kurikulum madrasah dengan memasukkan muatan disiplin ilmu umum yang sebelumnya tidak diajarkan, baik di pesantren maupun madrasah. Konvergensi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren Pada dasarnya, adanya konvergensi kurikulum dan pembelajaran di madrasah berbasis pesantren menggiring sistem pendidikan di sana agar tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga memusatkan pada pembentukan karakter sesuai dengan tuntutan globalisasi. Dengan demikian, para santrinya tidak hanya dibekali ilmu agama, tetapi juga ilmu dan keterampilan umum, tanpa melupakan kearifan lokal yang ada sebagai kekhasan pada masing-masing pesantren. Hal menarik itulah yang akan dikupas tuntas dalam buku Kovergensi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar penulis
Alhamdulillah, segenap puji hanya milik Allah Swt. semata, tempat kami memuji, memohon pertolongan, dan memohon ampun. Dan kami berlindung dari kejahatan diri kami dan kesalahan amal-amal kami. Barang siapa yang ditunjuki oleh-Nya maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan-Nya maka tidak ada yang dapat menunjukinya. Salawat serta salam juga semoga selalu tercurah limpahkan kepada panutan kita, Nabi Muhammad saw.

Salah satu komponen penting pada lembaga pendidikan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan isi dan proses pembelajaran, tolok-ukur keberhasilan pendidikan adalah kurikulum.

Selama ini memang pesantren kurang diberi kesempatan terlibat dalam pengembangan kurikulum nasional yang ditetapkan oleh pemerintah, karena kurikulum, sistem, dan manajemennya dianggap berbeda dengan sekolah pada umumnya, sehingga mereka mengembangkan kurikulumnya sendiri serta mengadopsi komponen yang dianggap relevan dengan kebutuhan.

Madrasah berbasis pesantren merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang dikelola dan di bawah naungan pesantren, sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia, karena sifatnya menganut pemahaman agama yang konservatif, tetapi keberadaan pesantren selalu dinamis di tengah pergulatan global, membuat banyak orang tertarik untuk mengkaji pesantren dan madrasah. Dinamisasi tersebut termasuk dengan fleksibilitas madrasah dalam menyerap kepentingan pemerintah melalui standarisasi kurikulum madrasah dengan sekolah umum dengan memasukkan muatan disiplin ilmu umum yang sebelumnya tidak diajarkan baik di pesantren maupun madrasah.

Oleh karena itu, dengan adanya konvergensi kurikulum dan pembelajaran di madrasah berbasis pesantren menjadikan sistem pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga memusatkan pada pembentukan karakter sesuai dengan tuntutanPENGANTAR PENULIS | v globalisasi. Model pendidikan integratif antara madrasah dan pesantren membuat semua kegiatan peserta didik sejak mereka bangun tidur hingga tidur lagi dikontrol oleh pengelola. Kurikulum madrasah di pesantren Nurul Islam 1 Jember dan pesantren Al-Qodiri 1 Jember dapat dijadikan contoh perpaduan antara kurikulum lokal dan kurikulum nasional. Para elite di kedua pesantren tersebut menginginkan para santrinya tidak hanya dibekali ilmu agama saja, namun juga ilmu dan keterampilan umum, serta tidak melupakan kearifan lokal yang ada sebagai kekhasan pada masingmasing pesantren.

Atas dasar itu, disusunlah buku Kovergensi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren, yang terdiri atas 7 bab utama yang akan menguraikan berbagai hal yang terdiri atas: Pendahuluan; Konsep Konvergensi Kurikulum Madrasah Berbasis Pesantren; Dialektika Elite Pesantren dalam Konvergensi Kurikulum Madrasah Berbasis Pesantren; Konvergensi Perencanaan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren; Konvergensi Pelaksanaan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren; Konvergensi Pengendalian Mutu Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren; dan Penutup.

Lahirnya buku ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Ucapan terima kasih yang sedalam-sedalamnya penulis haturkan kepada: Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI yang telah menyelenggarakan Program 5.000 Kemenag; Bitread Publishing yang telah memfasilitasi penerbitan buku ini; Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M., selaku Rektor IAIN Jember; Dr. Hj. Mukniā€™ah, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember; serta jajaran pimpinan di IAIN Jember lainnya. Selain itu, rekan-rekan dosen IAIN Jember yang telah banyak memberikan kritik dan saran dalam penyusunan buku ini, diantaranya Khoirul Umam, M.Pd.; Hartono, M.Pd.; Abdur Rosid, M.Pd.; Makhrus, MA; dan Ubaidillah, M.Pd.I.

Apa yang tertuang dan terkandung dalam buku ini tidak akan lepas dari kelemahan dan kekurangan, karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca yang budiman.


Jember, 16 Oktober 2020
Penulis

Daftar Isi

Cover
Hak Cipta
Persembahan
Pengantar penulis
Pengantar Rektor IAIN Jember
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Konsep konvergensi kurikulum di madrasah berbasis pesantren
     A. Pengertian Konvergensi Kurikulum Madrasah Berbasis
     B. Bentuk Konvergensi Kurikulum Madrasah Berbasis Pesantren
     C. Pengembangan Kurikulum Madrasah Berbasis Pesantren
Bab III Dialektika elite pesantren dalam konvergensi kurikulum madrasah berbasis pesantren
     A. Konsep Dialektika Elite Pesantren
     B. Bentuk Dialektika Elite Pesantren dalam Konvergensi Kurikulum Madrasah Berbasis Pesantren
     C. Faktor Penghambat Dialektika Elite Pesantren dalam Konvergensi Kurikulum Madrasah Berbasis Pesantren
     D. Alternatif Solusi Mengatasi Hambatan Dialektika Elite Pesantren dalam Konvergensi Kurikulum Madrasah Berbasis Pesantren
Bab IV Konvergensi perencanaan pembelajaran di madrasah berbasis pesantren
     A. Konsep Perencanaan Pembelajaran
     B. Konvergensi Perencanaan Pembelajaran Madrasah di Pesantren Nurul Islam 1 Jember dan Al-Qodiri 1 Jember
     C. Pembahasan Temuan
Bab V Konvergensi pelaksanaan pembelajaran di madrasah berbasis pesantren
     A. Konsep Kepemimpinan Pembelajaran
     B. Konvergensi Pelaksanaan Pembelajaran Madrasah di Pesantren Nurul Islam 1 Jember dan Al-Qodiri 1 Jember
     C. Pembahasan Temuan
Bab VI Konvergensi pengendalian mutu pembelajaran di madrasah berbasis pesantren
     A. Konsep Pengendalian Mutu Pendidikan
     B. Konvergensi Pengendalian Mutu Pembelajaran Madrasah di Pesantren Nurul Islam 1 Jember dan Pesantren Al-Qodiri 1 Jember
     C. Pembahasan Temuan
Bab VII Penutup
Daftar pustaka
Tentang penulis
Tentang Bitread
Cover Belakang

Kutipan

Konsep Dialektika Elite Pesantren
Penelitian ini berada pada level jaringan hubungan yang saling berhubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti dan selalu berubah-ubah, di dalamnya terdapat interaksi antara individu-individu yang lebih lanjut akan diteliti dengan menggunakan teori pada level komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal. Teori Dialektika Relasional merupakan salah satu teori komunikasi yang berada pada level komunikasi antar pribadi dan kelompok serta membahas mengenai pengembangan hubungan.

Teori ini dikembangkan oleh Leslie Baxter dan Barbara Montgomery. Menurut teori ini, hidup berhubungan dicirikan oleh keteganganketegangan yang berkelanjutan antara impuls-impuls yang kontradiktif.

Asumsi dasar teori Dialektika Relasional dikemukakan oleh Leslie Baxter ini bahwa ketika kita berhubungan dengan orang lain pasti ada ketegangan-ketegangan atau konflik antar individu. Konflik tersebut terjadi ketika seseorang mencoba memaksakan keinginannya satu terhadap yang lain atau disebut dengan hubungan mengalami kontradiksi dialektis. Kemudian, asumsi dasar tersebut dikembangkan lagi, yakni sebagai berikut.

a) Hubungan tidak bersifat linear. Asumsi ini menyatakan bahwa sebuah hubungan terdiri atas keinginan-keinginan yang sifatnya kontradiktif sehingga sangat sulit untuk dapat mengatakan bahwa sebuah hubungan bersifat linear.

b) Hidup berhubungan ditandai dengan adanya perubahan. Sebuah hubungan menurut asumsi ini selalu bergerak, baik itu mengalami kemunduran maupun kemajuan. Apa yang dialami oleh kedua orang yang saling berhubungan pada tahun yang lalu akan berbeda dengan hubungan yang mereka alami pada tahun ini, hal ini menunjukkan bahwa sebuah hubungan mengalami perubahan.

c) Kontradiksi merupakan fakta fundamental dalam hidup berhubungan. Dalam berhubungan, kontradiksi merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan akan selalu ada dan akan menciptakan ketegangan antara keduanya. Ketegangan ini membuat hubungan membutuhkan komunikasi agar ketegangan dapat dikelola dengan baik dalam suatu hubungan.

d) Komunikasi sangat penting dalam mengelola dan menegosiasikan kontradiksi-kontradiksi dalam hubungan. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kontradiksi dan ketegangan akan selalu ada dalam suatu hubungan. Kontradiksi dan ketegangan tidak selalu membawa dampak yang negatif dalam suatu hubungan hanya saja perlu dibarengi dengan berlangsungnya komunikasi yang baik agar dapat mengelola kontradiksi dan ketegangan tersebut menjadi positif bagi hubungan.

Beberapa asumsi inilah merupakan asumsi yang mendukung penelitian ini karena berkaitan dengan komunikasi yang diterapkan antara elite pesantren dan pemerintah dalam pengembangan kurikulum lokal madrasah di bawah naungan pesantren, sebagai upaya meredakan konflik antara dua pihak yang terlibat karena komunikasi dianggap mampu untuk mengelola dan menegosiasikan kontradiksi yang terjadi.