Ikhtisar
Kronik Agama Langit dan Peradaban: Dialektika Islam dan Ahlul Kitab dalam Kontestasi Sejarah mengulas sejarah perjalanan agama samawi: Islam, Nasrani, dan Yahudi, mulai dari masa Pra-aksial hingga menjelang milenium kedua. Dalam buku ini, diulas secara tuntas hubungan ketiga agama tersebut dan peran ketiga agama terhadap peradaban dunia. Inilah referensi wajib bagi siapa pun yang ingin lebih mengenal sejarah dan dinamika agama-agama langit.
Pendahuluan / Prolog
Kata pengantar
Segala puji bagi Allah yang telah menguasai semesta alam. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad dan keluarga serta semua pengikutnya, juga kepada semua rasul dan nabi yang telah menyampaikan dan menjalankan risalah-Nya.
Alhamdulillah atas izin Allah, buku yang berjudul Kronik Agama Langit: Dialektika Agama Islam dengan Ahlu Kitab dalam Kontestasi Sejarah telah terselesaikan. Sekiranya tidak berlebihan, penulis hanya mengharap rida Allah dan semoga tulisan ini bermanfaat.
Dalam penyelesaian buku ini, banyak pihak dan kolega yang telah memberikan kontribusi, kritik, dan saranya. Terima kasih kepada Prof. Dr. Burhanuddin Daya, Prof. Dr. Jam’annuri, Dr. Alim Ruswantoro, Dr. Hamim Ilyas, dan rekan di kelas Studi Agama dan Resolusi Konflik.
Terima kasih pula kepada Kementerian Agama RI, sebagai penyelenggara Program Penerbitan 5000 Buku, yang telah memberikan kesempatan sehingga naskah ini dapat terpublikasikan. Terima kasih pula kepada Bitread, khususnya Mas Lutfi dan Mas Wahyu yang telah membolak-balikkan naskah. ada dasarnya, buku ini cocok menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa dan masyarakat yang hidup di lingkungan multikultural.
Buku ini mengulas sejarah perjalanan agama samawi mulai dari era Pra-aksial (3100-900 SM) hingga menjelang millenium kedua. Namun penulis menyadari bahwa banyak peristiwa perting yang tertinggal dan tak tertuliskan dalam buku ini. Dengan kerendahan hati yang paling dalam, penulis memohon maaf sebesarnya apabila terdapat tulisan yang terkesan memprovokasi sehingga melukai dan mengecewakan saudaraku dalam konteks agama Ibrahimiyah—baik sengaja maupun tidak. Sekiranya ini yang dapat penulis tulis dan tak terhentinya penulis memohon pertolongan dan perlindungan Allah Swt.
Penulis,
Sumarjoko
Daftar Isi
Cover Depan
Lembar Hak Cipta
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I
Bab II Awal sebuah tradisi
Lahirnya Peradaban Semitik
Nabi Musa dan Agama Yahudi
Misi Profetik dan Eksodus
Pasca-Eksodus
Agama Yahudi dan Bani Israel
Judaisme sebagai Bangsa yang Terpilih
Perjanjian Tuhan dengan Bani Israel
Ajaran Musa terhadap Yahudi Israel
Akhir Misi Profetik Musa
Bani Israel Migrasi ke Palestina
Peranan Hakim-Hakim Israel
Berdirinya Kerajaan Israel dan Era Keemasan Judaisme
Para Raja dan Kritikus Nabi Israel
Runtuhnya Kerajaan Samaria
Reformasi Kerajaan Yahudi Era Josia
Runtuhya Kerajaan Judea
Masa Pembuangan di Babilonia
Judea dan Imperalisme Kerajaan Asing
Perpecahan Mazhab Yahudi
Era Pertumbuhan Mistik Yahudi
Bab III Peralihan tradisi
Lahirnya Al-Masih
Jemaah Nasrani Purba
Berdirinya Gereja Katolik Roma
Kodifikasi Kitab Talmud
Krisis Berkepanjangan
Konsili Nicea dan Kontruksi Trinitas
Pasca Konsili Nicea
Imperium Romawi dan Misionarime Gereja
Bab IV Dialektika tiga tradisi
Islam dan Tradisi Pewahyuan Lama
Sang Nabi yang Terjanji
Awal Masa Profetik
Isra’ dan Mi’raj dan Dialektika Tiga Tradisi
Menuju Peradaban Baru
Perang Menuju Perdamaian
Kota Suci Yang Terjanji
Masa Perdamaian
Penaklukan Judaisme Khaibar
Misi Yang Kudus
Ekspedisi Perbatasan Romawi
Terbukanya Tanah Haram
Ekpedisi muslim ke Wilayah Kristen Barat
Akhir Profetik Nabi Muhammad
Para pengganti Nabi Muhammad
Imperium Umayyah dan Ekspansi ke Eropa
Mperium muslim dan Eropa
Skisma dan Berdirinya gereja Ortodoks Timur
Perang Suci dalam Tiga Tradisi
Dunia Eropa dan Timur Pasca Perang Salib
Era Reformasi gereja
Lahirnya Gereja Protestan
Gerakan Pasca Reformasi gereja
Turki Usmani dan Peradaban Barat
Gereja dan Sinagoga Era Pencerahan
Judaisme dan Zionisme
Dialektiga Agama Ibrahimi Kontemporer
Bibliografi
Profil Penulis
Tentang Bitread
Cover Belakang
Kutipan
Lahirnya Peradaban Semitik
Realitas keagamaan yang ada saat ini merupakan gambaran kehidupan di masa silam, saat sesuatu terjadi dan telah mengalami peralihan bentuk menuju tahapan yang lebih sempurna. Sejalan dengan tema ini, kontestasi tentang keberadaan ras Semitik kuno yang hidup di Era Pra-Aksial, sekitar tahun 3000-900 SM9 telah meninggalkan nilai keagamaan, budaya, dan tradisi yang mempunyai peranan penting di belahan dunia Barat dan Timur. Beberapa referensi sejarah keagamaan telah menghubungkan mereka sebagai leluhur dua bangsa besar, Arab dan Israel.
Petunjuk yang ada dimulai setelah mencairnya gunung es Utara dan selatan benua Artika dan Antartika yang mengakibatkan banjir bandang pada zaman Nabi Nuh (dalam Biblikal disebut Enouh). Berdasarkan keterangan Biblikal, insiden banjir dan mencairnya gunung es diyakini telah menenggelamkan semua permukaan bumi, tetapi hal ini dibantah oleh para sejarawan modern. Insiden tersebut hanya wilayah tertentu saja. Penulis Biblikal merepresentasikan insiden banjir luar biasa itu hingga menutupi semua permukaan bumi.10 Banjir luar biasa yang terjadi sekitar 5000 SM ini merupakan bencana yang diperkirakan menghancurkan kehidupan di bumi. Beberapa makluk yang tersisa, termasuk keluarga Nabi Nuh dan orang-orang yang setia dengan ajarannya, serta beberapa pasang binatang mendapatkan penyelamatan melalui tradisi profetiknya. Mereka termuat dalam bahtera,11 dan mendarat di bukit Judiy12 (Armenia), berbatasan dengan Mesopotamia (Irak).
Sulit didapatkannya bukti sejarah terkait insiden ini barangkali disebabkan oleh waktu kejadian yang telah berlalu lama atau terkubur dalam lapisan bumi hingga bergeser pada permukaan yang lebih jauh dari tempatnya semula. Para sejarawan Arab kuno menyebut suku ini sebagai Arab Baidah (Arab Purba), tetapi mereka tidak menentukan tahun kejadian secara autentik. Sebagaimana dalam Biblikal, al-Qur’an juga mengisahkan hal yang sama. Kitab suci muslim ini merepresentasikan seperti dalam kutipan doa Nabi Nuh, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang yang ingkar itu tinggal di atas bumi.”13 Meski demikian, para musafir muslim menganggap insiden ini sebagai petunjuk keimanan (guidence) dan peringatan (tanbih), mereka tidak menganggap penting bencana lokal atau tidaknya. Berbeda dengan para ahli geografi atau ahli artefak yang harus menyusun penyelidikannya menurut kaidah ilmiah.
Dalam kontestasi sejarah, peninggalan umat tersebut tertulis dalam kitab kuno, yaitu Taurat-Kitab Kejadian14 (Genesis). Namun, kitab yang ditulis pada tahun 900-200 SM ini diingkari oleh beberapa sejarawan karena dianggap terlalu jauh dengan masa generasi Ibrahim yang hidup sekitar tahun 2000 SM. Meskipun demikian, ini menjadi sumber informasi yang penting dalam tradisi agama Ibrahimi di samping al-Qur’an yang datang menguatkannya.