Tampilkan di aplikasi

Buku Bitread hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kronik Agama Langit dan Peradaban

Dialektika Agama Islam dan Ahlul Kitab dalam Kontestasi Sejarah

1 Pembaca
Rp 120.000 50%
Rp 60.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 180.000 13%
Rp 52.000 /orang
Rp 156.000

5 Pembaca
Rp 300.000 20%
Rp 48.000 /orang
Rp 240.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Kronik Agama Langit dan Peradaban: Dialektika Islam dan Ahlul Kitab dalam Kontestasi Sejarah mengulas sejarah perjalanan agama samawi: Islam, Nasrani, dan Yahudi, mulai dari masa Pra-aksial hingga menjelang milenium kedua. Dalam buku ini, diulas secara tuntas hubungan ketiga agama tersebut dan peran ketiga agama terhadap peradaban dunia. Inilah referensi wajib bagi siapa pun yang ingin lebih mengenal sejarah dan dinamika agama-agama langit.























































Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Sumarjoko, S.H.I., M.S.I.

Penerbit: Bitread
ISBN: 9786232244382
Terbit: Oktober 2020 , 428 Halaman










Ikhtisar

Kronik Agama Langit dan Peradaban: Dialektika Islam dan Ahlul Kitab dalam Kontestasi Sejarah mengulas sejarah perjalanan agama samawi: Islam, Nasrani, dan Yahudi, mulai dari masa Pra-aksial hingga menjelang milenium kedua. Dalam buku ini, diulas secara tuntas hubungan ketiga agama tersebut dan peran ketiga agama terhadap peradaban dunia. Inilah referensi wajib bagi siapa pun yang ingin lebih mengenal sejarah dan dinamika agama-agama langit.























































Pendahuluan / Prolog

Kata pengantar
Segala puji bagi Allah yang telah menguasai semesta alam. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad dan keluarga serta semua pengikutnya, juga kepada semua rasul dan nabi yang telah menyampaikan dan menjalankan risalah-Nya.

Alhamdulillah atas izin Allah, buku yang berjudul Kronik Agama Langit: Dialektika Agama Islam dengan Ahlu Kitab dalam Kontestasi Sejarah telah terselesaikan. Sekiranya tidak berlebihan, penulis hanya mengharap rida Allah dan semoga tulisan ini bermanfaat.

Dalam penyelesaian buku ini, banyak pihak dan kolega yang telah memberikan kontribusi, kritik, dan saranya. Terima kasih kepada Prof. Dr. Burhanuddin Daya, Prof. Dr. Jam’annuri, Dr. Alim Ruswantoro, Dr. Hamim Ilyas, dan rekan di kelas Studi Agama dan Resolusi Konflik.

Terima kasih pula kepada Kementerian Agama RI, sebagai penyelenggara Program Penerbitan 5000 Buku, yang telah memberikan kesempatan sehingga naskah ini dapat terpublikasikan. Terima kasih pula kepada Bitread, khususnya Mas Lutfi dan Mas Wahyu yang telah membolak-balikkan naskah. ada dasarnya, buku ini cocok menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa dan masyarakat yang hidup di lingkungan multikultural.

Buku ini mengulas sejarah perjalanan agama samawi mulai dari era Pra-aksial (3100-900 SM) hingga menjelang millenium kedua. Namun penulis menyadari bahwa banyak peristiwa perting yang tertinggal dan tak tertuliskan dalam buku ini. Dengan kerendahan hati yang paling dalam, penulis memohon maaf sebesarnya apabila terdapat tulisan yang terkesan memprovokasi sehingga melukai dan mengecewakan saudaraku dalam konteks agama Ibrahimiyah—baik sengaja maupun tidak. Sekiranya ini yang dapat penulis tulis dan tak terhentinya penulis memohon pertolongan dan perlindungan Allah Swt.

Penulis,
Sumarjoko

Daftar Isi

Cover Depan
Lembar Hak Cipta
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I
Bab II Awal sebuah tradisi
     Lahirnya Peradaban Semitik
     Nabi Musa dan Agama Yahudi
     Misi Profetik dan Eksodus
     Pasca-Eksodus
     Agama Yahudi dan Bani Israel
     Judaisme sebagai Bangsa yang Terpilih
     Perjanjian Tuhan dengan Bani Israel
     Ajaran Musa terhadap Yahudi Israel
     Akhir Misi Profetik Musa
     Bani Israel Migrasi ke Palestina
     Peranan Hakim-Hakim Israel
     Berdirinya Kerajaan Israel dan Era Keemasan Judaisme
     Para Raja dan Kritikus Nabi Israel
     Runtuhnya Kerajaan Samaria
     Reformasi Kerajaan Yahudi Era Josia
     Runtuhya Kerajaan Judea
     Masa Pembuangan di Babilonia
     Judea dan Imperalisme Kerajaan Asing
     Perpecahan Mazhab Yahudi
     Era Pertumbuhan Mistik Yahudi
Bab III Peralihan tradisi
     Lahirnya Al-Masih
     Jemaah Nasrani Purba
     Berdirinya Gereja Katolik Roma
     Kodifikasi Kitab Talmud
     Krisis Berkepanjangan
     Konsili Nicea dan Kontruksi Trinitas
     Pasca Konsili Nicea
     Imperium Romawi dan Misionarime Gereja
Bab IV Dialektika tiga tradisi
     Islam dan Tradisi Pewahyuan Lama
     Sang Nabi yang Terjanji
     Awal Masa Profetik
     Isra’ dan Mi’raj dan Dialektika Tiga Tradisi
     Menuju Peradaban Baru
     Perang Menuju Perdamaian
     Kota Suci Yang Terjanji
     Masa Perdamaian
     Penaklukan Judaisme Khaibar
     Misi Yang Kudus
     Ekspedisi Perbatasan Romawi
     Terbukanya Tanah Haram
     Ekpedisi muslim ke Wilayah Kristen Barat
     Akhir Profetik Nabi Muhammad
     Para pengganti Nabi Muhammad
     Imperium Umayyah dan Ekspansi ke Eropa
     Mperium muslim dan Eropa
     Skisma dan Berdirinya gereja Ortodoks Timur
     Perang Suci dalam Tiga Tradisi
     Dunia Eropa dan Timur Pasca Perang Salib
     Era Reformasi gereja
     Lahirnya Gereja Protestan
     Gerakan Pasca Reformasi gereja
     Turki Usmani dan Peradaban Barat
     Gereja dan Sinagoga Era Pencerahan
     Judaisme dan Zionisme
     Dialektiga Agama Ibrahimi Kontemporer
Bibliografi
Profil Penulis
Tentang Bitread
Cover Belakang

Kutipan

Lahirnya Peradaban Semitik
Realitas keagamaan yang ada saat ini merupakan gambaran kehidupan di masa silam, saat sesuatu terjadi dan telah mengalami peralihan bentuk menuju tahapan yang lebih sempurna. Sejalan dengan tema ini, kontestasi tentang keberadaan ras Semitik kuno yang hidup di Era Pra-Aksial, sekitar tahun 3000-900 SM9 telah meninggalkan nilai keagamaan, budaya, dan tradisi yang mempunyai peranan penting di belahan dunia Barat dan Timur. Beberapa referensi sejarah keagamaan telah menghubungkan mereka sebagai leluhur dua bangsa besar, Arab dan Israel.

Petunjuk yang ada dimulai setelah mencairnya gunung es Utara dan selatan benua Artika dan Antartika yang mengakibatkan banjir bandang pada zaman Nabi Nuh (dalam Biblikal disebut Enouh). Berdasarkan keterangan Biblikal, insiden banjir dan mencairnya gunung es diyakini telah menenggelamkan semua permukaan bumi, tetapi hal ini dibantah oleh para sejarawan modern. Insiden tersebut hanya wilayah tertentu saja. Penulis Biblikal merepresentasikan insiden banjir luar biasa itu hingga menutupi semua permukaan bumi.10 Banjir luar biasa yang terjadi sekitar 5000 SM ini merupakan bencana yang diperkirakan menghancurkan kehidupan di bumi. Beberapa makluk yang tersisa, termasuk keluarga Nabi Nuh dan orang-orang yang setia dengan ajarannya, serta beberapa pasang binatang mendapatkan penyelamatan melalui tradisi profetiknya. Mereka termuat dalam bahtera,11 dan mendarat di bukit Judiy12 (Armenia), berbatasan dengan Mesopotamia (Irak).

Sulit didapatkannya bukti sejarah terkait insiden ini barangkali disebabkan oleh waktu kejadian yang telah berlalu lama atau terkubur dalam lapisan bumi hingga bergeser pada permukaan yang lebih jauh dari tempatnya semula. Para sejarawan Arab kuno menyebut suku ini sebagai Arab Baidah (Arab Purba), tetapi mereka tidak menentukan tahun kejadian secara autentik. Sebagaimana dalam Biblikal, al-Qur’an juga mengisahkan hal yang sama. Kitab suci muslim ini merepresentasikan seperti dalam kutipan doa Nabi Nuh, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang yang ingkar itu tinggal di atas bumi.”13 Meski demikian, para musafir muslim menganggap insiden ini sebagai petunjuk keimanan (guidence) dan peringatan (tanbih), mereka tidak menganggap penting bencana lokal atau tidaknya. Berbeda dengan para ahli geografi atau ahli artefak yang harus menyusun penyelidikannya menurut kaidah ilmiah.

Dalam kontestasi sejarah, peninggalan umat tersebut tertulis dalam kitab kuno, yaitu Taurat-Kitab Kejadian14 (Genesis). Namun, kitab yang ditulis pada tahun 900-200 SM ini diingkari oleh beberapa sejarawan karena dianggap terlalu jauh dengan masa generasi Ibrahim yang hidup sekitar tahun 2000 SM. Meskipun demikian, ini menjadi sumber informasi yang penting dalam tradisi agama Ibrahimi di samping al-Qur’an yang datang menguatkannya.