Tampilkan di aplikasi

Buku Dharmapena Citra Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Himda Muhammad Dalam Konflik Agama dan Bangsa

1 Pembaca
Rp 1.410.000 75%
Rp 352.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 1.057.500 13%
Rp 305.500 /orang
Rp 916.500

5 Pembaca
Rp 1.762.500 20%
Rp 282.000 /orang
Rp 1.410.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku yang ditulis Agus Mualif Rohadi ini mencoba mengisahkan tentang sejarah perkembangan agama monoteis sejak cikal bakal pembawanya, yaitu Ibrahim yang ternyata bukan hanya membawa risalah ketuhanan, namun juga mendapatkan anugerah dari Tuhan bahwa keturunannya akan membentuk bangsa-bangsa besar yang menempati wilayah sepanjang rute dakwahnya. Dari bangsa keturunannya ini, kemudian agama monoteis seperti yang dikenal saat ini telah berkembang menjadi agama bagi mayoritas penduduk dunia. Kemunculan dan perkembangan agama monoteis ini beriringan dengan muncul dan tumbuhnya bangsa keturunan Ibrahim.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Agus Mualif Rohadi

Penerbit: Dharmapena Citra Media
ISBN: 9786027213746
Terbit: Februari 2017 , 725 Halaman










Ikhtisar

Buku yang ditulis Agus Mualif Rohadi ini mencoba mengisahkan tentang sejarah perkembangan agama monoteis sejak cikal bakal pembawanya, yaitu Ibrahim yang ternyata bukan hanya membawa risalah ketuhanan, namun juga mendapatkan anugerah dari Tuhan bahwa keturunannya akan membentuk bangsa-bangsa besar yang menempati wilayah sepanjang rute dakwahnya. Dari bangsa keturunannya ini, kemudian agama monoteis seperti yang dikenal saat ini telah berkembang menjadi agama bagi mayoritas penduduk dunia. Kemunculan dan perkembangan agama monoteis ini beriringan dengan muncul dan tumbuhnya bangsa keturunan Ibrahim.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Pada awalnya, bangsa Israel-kaum Yahudi adalah bangsa yang tumbuh dari kaum nomaden, selama ribuan tahun mengalami nasib yang sangat tragis. Komunitas awalnya tumbuh pertama kali di negerinya kaum paraoh kemudian terusir dan melalui perjalanan berliku-liku terkadang harus bertempur dengan penduduk desa yang dilalui rombongannya, dan kadang harus mencari jalan lain apabila ditolak oleh penduduk desa yang lebih kuat dari rombongannya sehingga membutuhkan waktu satu generasi baru dapat masuk ke tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka melalui leluhurnya yang menjadi bapak agama monoteis, kekasih Allah, yaitu Ibrahim.

Nenek moyangnya hanya membutuhkan waktu empat puluh hari untuk menempuh jarak yang menghubungkan Hebron dengan Memphis, namun bani Israel membutuhkan waktu empat puluh tahun agar dapat masuk ke Jericho, suatu perbedaan waktu yang melukiskan penderitaan yang luar biasa dalam perjalanan karena dihukum oleh Allah akibat kenakalannya sendiri.

Selama ratusan tahun mereka harus bertempur dengan berbagai suku di tanah Kanaan sebelum mereka dapat menguasai wilayah yang kemudian menjadi wilayah negaranya, yaitu wilayah Israel. Sebagian dari suku-sukunya melakukan perkawinan dengan bangsa-bangsa setempat, namun keturunannya tetap disebut sebagai bani Israel, hal ini menunjukkan kekuatan kebangsaannya yang mereka sebut sebagai bangsa terpilih.

Mereka adalah bangsa pertama yang menganut agama monoteis yang dianugerahi Tuhan dengan kitab Suci, dikhususkan untuk mereka disebut Taurat atau Torah. Mereka juga dianugerahi tanah yang subur untuk menopang kehidupan mereka.

Namun, semua itu tidak membuatnya sebagai bangsa yang taat dan bersyukur kepada Tuhannya, sering membangkang, protes dan murtad sehingga harus berkali-kali diturunkan orang salih bahkan nabi-nabi dari kaumnya sendiri untuk meluruskan jalannya.

Sedang di tempat yang lebih jauh dari wilayahnya, saudara nenek moyang dari Ibu yang berbeda mendapatkan tanah yang dijanjikan kepada Ibrahim, berupa tanah yang tandus berbatu batu dan dikelilingi padang pasir yang gersang, tidak ada penduduk satupun yang bisa diajak untuk berbagi mengatasi kesulitan alam, namun diterima dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur, tidak pernah protes, dengan setia menempatinya untuk diwariskan kepada anak cucunya, pada akhirnya juga menjadi sebuah bangsa yang besar, yaitu bangsa Arab.

Setelah ratusan tahun harus berperang untuk merebut tanah yang dijanjikan sebelumnya, telah dihuni suku bangsa lain, Bangsa Israelkaum Yahudi mampu membangun kota megah, yaitu Yerusalem yang kemudian dilengkapi tempat pemujaan kepada Tuhan, yaitu Haikal Sulaiman.

Namun, karena kenakalannya dan ketidaktaatannya pada Tuhan, Nabi dan agamanya sehingga akhirnya Tuhan mendatangkan bangsa lain untuk menghancurkan kota-kotanya. Bangsa-bangsa penakluk dan penghancur tersebut adalah bangsa yang telah terlebih dahulu menjadi bangsa besar yang juga merupakan keturunan Sem lainnya.

Sampai dua kali kota-kotanya dihancurkan secara bergantian oleh bangsa Asyur dan bangsa Persia, sebagian besar laki-laki di antara bangsa Israel kemudian diangkut ke Asia Kecil dan ke Babilonia untuk diperbudak. Beratus tahun diperbudak di negara lain dan dijajah, membuat bangsa ini mempunyai diaspora yang menyebar luas ke wilayah bangsa-bangsa di Eropa.

Suatu saat sebagian bangsanya dikembalikan dari tanah perbudakan untuk kembali ke kota halamannya untuk membangun kotanya kembali. Kembalinya mereka juga disertai wahyu kepada Nabinya tentang batas-batas wilayahnya sehingga menyisakan hanya sedikit untuk salah satu bangsa asli Kanaan yang sekarang disebut wilayah Palestina.

Bangsa Israel-kaum Yahudi adalah satu-satunya bangsa yang wilayahnya ditetapkan dalam kitab suci agamanya. Ketika mereka dalam kerendahan diri sebagai bangsa yang dikalahkan, kemudian Nabinya meramalkan bahwa nantinya mereka akan ditolong untuk bangkit kembali.

Namun, ketika sang penolong yang ditunggu belum juga hadir, kembali mereka dikalahkan oleh bangsa lain, yaitu bangsa Yunani dan Roma, sedangkan kota dan tempat pemujaannya dihancurkan lagi dan lebih dari setengah juta warganya dibunuh oleh bangsa Roma, dan mereka harus kembali menjalani hidup dengan dijajah oleh bangsa lain.

Meskipun dalam keadaan dijajah selama ratusan tahun, ketika diturunkan Nabi kepada mereka untuk mengingatkan kepada mereka agar kembali kepada jalan agama yang benar, namun Nabi-nya justru dikejar dan dibunuh tanpa alasan yang jelas, karena menuruti nafsunya.

Kaum Yahudi juga membuat persyaratan yang berat bagi para saudara sendiri yang datang dari perantauan, yaitu Yahudi diaspora untuk bersama-sama menggunakan Haikal Sulaiman, sehingga akhirnya para Yahudi diaspora membentuk dan mengembangkan agama baru, yaitu agama Kristen dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan membuat kitab sucinya sendiri yang ternyata kemudian berkembang jauh lebih luas dibanding agama Yahudi dan dipeluk oleh berbagai bangsa termasuk bangsa yang menjajah bangsa Yahudi.

Akhirnya, bangsa yang menjajahnya mengubah kota Yerusalem yang semula merupakan kota suci agama Yahudi kemudian berubah menjadi kota suci agama Kristen.

Sementara itu, setelah lebih dari 2.500 tahun sejak keberadaannya di Bakkah, saudara jauhnya, yaitu bangsa Arab, mempunyai seorang pemimpin sekaligus nabi, diberi kitab suci oleh Tuhan melalui wahyu dan mendirikan agama baru. Dalam waktu yang sangat singkat, nabi yang terakhir ini, yaitu Muhammad yang membuat bangsa Arab tiba-tiba menjadi bangsa besar, bahkan membangun imperium yang wilayahnya sangat luas yang melebihi luasnya wilayah imperium yang telah pernah ada sebelumnya dan membuat agama Islam tersebar luas ke wilayah negara berbagai bangsa.

Imperium Arab sangat berbeda dibanding imperium sebelumnya di mana imperium-imperium sebelumnya lebih bersifat menjajah, sedang bangsa Arab datang sebagai penolong yang membebaskan, termasuk membebaskan bangsa Israel-kaum Yahudi dari penjajahan bangsa Roma, dan kemudian hidup berdampingan.

Karena usaha kaum muslim bangsa Arab beberapa bangsa di sekitar Jazeerah Arab dan Afrika terbebas dari penjajahan. Keberadaan kaum muslim di Yerusalem akhirnya mengubah muslim memberikan kebebasan kepada tiga agama serumpun ini untuk beribadah di kota suci tersebut.

Namun, ratusan tahun kemudian, bangsa Israel-kaum Yahudi harus menjadi penonton dan bahkan ikut menjadi kurban ketika kaum muslim harus bertempur dengan kaum Kristen untuk memperebutkan tanah, kota warisan, dan tempat suci yang awalnya dibangun oleh bangsa Israel, kemudian Kristen dan setelah itu Islam.

Puluhan ribu orang bangsa Israel diaspora di Jerman dan di London, bahkan harus menjadi kurban pembunuhan besar-besaran terlebih dahulu sebelum perang yang sebenarnya berkecamuk di tanah Palestina dan Yerusalem, yaitu perang suci bagi kedua belah pihak, yang satu menamakan Crusade dan lawannya menamakan jalan Jihad dalam sebuah perang panjang ratusan tahun dengan medan perang yang sangat luas dari Mesir, Palestina, Yerusalem, Syam, Asia Kecil hingga sampai sebagian Eropa, yang disebut Perang Salib.

Ketika awal perang salib dimulai mereka bersama kaum muslim termasuk menjadi kurban pembunuhan yang kejam yang kadar kekejaman tentara salib belum pernah terjadi dalam perang-perang sebelumnya. Begitu kejamnya sehingga dalam era modern ini tidak ada yang berani membuat film tentang perang salib awal. Namun, perang salib akhirnya dimenangkan kaum muslim yang kemudian melahirkan imperium baru, yaitu kerajaan Utsmani.

Setelah perang dunia pertama, muncul gerakan nasionalisme bangsa-bangsa bekas wilayah Utsmani yang berujung kemerdekaan negara bangsa di wilayah tersebut. Bangsa Israel-kaum Yahudi mendapatkan jaminan kemanan untuk wilayahnya dan posisinya di timur tengah semakin kuat setelah perang dunia kedua karena dukungan negara adidaya. Dengan jaminan dan dukungan itu, mereka mulai mengusir dengan kekerasan bangsa-bangsa yang telah lama hidup berdampingan dengan mereka dan pernah membantu mereka.

Penulis

Agus Mualif Rohadi - Agus Mualif Rohadi, lahir di sebuah kampung di Surabaya tanggal 20 Agustus 1958, putera staf pegawai PT. PAL Surabaya yaitu Rohadi dan Ibunya yaitu Siti Asma Ambini. Sekolah SD di kampung Ploso Surabaya, demikian pula SMP dan SMA di Surabaya. Ketika menjadi mahasiswa ITS, untuk meringankan beban orang tuanya, sambil kuliah mencari rizqi dan sempat memperoleh beasiswa prestasi yang meringankan untuk biaya kuliah. Sejak di kampung, ketika masih sekolah SD pada sore hari kegiatannya mengaji di masjid NU di kampung Ploso dan pada setiap hari sabtu dan minggu sore sempat sedikit belajar tajwid dan bahasa arab di Rumah Yatim Muhammadiyah di Jin. Gresikan Surabaya Ketika menjadi mahasiswa ITS di Fakultas Teknik Perkapalan, disela-sela kegiatan kuliahnya, sempat menjadi sekretaris Badan Permusyawaratan Mahasiswa Teknik Perkapalan, disamping itu aktif pula di organisasi mahasiswa ekstra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Islam, dan bersama beberapa temannya mendirikan Komisariat HMI Perkapalan. Setelah itu aktif di Koordinator Komisariat ITS, dan selama satu tahun pada 1981-1982 menjadi Pejabat Ketua Umum HMI Cabang Surabaya.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Pendahuluan
Daftar Isi
Bab I: Jejak Ibrahim dan Tanah untuk Bani Israel
Bab II: Yesus, Nasrani, dan Kristen
Bab III: Muhammad, Penolong, dan Pembawa Pesan Terakhir
Bab IV: Pembebasan dan Konflik yang Tak (Akan) Padam
Daftar Kutipan
Daftar Gambar
Daftar Peta
Catatan