Kita umumnya pernah melihat film atau video dokumenter yang memberikan banyak informasi dan cerita. Salah satu elemen terpenting dalam pembuatan dokumenter tersebut adalah wawancara. Dengan kata lain, wawancara merupakan tulang punggung sekaligus pembawa pesan yang kuat. Dalam kemasannya, Anda dapat dengan mudah menyelingi wawancara dengan unsur-unsur produksi lainnya dalam film dokumenter, seperti urutan aktualitas, grafis, animasi, dan narasi.
Kunci untuk wawancara dokumenter yang baik adalah mendengarkan. Pertahankan kontak mata dengan subyek Anda. Jangan melihat ke bawah pada catatan Anda. Biasanya wawancara menggunakan narasumber atau penyampai informasi yang berbicara (ke kamera) dan voice over (untuk gambar). Jangan bingung dengan istilah voice over dengan membaca narasi.
Audio untuk voice over adalah bagian audio dari klip wawancara yang ditempatkan untuk mendukung visual dalam editing. Sedangkan, narasi yang disusun terkadang disuarakan di lapangan untuk kamera (stand-up), tetapi biasanya direkam di studio oleh narator yang membaca naskah narasi untuk film dokumenter.
Narasumber yang Diwawancarai adalah Karakter.Berbicara menghadap kamera menjadi bagian dari wawancara dengan karakter utama dan sekunder dalam sebuah cerita yang berdasarkan fakta. Karakter utama adalah subyek atau narasumber yang memiliki cerita yang ceritanya Anda paparkan.
Karakter sekunder merupakan pemain pembantu. Subyek ini memberikan informasi tambahan agar penonton lebih memahami cerita, seperti latar belakang dan informasi sejarah. Anda juga mewawancarai karakter sekunder untuk mendukung dan kadang-kadang menantang tema dan sudut pandang yang disajikan dalam film dokumenter.
