Jurus Melawan Tekanan Asing. Bersua satu jam dengan Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika, ibarat kuliah selama satu semester. Bagaimana tidak, Anda tak hanya mendapat kuliah tentang perkembangan dunia telekomunikasi dan IT saat ini, program pemerintah Jokowi di sektor ICT selama lima tahun ke depan hingga 2019, tetapi juga kiat-kiat menangkal dominasi asing.
RA, begitu ia akrab disapa bilang soal kecepatan jaringan broadband Indonesia yang masih tertinggal oleh Singapura, Malaysia dan Thailand ketika ia didaulat jadi menteri. Sudah begitu tak merata. Boleh jadi lantaran kondisi geografi s Indonesia yang sebagian besar laut sangat menyulitkan membangun infrastruktur laut dan daratan. Belum lagi pulau seperti Papua yang didominasi oleh pegunungan.
Tiga negara di atas, apalagi Singapura jauh lebih mudah. Bahkan mungkin seperti membangun di Jakarta saja. Maka proyek pembangunan fi ber optic dan pengoptimalan satelit Palapa menjadi isu penting untuk menjangkau keseluruhan kawasan Nusantara Padahal beberapa bulan silam, Google telah menawarkan proyek Loon dengan balonnya untuk membantu koneksi antarwilayah. Namun operator telko masih gamang. Karena ada ketidakcocokan dalam business process-nya. Dan, sebenarnya proyek balon udara dengan repeater ini tidak masuk dalam agenda kementerian.
Chief RA lebih suka menggunakan peran lokal untuk mewujudkan targetnya itu. Bahkan jika perlu bersama dinas Pekerjaan Umum, saling bantu ketika membangun jalan baru sekalian saja memasang jaringan serat optik Itu pertama. Lainnya, soal TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang akan diberlakukan Januari 2017. Belakangan, beberapa investor termasuk manufaktur telah menyiapkan soal ini agar bisa jualan produk di Indonesia. Tetapi di kepala RA, justru yang ia inginkan adalah TKDN dalam platform so ware. Kalau hardware berisiko terjadi price war. Siapa bisa berikan harga produksi murah, maka ia lah yang terpilih
Cara ini tidak sehat. Bisa-bisa bersaing harga dengan Vietnam atau Thailand. Tetapi dengan konten so ware nilai sebuah produk (hardware) yang kelak dijual juga di Indonesia mengandung unsur kelokalan yang jelas. Tidak harus aplikasi Facebook dan Twitter yang wajib tersedia di smartphone atau tablet. Melainkan aplikasi OTT (Over The Top) Indonesia lainnya. Malamnya, RA lantas mengikuti acara lain, yaitu dukungan berat untuk mendongkrak OTT lokal. Program ini juga jadi salah satu agenda melahirkan 1.000 start up lokal hingga 2020. Tiga aplikasi gelombang pertama siap dibantu oleh lima operator telko. Mereka adalah Clue, Sebangsa dan Catfi z. Ketiganya didorong agar mampu bersaing dengan OTT global di tingkat lokal.
Road map kementerian ini membuka pemahaman yang lebih jelas. Bahwa Indonesia membuka seluas-luasnya kepada anak bangsa untuk kreatif. “Tugas kita ‘to protect and to serve’,” ujarnya mengutip motto kepolisian New York. (*)