Saat Dunia Cetak Melewati Batas, uke M., pria muda usia, keren, aktif olahraga, pendek kata mewakili sosok usia produktif warga Amerika. Siapa kira di dalam tubuhnya tersimpan kandung kemih buatan. Ini terjadi karena dokter memutuskan ia harus melakukan operasi transplantasi. Jika tidak segera, mungkin usianya tidak akan panjang. Kebetulan di tempat lain, tepatnya Carolina Utara, tersebutlah Wake Forest Institute. Lembaga dengan kegiatan harian seputar dunia medis ini sehari-hari bergaul dengan regenerasi organ manusia. Sang pendiri, Anthony Atala yang seorang dokter ahli bedah ternama, bekerja mengembangkan dan meregenerasi jaringan dan organ manusia.
Pendek kata, oleh Atala dibuatlah kandung kemih artifi sial lalu dicangkokkan ke tubuh Luke. Tentu ukuran maupun bahan yang digunakan menyesuaikan dengan bentuk asli serta terbuat dari jaringan. Ia melakukan proses pencetakan tiga dimensi (3D Printing). Sulit dipahami tetapi sebuah kenyataan. Bahkan, ketika ia diundang menjadi pembicara acara TED, pria satu ini telah menyiapkan ginjal buatan. Upaya Atala memang bisa mengudang kontroversi. Bagaimana mungkin manusia melakukan sesuatu yang di atas kuasanya, yaitu membuat organ tubuh dirinya. Segala yang bernama artifi sial bikinan manusia tentulah banyak keterbatasan. Tetapi paling tidak, teknologi rekayasa ini telah memperpanjang hidup Luke. Toh Atala pun tidak bermaksud menciptakan sesuatu yang seekual ciptaan Tuhan.
Teknologi pencetakan tiga dimensi sesungguhnya telah digagas lebih dari 30 tahun silam. Umum dijuluki additive manufacturing. Pada dasarnya digunakan pada kebutuhan industri untuk memvisualisasikan sebuah benda dengan bahan terbuat dari polimer. Belakangan penggunaan bahannya berkembang menggunakan aluminium, keramik, karet, baja ringan dan –bahkanjaringan manusia.
Bagi pabrikan supercar Swedia, Koenigsagg era memproduksi mobil dengan 3D printing sudah dilakukan dua tahun silam. Adalah One:1, supercar seharga 2,8 juta dolar produk pertama yang beberapa komponen telah memakai teknologi ini. Kemudian tahun silam giliran produsen pesawat raksasa, Airbus mengadopsikan teknologi serupa pada pembuatan Airbus A350 XWB yang berkapasitas 1.000 penumpang. Di Bahrain, sejumlah koral rusak di perairan negeri ini telah digantikan dengan koral-koral buatan. Sekali lagi namanya pula buatan, maka ia pun musti menyesuaikan dengan kondisi keasaman lingkungannya. 3D Printing bukan lagi sekadar menghasilkan produk seperti yang Anda simak sebelumnya. Banyak hal yang semula mustahil kini menjadi kenyataan. Sejumlah ilmuwan di Tiongkok bahkan sejak 2013 sudah membuat organ buatan dan kini terus dikembangkan dengan basis 3D printing menggunakan jaringan hidup.
So, di edisi ini, CHIP menyajikan tutorial dasar membuat desain produk berbasis 3D printing. Harga mesin cetaknya pun bervariasi sesuai dengan kemampuan dan spesifi kasinya. Ada yang hanya dijual seharga Rp 16 jutaan. Tugas kami adalah mengajak Anda menjajal dan membuat eksperimen. Tak perlu musti seambisi namanama di atas. Siapa tahu seusai membaca, Anda punya wawasan baru dan mulai mencoba membuat, syukur jika berbuah manis. (*)