Tampilkan di aplikasi

Buku Cipta Pustaka Utama hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kado Istimewa Pernikahan

1 Pembaca
Rp 70.000 7%
Rp 65.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 195.000 13%
Rp 56.333 /orang
Rp 169.000

5 Pembaca
Rp 325.000 20%
Rp 52.000 /orang
Rp 260.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku Kado Istimewa Pernikahan ini menyajikan panduan bagi remaja muslim, khusunya bagi calon pengantin dalam membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah dalam naungan cinta. dan ridha Allah SWT. Buku ini juga menyajikan panduan praktis bagi remaja,-- tentunya dengan bahasa remaja dan mudah dipahami dalam menanti, memilih dan menemukan jodoh menurut Islam dan agar jodoh yang didapat betul-betul dihadirkan oleh Tuhan, serta bagaimana mempersiapkan pernikahan agar pernikahan berpahala melimpah dan berkah. Di bagian akhir buku ini juga dilengkapi dengan cara mudah memperkenalkan dan mendidik anak dengan akhlak Rasulullah SAW.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Mokh. Syaiful Bakhri / Irsyadur Rofiq

Penerbit: Cipta Pustaka Utama
ISBN: 9786237152330
Terbit: November 2019 , 162 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku Kado Istimewa Pernikahan ini menyajikan panduan bagi remaja muslim, khusunya bagi calon pengantin dalam membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah dalam naungan cinta. dan ridha Allah SWT. Buku ini juga menyajikan panduan praktis bagi remaja,-- tentunya dengan bahasa remaja dan mudah dipahami dalam menanti, memilih dan menemukan jodoh menurut Islam dan agar jodoh yang didapat betul-betul dihadirkan oleh Tuhan, serta bagaimana mempersiapkan pernikahan agar pernikahan berpahala melimpah dan berkah. Di bagian akhir buku ini juga dilengkapi dengan cara mudah memperkenalkan dan mendidik anak dengan akhlak Rasulullah SAW.

Pendahuluan / Prolog

Saat Jodoh Tak Kunjung Datang
Setiap orang pasti mendambakan pernikahan yang sakinah, diliputi mawaddah dan penuh rahmah. Jodoh di tangan Tuhan. Namun apa jadinya apabila jodoh yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang? Sebagai umat Islam tentu kita meyakini bahwa jauh sebelum bumi tercipta, masalah jodoh telah tertulis di lauh al-mahfudz.

Namun, kenyataannya ada saja yang masih bingung, bahkan menyibukkan diri memikirkan perkara jodoh ini. Perkara yang sebenarnya adalah urusan Tuhan selain maut dan rezeki. Mereka yang sudah memiliki pasangan, baik suami atau istri sudah tenang. Mereka sudah merasakan suka duka menjadi seorang istri atau suami.

Mereka hanya butuh belajar bagaimana menjadi pasangan yang sesuai dengan tuntunan syariat, agar bahtera keluarga yang dijalani bahagia, sakinah mawaddah dan rahmah serta mampu mengantarkannya pada kehidupan abadi yang penuh ridha dan kenikmatan Allah SWT, yaitu surga.Tapi bagi yang belum memiliki pasangan ini dianggap menjadi problem tersendiri.

Memang ada sebagian remaja yang berhasil nikah muda, hal ini disebabkan jodohnya sudah datang dan di depan mata. Saling mencintai, samasama cocok, orang tua setuju, selevel (sekufu’), bersamaan dengan takdir hingga berujung pernikahan.

Namun tidak sedikit remaja yang sudah berusia dewasa, siap menikah, orang tua ingin segera memiliki cucu, tapi jodoh tak kunjung datang. Remaja zaman milenial menyebutnya, jomblo. Ada yang melebeli jones, alias jomblo ngenes. Ngenes memang, kadang sampai menyesakkan dada.

Apalagi mendengar pertanyaan: “kapan nikah nich?” Si jomblo berdalih “jomblo itu pilihan bro!” Namun si jomblo kadang bingung sampai mengerutkan dahi saat mendengar teman yang mem-bully-nya bilang: “jomblo itu nasib, single itu pilihan”. Tapi tenang, jika Anda jomblo jangan berkecil hati, karena Allah menciptakan manusia itu sudah disertai jodoh dan rezeki. Demikian pula dengan mautnya. Ketiganya pasti akan datang menjemput.

Sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, di saat manusia masih berada dalam perut ibunya, “Kemudian diperintahkan malaikat untuk menuliskan rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, kebahagiaan atau kesengsaraannya…”. Meskipun demikian, manusia tidak diperintahkan untuk memikirkan tentang takdir tersebut, apalagi menyibukkan diri dengannya, manusia hanya diperintahkan untuk berusaha dan berdoa.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Beramallah, masingmasing akan dimudahkan melakukan apa telah dituliskan baginya,” (HR. Muslim). Dengan upaya yang benar dan niat yang bersih itulah, kita akan diberi pahala. Al-Insan bittakhyir wallahu bittaqdir, manusia berusaha, Allah yang menentukan.

Kapan menikah? Pertanyaan ini memang sering kali terasa menyebalkan bagi sebagian mereka yang masih sendiri atau belum menikah. Tak sedikit juga merasa risih dengan pertanyaan ini. Pertanyaan ini membuat dada semakin sesak jika orang yang ditanya semakin berumur, sementara masih melajang.

Ketika usia berlanjut dewasa, ketika hati sudah tak betah lagi sendiri, ketika yang dinanti tak kunjung hadir, saat teman sebaya satu-persatu sudah mulai ke pelaminan, maka pertanyaan “kapan menikah” bukan lagi sebagai bahan candaan, tapi menjadi sebuah pisau tajam yang mengiris hati. Sakitnya tuch di sini (sambil mengelus dada).

Jodoh tak kunjung hadir memang menjadi sebuah ujian tersendiri bagi mereka yang masih sendiri, tak ringan menghadapinya apalagi harus terus menjaga diri dari berbagai goncangan jiwa. Bagaimana menjemput jodoh, hingga ia benarbenar dihadirkan Tuhan? Simak tips berikut.

Penulis

Mokh. Syaiful Bakhri - Lahir di Pasuruan, 29 Januari 1971, Pekerjaan Guru Sosiologi SMAN 1 Gondangwetan. Pendidikan: SDN Sidogiri Kraton Pasuruan (Lulus 1985), SMPN Pohjentrek Pasuruan (Lulus 1988), SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo (Lulus 1991), Ilmu Hubungan Masyarakat Universitas Hasanuddin Sulawesi Selatan (Lulus 1996).
Irsyadur Rofiq - Lahir 9 Mei 1986 di Ketangirejo Kejayan Pasuruan. Mulai menulis sejak nyantri di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Areng-areng Wonorejo Pasuruan. Sebelum memutuskan nyantri di Pesantren asuhan KH. A. Mujib Imron, S.H., M.H dan KH. Moh. Ali Ridho Kholil ini ia mengenyam pendidikan SDN Ketangirejo II (1999) dan MTs Miftahul Ulum Bajangan Gondangwetan Pasuruan (2002). Di PP.

Terpadu Al-Yasini ia mengenyam pendidikan Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Diniyah Salafiyah lulus 2007. Selanjutnya ia berkesempatan kuliah S1 Hukum Keluarga Islam (Akhwalus Syakhsiyah) di UIN Sunan Ampel Surabaya dengan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag RI (Lulus 2011). Lalu melanjutkan S2 Dirasah Islamiyah Konsentrasi Syariah (Hukum Islam) di kampus yang sama (lulus 2015).

Menulis dan menerbitkan buku merupakan aktifitas sehari-harinya di sela-sela kesibukannya sebagai Dosen Tetap Hukum Ekonomi Syariah STAI Al-Yasini dan Kepala SMK Kesehatan Al-Yasini. Saat ini ia juga tercatat sebagai Pimpinan Redaksi Buletin INSANI Pasuruan. Selain itu ia juga aktif di LTN NU dan ISNU PCNU Kab. Pasuruan serta membidani lahirnya IPNU IPPNU di STAI Al-Yasini dan di SMK Kesehatan Al-Yasini.

Daftar Isi

Sampul
Kata pengantar
Daftar isi
1. Saat jodoh tak kunjung datang
2. Mengapa harus menikah?
3. Memilih jodoh idaman
4. Saatnya mengkhitbah
5. Agar menikah berpahala melimpah
6. Saatnya bulan madu (Honeymoon)
7. Hak dan kewajiban suami istri
8. Berkhidmat kepada keluarga
9. Sabar menanggung perbuatan istri
10. Menyuburkan harta keluarga
11. Mendidik anak dengan akhlak Rasulullah
Daftar pustaka
Tentang Penulis