Tampilkan di aplikasi

Dunia sedang berubah, tidak ikuti tren bisa tergilas

Majalah Eksekutif - Edisi 458
8 Januari 2018

Majalah Eksekutif - Edisi 458

Perubahan secara signifikan (revolusioner) sedang terjadi. Jika anda tidak segera beradaptasi maka bisnis anda akan tergilas.

Eksekutif
Perusahaan di Indonesia belum siap menghadapi gencarnya serbuan bisnis berbasis platform aplikasi internet yang serba simpel. Imbasnya, gelombang penutupan toko-toko ritel di Indonesia mulai tampak jelas. Satu per satu berguguran diterpa isu pelemahan daya beli masyarakat hingga tertindas persaingan bisnis online (e-commerce) yang kian masif.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali mengungkapkan, maraknya penutupan toko ritel bukan saja menghantam Indonesia, tapi juga di negara lain. Toko-toko ritel raksasa tumbang karena tak kuasa menahan derasnya arus digitalisasi. “Ini tren dunia. Radio Shack di AS menutup 1.643 toko, Gymboree tutup 150 toko, Walmart dan Meses pun senasib menutup cukup banyak toko.

Di Hong Kong mulai diperkecil toko-tokonya, dan di Singapura mulai berubah,” kata Rhenald. Menurutnya, saat ini jarak tidak lagi menjadi halangan bagi orang untuk berbelanja. Dengan aplikasi belanja online, orang tak perlu lagi belanja seperti dulu, datang ke toko langsung. Sebab, saat ini sewa toko di mal biayanya selangit.

“Sekarang masyarakat punya marketplace, seperti Bukalapak, Tokopedia. Orang dan perusahaan bisa beli apa saja lewat marketplace ini. Anak-anak muda pun demikian. Jadi ada alat-alat baru yang membuat masyarakat beralih ke sana,” dia menjelaskan. Sayangnya, kata Rhenald, perubahan ini tidak ditangkap secara cepat oleh perusahaan-perusahaan ritel di Indonesia.

Ketika digitalisasi ini menyebar secara cepat, mereka baru mulai berbenah, merombak bisnis model. “Perubahan ini tidak dibaca dengan cepat,” tegasnya. Fenomena ini seolah mematahkan bahwa penutupan toko ritel secara marak terjadi bukan karena penurunan atau pelemahan daya beli masyarakat. Dia berpendapat, banyak fakta yang justru bertentangan dengan daya beli.
Majalah Eksekutif di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI