Wheel loader SDLG membantu proses pengangkutan lumpur dan tanah yang terkontaminasi minyak ke dalam truk di ladang minyak di Sumatra bagian Timur. Material tersebut nantinya akan didaur ulang agar tidak terbuang sia-sia.
Sebuah ladang minyak yang terletak di Sumatra bagian Timur mampu memproduksi sekitar 200.000 barel minyak per hari. Tidak hanya minyak mentah, produk baru tercipta sebagai komposisi dalam pembuatan semen yang berbahan dasar lumpur dan tanah yang terkontaminasi oleh minyak.
Lima wheel loader SDLG (tiga unit LG968L dan dua unit L956F) bekerja di lapangan untuk menyortir material yang tak diinginkan ke atas truk. Setelah itu, truk akan memindahkan lumpur dan tanah yang terkontaminasi minyak ke pabrik semen di lokasi lain untuk didaur ulang.
Penggunaan loader SDLG yang irit bahan bakar memudahkan perusahaan itu dalam menekan biaya produksi. “Kami mencatat berapa kali mesin mengisi bahan bakar setiap harinya,” jelas Sumiarti, Direktur PT Sumigita Jaya, perusahaan yang menyewakan mesin ke produsen minyak itu. “Unit L956F menghabiskan bahan bakar sekitar 15 hingga 17 liter per jam.
Jumlah tersebut termasuk irit sehingga kami dapat menghemat biaya.” Perusahaan yang berbasis di Pekanbaru, Riau tersebut memasang tarif per jam, termasuk operator dan bahan bakar mesin. PT Sumigita Jaya memiliki 40 armada terbaru, di antaranya adalah dua buah wheel loader L956F dan dua motor grader G9190.
PT Sumigita Jaya membeli mesinmesin tersebut dari dealer resmi PT Indotruck Utama pada 2017 lalu, setelah terkesan dengan performa gahar SDLG LG968L yang berlaga di ladang minyak yang sama. “Saat dikenakan tarif per jam, semakin sedikit bahan bakar yang dikonsumsi, semakin hemat juga biaya yang kami keluarkan."
