Batubara adalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Proses ekstrasinya relatif mudah dan murah, serta persyaratan-persyaratan infrastruktur yang lebih murah dibandingkan dengan sumberdaya energi lainnya. Dunia sebenarnya sudah sadar untuk mengurangi ketergantungan pada batubara (bahan bakar fosil) ini. Namun, sumber energi terbarukan saat ini masih belum menunjukkan indikasi bahwa ketergantungan dunia pada batubara akan menurun secara signifikan dalam waktu dekat. Itu sebabnya, batubara masih terus menjadi sumber energi yang menjanjikan.
Tetapi, teknologi batubara bersih dalam penambangan batubara akan sangat diperlukan pada masa mendatang (sebagian karena faktor komersil). Indonesia diharapkan terlibat secara aktif di dalam proses tersebut sebagai salah satu pelaku utama di sektor pertambangan batubara. Teknologi batubara bersih ini difokuskan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batubara. Namun, teknologi ini belum berkembang cukup baik.
Ada banyak kantung cadangan batubara kecil yang terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Namun, ada tiga daerah dengan cadangan batubara terbesar di tanah air, yakni Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Batubara Indonesia, selain untuk konsumsi dalam negeri, juga diekspor ke negara-negara lain. Beberapa negara yang menjadi tujuan utama untuk ekspor batubara Indonesia adalah Cina, India, Jepang dan Korea Selatan. Untuk memenuhi kebutuhan batubara dalam negeri maupun pasar ekspor, perusahaan-perusahaan tambang nasional masih terus melakukan penambangan.
