Tampilkan di aplikasi

Buku Fatiha Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Cinta Itu Membangkitkan Bukan Melemahkan

1 Pembaca
Rp 62.000 8%
Rp 57.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 171.000 13%
Rp 49.400 /orang
Rp 148.200

5 Pembaca
Rp 285.000 20%
Rp 45.600 /orang
Rp 228.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Bahwa kita tak pernah menggenggam apapun selain urat-urat itu melepas pilihannya menjadi dua, tiga, atau seberapa lalu tumbuh pendar-pendar tipis yang mengakar seperti bunga dan ia layu saat kemarau menyiramnya. Bahwa kita hanya hidup di nafas-nafas lelah yang semerbaknya adalah cinta dan kasih sayang yang tiada habisnya. Bahwa kita hanyalah manusia yang sering lupa bagian apa yang paling berani dari tidak mengharapkan apapun. Apa? Ya, kau mencintainya. Kau mencintainya dan menjadi dirimu. Kau mencintainya dan kau tidak terjatuh. Kau jatuh namun bangkit. Kau cinta namun keduanya. Bahwa sia-sia “Tanpa cinta, kita hidup. Tanpa hidup, kita cinta.”

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: PP Ibnu Hajar
Editor: Fatiha el-Kayyis

Penerbit: Fatiha Media
ISBN: 9786234100532
Terbit: Januari 2022 , 193 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Bahwa kita tak pernah menggenggam apapun selain urat-urat itu melepas pilihannya menjadi dua, tiga, atau seberapa lalu tumbuh pendar-pendar tipis yang mengakar seperti bunga dan ia layu saat kemarau menyiramnya. Bahwa kita hanya hidup di nafas-nafas lelah yang semerbaknya adalah cinta dan kasih sayang yang tiada habisnya. Bahwa kita hanyalah manusia yang sering lupa bagian apa yang paling berani dari tidak mengharapkan apapun. Apa? Ya, kau mencintainya. Kau mencintainya dan menjadi dirimu. Kau mencintainya dan kau tidak terjatuh. Kau jatuh namun bangkit. Kau cinta namun keduanya. Bahwa sia-sia “Tanpa cinta, kita hidup. Tanpa hidup, kita cinta.”

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Selamat atas terbitnya buku antologi cinta berjudul “Cinta Itu Membangkitkan, Bukan Melemahkan” karya santri Pondok Pesantren Ibnu Hajar (PPIH), Ngaliyan Semarang. Semoga menjadikan para santri tambah semangat menulis di masa selanjutnya. Menambah semangat berliterasi dan semangat berbagi, baik ilmu, pengalaman dan inspirasi.

Cinta memang beragam makna. Tergantung siapa yang mendefinisikannya. Cinta (hubb: Bahasa Arab) memang kata yang terdapat dalam al-Qur’an. Allah berfirman dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 14: Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.

Allah mencipkakan manusia mencintai syahwat terhadap wanita , anak-anak, harta, kendaraan, dan lain lain. Di samping itu kita, juga dicintai Allah dan juga harus balas mencintai Allah. Dalam beberapa hadits bahwa muslim satu dan lainnya harus saling mencintai bahkan harus lebih mencintai orang lain daripada diri sendiri. Tidak Beriman seseorang mukmin apabila dia tidak mencintai saudaranya seperti dia mencuintai dirinya sendiri.

Berbagai definisi cinta: Cinta penuh nafsu syahwat Cinta kepada dunia dan materi Cinta kepada Allah Cita kepada Ilmu Cinta kepada kedua orang tua, Cinta kepada sesuatu, dan lain sebagainya.

Dengan bermodal cinta yang lurus lagi benar, maka seseorang akan berkobar semangatnya. Semangat menggapainya, semangat membuktikan cintanya itu, hingga semangat mempertahankan cinta agar tetap tumbuh bersemi. Apa makna cinta kalau tanpa ada buktinya. Cinta butuh pembuktian, cinta butuh pengorbanan. Cinta berarti ingin selalu dekat dengan yang dicintai. Selalu begitu dan akan selalu begitu.

Cinta kepada kedua orang tua. Ibu yang telah mengandung, bapak yang telah bekerja memberikan nafkah nya, cinta kepada saudara sekandung, sekeluatrga besar, sesama muslim, sesama manusia yang tinggal di Indonesia, sesama bangsa-bangsa di dunia. Semua membutuhkan cinta.

Mencintai al-Quran dengan membaca, mengetahui makna literal, menghafal, merenungkan, mengamalkan/ melaksanakan, mengajarkan, dan memperjuangkannya. Mencintai ilmu dengan membaca, menulis, mempelajari, dan mengamalkannya. Semua itu butuh pembuktian. Teruslah menncaintai dengan sepenuh hati. Cinta Allah kepada kita tidak bertepi. Lalu di mana cintamu ?

Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar
Mendefinisikan Cinta
Daftar Isi
Air Mata Sujudku
Telepon
Cinta di SMA
Antara Cinta dan Negara
Awal Penyesalanku
Bukan Tulang Rusukku
Cinta Kudus
Cinta Pertama Seorang Gadis
Cinta Sang Pencipta
Finding Yourself
Temaram
Hipotesa Rasa
Sesingkat Gerimis Selepas Senja
Lilin
Belajar dari Ki Gito
Mengejar Cinta-Nya
Patah Tumbuh yang Hilang Berganti
Pertemuan Itu,Menjadikan Rindu
Pulang
Ruang Temu
Rumah
Sacrificio
Semilir Cinta
Titik
Trigonometri Cinta
Biografi Penulis
     A-Liu
     Eva Safitri
     Faridatun Nisa
     Ratna Nirmala Rosyida
     Widyafara
     Putri Salsabila Adha Insani
     Fitria Nur Annisa
     Nur Khasana
     Hani Afifah
     Syafrina Hamada
     Nabila Shilla
     Rosa Maulida Khasana
     Dyas Nuril Ahadia
     Hanna Hanifah Hayfa Oens
     Umi Salamah
     Fatikhaturrahmah
     Rizqi Aulia Putri
     Nur Asyifa
     Annisa Aliya Ulum
     Ria Fitri
     Nikmah Latifatul Akhfa
     Anggun Hana Sajidah
     Fitri Aenulyaqin
     Messy Yolanda
     Talita Fahriz
     Aisya Putri
     Inoon
     Alyaun Nuha As Subhan
     Aula Rizqi Maharani
     Siti Masitoh
     Sakila
Cover Akhir