Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Di Balik 7 Hari Besar Islam

Sejarah, Makna dan Amaliah Idul Fithri, Idul Adha, Maulid Nabi, Nuzulul Qur'an, Isra' Mi'raj, 1 Muharam dan Lailatul Qadar

1 Pembaca
Rp 65.000 54%
Rp 30.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 90.000 13%
Rp 26.000 /orang
Rp 78.000

5 Pembaca
Rp 150.000 20%
Rp 24.000 /orang
Rp 120.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Hari-hari besar Islam termasuk ke dalam hari-hari festival yang banyak dirayakan oleh umat Islam Indonesia. Bahkan kemudian, di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, hari-hari tersebut dimasukkan sebagai hari libur nasional. Paling tidak hari besar Islam yang termasuk dalam konteks hari libur nasional adalah : Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram), hari Maulud Nabi Muhammad SAW (12 Rabi’ul awal), hari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad (27 Rajab), Nuzulul Qur’an (21 Ramadhan), ’Idul Fitri (1-2 Syawal), ’Idul Adha (10 Dzulhijah) dan Lailatul Qadar.

Persoalannya adalah, kebanyakan masyarakat kita tidak atau kurang pernah memperhatikan mengapa hari-hari besar tersebut mesti diperingati? Ada pelajaran apa di dalam peristiwa hari besar tersebut? Dan bagaimana menindaklanjuti peringatan hari besar keagamaan ke dalam bentuk aplikasi perbuatan keseharian? Baik itu perbuatan yang terkait dengan akhlak dan moralitas, keagamaan, sosial, politik dan budaya.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Muhammad Sholikhin

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786021836255
Terbit: Juli 2012 , 254 Halaman










Ikhtisar

Hari-hari besar Islam termasuk ke dalam hari-hari festival yang banyak dirayakan oleh umat Islam Indonesia. Bahkan kemudian, di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, hari-hari tersebut dimasukkan sebagai hari libur nasional. Paling tidak hari besar Islam yang termasuk dalam konteks hari libur nasional adalah : Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram), hari Maulud Nabi Muhammad SAW (12 Rabi’ul awal), hari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad (27 Rajab), Nuzulul Qur’an (21 Ramadhan), ’Idul Fitri (1-2 Syawal), ’Idul Adha (10 Dzulhijah) dan Lailatul Qadar.

Persoalannya adalah, kebanyakan masyarakat kita tidak atau kurang pernah memperhatikan mengapa hari-hari besar tersebut mesti diperingati? Ada pelajaran apa di dalam peristiwa hari besar tersebut? Dan bagaimana menindaklanjuti peringatan hari besar keagamaan ke dalam bentuk aplikasi perbuatan keseharian? Baik itu perbuatan yang terkait dengan akhlak dan moralitas, keagamaan, sosial, politik dan budaya.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Hari-hari besar Islam termasuk ke dalam hari-hari festival yang banyak dirayakan oleh umat Islam Indonesia. Bahkan kemudian, di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, hari-hari tersebut dimasukkan sebagai hari libur nasional. Paling tidak hari besar Islam yang termasuk dalam konteks hari libur nasional adalah : Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram), hari Maulud Nabi Muhammad SAW (12 Rabi’ul awal), hari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad (27 Rajab), Nuzulul Qur’an (21 Ramadhan), ’Idul Fitri (1-2 Syawal), dan ’Idul Adha (10 Dzulhijah) dan Lailatul Qadar.

Karena rutinnya kegiatan-kegiatan peringatan dan perayaan hari besar Islam tersebut, maka banyak pihak, baik kedinasan, lembaga keagamaan, masjid atau kelompok masyarakat banyak yang membentuk panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) secara khusus.

Persoalannya adalah, kebanyakan masyarakat kita tidak atau kurang pernah memperhatikan mengapa hari-hari besar tersebut mesti diperingati? Ada pelajaran apa di dalam peristiwa hari besar tersebut? Dan bagaimana menindaklanjuti peringatan hari besar keagamaan ke dalam bentuk aplikasi perbuatan keseharian? Baik itu perbuatan yang terkait dengan akhlak dan moralitas, keagamaan, sosial, politik dan budaya.

Berangkat dari rasa keprihatinan tersebutlah, maka penulis tergerak untuk menghadirkan buku ini. Penulis mencoba menguraikan jalinan peristiwa yang menyebabkan hari tersebut masuk dalam kawasan hari besar Islam, dan menguraikan berbagai aspek pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya. Lebih lagi, penulis juga memberikan berbagai alternatif aplikasi amaliah yang dapat kita kerjakan, sehingga setiap kali selesai memperingati suatu hari besar keagamaan tersebut, kita harapkan adanya peningkatan kualitas kehidupan, keagamaan dan kemasyarakatan dari diri kita.


Penulis

Muhammad Sholikhin - MUHAMMAD SHOLIKHIN lahir pada hari Kamis, tanggal 31 Agustus 1972 M/21 Rajab 1392 H, adalah seorang ulama intelektual yang di masa hidupnya tinggal di dukuh Pedut, desa Wonodoyo, Kec. Cepogo, Kab. Boyolali, Jawa Tengah. Muhammad Sholikin mengasuh dan memimpin banyak forum diskusi dan kajian. Ia juga menulis banyak buku agama bahkan banyak buku-buku hasil penelitian beliau terkait sufisme Islam Jawa. Muhammad Sholikhin meninggal pada 2021 di Boyolali. Buku-bukunya adalah warisan keilmuan bagi umat dan keluarganya.

Daftar Isi

verso
Kata Pengantar
Daftar Isi
Islam: Rahmatan Li-al 'Alamin
Tahun Baru Hijriyah
Maulud Nabi Muhammad
Isra' Mi'raj
Nuzulul Qur'an
Lailatul Qadar
Idul Fithri
Idul Adha
Daftar Pustaka
Tentang Penulis