Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kisah Hujan dan Kebetulan

1 Pembaca
Rp 53.000 43%
Rp 30.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 90.000 13%
Rp 26.000 /orang
Rp 78.000

5 Pembaca
Rp 150.000 20%
Rp 24.000 /orang
Rp 120.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Barangkali sudah ada ribuaan atau jutaan kisah-kisah percintaan yang ditulis dan dibacakan. Tetapi tak ada yang mengatakan bahwa kisah cinta adalah kisah usang. Setiap kisah cinta selalu saja unik dan spesial. Tak ada yang sama, selalu unik dan memikat. Dalam "Kisah Hujan dan Kebetulan" juga termuat sekelumit kisah sederhana tentang orang-orang biasa namun menarik untuk disimak dan diikuti. Ya, karena ada sekelumit cinta di sana. Cinta yang membuat orang-orang bertindak dan berlaku di luar kebiasaannya. Kisah cinta yang unik, lucu, ironi dan penulis buku ini menyebutnya "kisah cinta orang-orang dungu".

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Hidayat D Setyawan

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786027949843
Terbit: Mei 2016 , 184 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Barangkali sudah ada ribuaan atau jutaan kisah-kisah percintaan yang ditulis dan dibacakan. Tetapi tak ada yang mengatakan bahwa kisah cinta adalah kisah usang. Setiap kisah cinta selalu saja unik dan spesial. Tak ada yang sama, selalu unik dan memikat. Dalam "Kisah Hujan dan Kebetulan" juga termuat sekelumit kisah sederhana tentang orang-orang biasa namun menarik untuk disimak dan diikuti. Ya, karena ada sekelumit cinta di sana. Cinta yang membuat orang-orang bertindak dan berlaku di luar kebiasaannya. Kisah cinta yang unik, lucu, ironi dan penulis buku ini menyebutnya "kisah cinta orang-orang dungu".

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Kisah hujan bagi sebagian orang bukan hal yang penting, bahkan, mungkin kau pun juga tidak menyadarinya. Kurasa orang-orang menganggap hujan seperti sebuah angin. Ketika datang secara berlebih, mereka akan mengumpat hingga urat lehernya nampak jelas dengan mata telanjang; karena kedatangannya merusak semua. Saat itu orang-orang akan mulai beradu mulut.

Pemerintah akan menyalahkan rakyat yang berbuat seenaknya merusak lingkungan, sedangkan rakyat akan mengolok-olok pemerintah sebab tidak becus mengurus negara. Mereka akan terus dan terus menyalahkan hingga bosan, dan musibah itu lenyap ditelan waktu dengan sendirinya.

Awalnya aku juga beranggapan sama. Hujan hanya sebuah fenomena alam biasa seperti siang, malam, kelahiran, ataupun kematian. Hujan adalah sebuah kejadian normal dimana air di permukaan bumi menguap, kemudian setelah cukup lama berada di langit dan penuh, air itu akan tumpah dan mengguyur permukaan bumi. Terkadang deras, terkadang rintik, sesuai dengan suasana hati si air itu sendiri.

Namun karena kejadian bertahun silam, kurasa hujan memberiku sebuah kisah yang akan tertanam di dalam kepalaku sepanjang waktu, hingga malaikat pencabut nyawa datang dan menyeretku pergi meninggalkan dunia ini. Serius. Hingga sekarang pun masih terbayang dengan gamblang, bahkan secara runtun. Deretan cerita pada masa lalu, yang memberi warna tersendiri bagi kehidupanku yang mungkin biasa-biasa saja ini.

Penulis

Hidayat D Setyawan - Hidayat D. Setyawan menyelesaikan studi di fakultas ekonomi Universitas Negeri Semarang tahun 2015. Semasa kuliah, ia aktif dalam UKM fotografi dan pernah menjabat di beberapa posisi serta mengikuti berbagai pameran fotografi.

Daftar Isi

Verso
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Tentang Penulis