Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Remang-Remang Kontemplasi

Bunga Rampai 2009 - 2016

1 Pembaca
Rp 58.000 66%
Rp 20.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 60.000 13%
Rp 17.333 /orang
Rp 52.000

5 Pembaca
Rp 100.000 20%
Rp 16.000 /orang
Rp 80.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Remang-Remang Kontemplasi, adalah kumpulan esai-esai di ranah sastra dan pendidikan sastra yang ditulis Setia Naka Andrian di berbagai media sebelumnya. Setia adalah seorang sastrawan yang juga dosen di Universitas PGRI Semarang. Buku ini memuat banyak gagasan-gagasan serta kritiknya yang tajam dan berisi. Bisa dikatakan buku ini adalah bentuk pemberontakannya. Buku ini telah memenangkan Penghargaan ACARYA SASTRA 2017 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Setia Naka Andrian

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786026581181
Terbit: Agustus 2017 , 210 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Remang-Remang Kontemplasi, adalah kumpulan esai-esai di ranah sastra dan pendidikan sastra yang ditulis Setia Naka Andrian di berbagai media sebelumnya. Setia adalah seorang sastrawan yang juga dosen di Universitas PGRI Semarang. Buku ini memuat banyak gagasan-gagasan serta kritiknya yang tajam dan berisi. Bisa dikatakan buku ini adalah bentuk pemberontakannya. Buku ini telah memenangkan Penghargaan ACARYA SASTRA 2017 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar
Sejumlah tulisan yang bermula dari kumpulan artikel yang pernah ditulis di berbagai media massa seperti koran, sudah bisa dibayangkan bahwa temanya sangat beragam. Keragaman tema tersebut, dilatarbelakangi oleh banyak situasi yang melingkari peristiwa yang sedang muncul saat itu yang kemudian ditangkap secara kreatif oleh seorang Naka. Saya lebih suka menyebutnya Naka karena lebih dekat dengan nakal daripada sebutan Setia.

Nakal biasanya menghinggapi anak-anak kreatif, sementara “Setia” justru bisa berlaku sebaliknya yakni “meng-iya-kan” begitu saja terhadap apa yang ada. Kenakalan Naka diwujudkan ke dalam ggasan kratif yang bisa saja ejawantah dari kebutuhan menjelaskan ‘duduk persoalan’ menurut versinya, atau justru sebaliknya, sebagai ‘cara memberontak’ terhadap keadaan.

Kebutuhan untuk ‘memberontak’ inilah sebetulnya yang menjadi dasar bagi orang-muda untuk mengatakan ‘sesuatu yang lain’. Dia lebih memilih untuk memberontak lewat tulisan, bukan lewat demonstrasi ke jalan. Pemberontakan itu terjadi sebagai wujud keresahan kognitif sebagai anak kandung intelektualitas.

Resah, galau, dan “ketidakterimaan” terhadap kahanan, syukur lagi untuk tujuan ‘mengklarifikasi’ agar sesuatu penyimpangan menjadi lebih benar, merupakan pilihan yang harus dipuji. Dan ini, diwujudkan ke dalam tulisan dalam wujud artikel dalam jumlah yang lumayan banyak, 46 artikel. Tentu jumlah ini akan bertambah terus seirama dengan kesanggupan dia untuk menulis dan menulis.


Penulis

Setia Naka Andrian - Setia Naka Andrian, Lahir di Kendal, 4 Februari 1989. Pengajar di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas PGRI Semarang. Aktif di beberapa komunitas di Semarang dan sekitarnya. Puisinya tergabung dalam banyak antologi seperti Kursi Yang Malas Menunggu (TBJT Surakarta dan Hysteria Semarang, 2010), Sogokan Kepada Tuhan (Lestra Kendal, 2012), Dari Gentar Menjadi Tegar (Komunitas Bergerak Seni Indonesia Berkabung, 2015), Cahaya dari Kebun Kata (TBJT Surakarta dan PSK Kendal, 2017), Puisi-Puisi Munsi (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017). Cerpennya tergabung dalam antologi Bila Bulan Jatuh Cinta (Gradasi Semarang, 2009), Antologi Cerpen Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2010), Tanda (Teater Semut Kendal, 2010), Tatapan Mata Boneka (TBJT Surakarta, 2011), Perempuan Bersayap di Kota Seba (Kias Upgris, 2011). Naskah dramanya tergabung dalam kumpulan Kitab Lakon #1 Dongeng Negeri Dongeng (Teater Gema, 2012), esainya tergabung dalam kumpulan esai Mengingat Guru (Kias Upgris, 2011). Tulisannya berupa puisi, cerpen, esai dan resensi dimuat di beberapa media lokal maupun nasional, Buku kumpulan esainya, Remang-Remang Kontemplasi (Rumah Diksi Pustaka, November 2016) yang telah mendapatkan Penghargaan Acarya Sastra 2017 dari Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Daftar Isi

Sampul
Pengantar Membaca Proses Kreatif Naka
Daftar Isi
Daftar Riwayat Publikasi
Seni Budaya
     Meraba Langkah Kreatif
     'Kekuatan' Media Alternatif Sastra
     Mati Suri Sastrawan (Kampus)
     Mengalir dari Bawah ke Atas
     Lawak Teater dan Distorsi Ingatan Papua
     Tradisi Instan
     Aktor; Eksistensi Tubuh yang Bersilaturahmi
     Allah, Surga Bagi Orang-orang Beriman
     Stigma Sejarah dalam Teater
     Sihir Politik Wayang Banyolan
     Kita Rayakan Jasanya Setelah Meninggal
     Komunitas dan Produksi Identitas
     CommaWiki, Kamus Bahasa Kekinian
     Masih Perlukah Label Kota Seni Budaya?
     Jagat Musik Indie Kendal
     Urbanisme dan Riwayat Kampung
     Digitalisasi Ojek dan Taksi
     Kartini dan Keajaiban Surat
     Kelaziman dan Abad yang Berlari
     Membangun Kota dengan Seni
     Seni yang Meriwayatkan Kearifan
     Komunitas Penjaga Literasi
     Eksekusi Kemanusiaan dalam Teater Monolog
Sastra
     Puisi, Muara Individu Beragama
     Pengakuan Kecil untuk Penjagal Itu Telah Mati
     Maskulinitas Ibu dan Kemuliaan Kecil di Sekitarnya
     Kisah Drama Kampung Berfilosofi Jawa
     Makam Leluhur dan Kemuliaannya
     Roh Spiritual di Jagat Fiksi
     Rendra, Puisi dan Masa Lalu Keabadian
     Rendra, Ziarah Kata dan Doa
     Afrizal Malna; Fenomena Tubuh dan Bahasa
     Orasi Jungkir-Balik di Tubuh Fiksi
     Kehancuran Narasi dalam Novel
     Kisah Novelis Gitaris
     Novel Les Privat Bagi Musisi
Pendidikan
     Guru Saya Rajin Minum Susu
     Ikhtiar Pemerataan Label Sekolah
     Peneladanan Dharma Perguruan Tinggi
     Menyulut Uji Kompetensi Guru
     Kematian Anak di Televisi
     Gelimang 'Kado' untuk Guru
     Mental Plagiarisme
     Angin Segar Bagi Ilmuwan Kita
     Nasib 'Tayangan Jalanan' pada Era Petisi Cyber
     Gerak Pendidikan Kita
     Ikhtiar Memaknai Perayaan Hari Merdeka
     Kampus Bukan 'Menara Taring'
     Menakar Hakikat Pensi Sekolah
     Mengoptimalkan Kesenian di Sekolah
Apresiasi Remang-Remang Kontemplasi
     Setia Naka Andrian, Kegelisahan, dan Realitas Sosial Budaya yang “Sakit”
Profil Penulis