Ikhtisar
Berbicara mengenal masyarakat Samin tentu yang muncul dalam pandangan kita ialah tentang budaya, tradist, perilalou, adat, dan bahasa mereka. Terutama tentang bahasa, masyarakat Samin mempunyal loeunikan dan keistimewaan tersendiri. Disebut unik karena masyarakat Samin tidak mau menggunakan tutur bahasa yang halus (balasa jawa krama) yang hal itu tentu berbeda dengan masyarakat di hiar Samin. Sementara itu, disebut istimewa kara dalam penggunaan bahasa tersebut dilatarbelakangi oleh sejarah perlawanan terhadap para kolonial di masa lalu.
Namun demikian, loomunitas masyarakat yang merupakan pengikut ajaran seorang tokoh bernama Samin Surosentiko itu telah mengalami banyak perubahan dan pergeseran seiring perkembangan zaman. Masyarakat Samin di masa lalu dengan masyarakat Samin di masa kini tentu tidak lagi sama Masyarakat Samin sudah mengalami banyak perubahan dan menerima berbagai kemajuan Begitu juga tentang bahasa yang mereka gunakan tentu k mengalami pergeseran Meski demikian, ada beberapa hal yang masih mereka pertahankan hingga kini.
Buku ini merupakan penelitian yang mendalam tentang maryarakat Samin Baku inj memfokuskan pada kajian masyarakat Samin terutama perihal bahas Jaws yang mereka pergunakan. Media folus bahasannya pada bahas man jugs tidak jarang mengungkap aneka hal yang menjadi keunikan dan keistimewaan masyarakat Samin.
Pendahuluan / Prolog
Prakata
Dengan terbitnya buku ini, saya merasa bahwa Tuhanlah yang telah berkarya atas diri saya karena hanya atas bimbingan dan anugerah-Nya, saya dapat melalui proses penyusunan buku ini dengan baik. Oleh karena itu, tiada kata yang pantas saya ucapkan, kecuali rasa syukur dan terima kasih atas segala yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Pemurah kepada saya.
Buku berjudul “Samin; Kajian Sosiolingustik Bahasa Persaudaraan dan Perlawanan” ini merupakan naskah disertasi saya yang merupakan syarat untuk memperoleh derajat doktor dalam ilmu linguistik di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tentu naskah disertasi ini sudah diperkaya dengan beberapa hasil penelitian saya, khususnya dalam payung besar keilmuan sosiolinguistik dan masyarakat Samin atau yang biasa disebut sedulur sikep.
Berbicara mengenai masyarakat Samin memang tidak akan pernah ada habisnya. Masyarakat Samin merupakan suatu masyarakat yang hidup secara berkelompok. Masyarakat ini mempunyai kebiasaan, tatanan, serta adat-istiadat tersendiri yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh ajaran Samin Surosentiko yang merupakan cikal bakal lahirnya masyarakat Samin. Masyarakat Samin kali pertama muncul di Kabupaten Blora, sesuai dengan tempat kelahiran Samin Surosentiko. Dalam perkembangannya, masyarakat Samin menyebar ke beberapa daerah, seperti Kudus, Pati, Rembang, Bojonegoro, dan Ngawi. Namun demikian, sampai saat ini Samin tetap identik dengan Kabupaten Blora.
Dalam berkomunikasi, masyarakat Samin selalu menggunakan bahasa Jawa (ngoko). Perbedaan bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Samin dengan bahasa Jawa pada umumnya disebabkan oleh faktor budaya dan sejarah perkembangan masyarakat Samin. Masyarakat Samin menganggap semua orang sama, tidak perlu dibeda-bedakan. Anggapan seperti ini akan berpengaruh terhadap bahasa yang mereka gunakan. Mereka menggunakan bahasa Jawa ngoko kepada siapapun. Namun demikian, sejalan dengan perkembangan zaman, ada beberapa perubahan yang terjadi pada masyarakat Samin. Perubahan itu menyangkut perubahan sosial, budaya, dan bahasa.
Dalam hal bahasa, masyarakat Samin tidak lagi selalu berkomunikasi dengan bahasa Jawa ngoko. Mereka sudah mengenal dan menggunakan bahasa Jawa krama (madya) terutama ketika berinteraksi dengan masyarakat non-Samin. Bahkan masyarakat Samin generasi muda sudah mengenal dan menggunakan bahasa Indonesia. Beberapa anak muda Samin juga sudah mengenyam pendidikan formal tingkat SMA, bahkan ada beberapa yang sudah ‘menikmati’ bangku kuliah di sebuah akademi di Cepu. Dengan demikian, ada proses pergeseran (kode) bahasa pada masyarakat Samin dari penggunaan kode ngoko ke kode krama (madya).
Dengan penguasaan lebih dari satu kode atau bahkan lebih dari satu bahasa tersebut memungkinkan masyarakat Samin bisa memilih kode yang akan digunakan ketika berinteraksi baik dengan sesama masyarakat Samin maupun dengan masyarakat non-Samin. Pemilihan kode tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penutur, mitra tutur, situasi tuturan, dan tujuan tuturan.
Buku ini hadir bukan karena usaha saya sendiri, melainkan juga berkat campur tangan orang-orang yang dengan tulus selalu menyelipkan nama saya dalam doa-doa mereka. Oleh karena itu, buku ini saya persembahkan pada Ayahanda Slamet Sumardi (Alm) dan Ibunda M.M. Sukarti. Juga buat dua wanita yang selalu memberi warna dalam kehidupan saya, meskipun dengan cara berbeda-beda, yakni Lidwina Yulia Suprihatin dan Tusning Harya Prameswari.
Ucapan terima kasih dan penghargaan juga saya haturkan kepada para guru saya sekaligus pembimbing dalam menyelesaikan studi S3, yakni Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A dan Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo, serta para penguji disertasi saya, Dr.
Amir Ma’ruf, M.Hum., Prof. Dr. Marsono, S.U., Dr. Suhandano, M.A., Prof. Dr. Endang Nurhayati, M.Hum., Prof. Dr. Stevanus Djawanai, M.A., dan Dr. F.X Nadar, M.A. Ucapan yang sama saya sampaikan juga kepada Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. (Rektor Universitas Negeri Semarang), Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. (Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNNES), Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si. (Direktur Pascasarjana UNNES), Dr. Haryadi, M.Pd. (Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia), serta teman-teman sejawat dan para mahasiswa, baik program S-1, S-2 maupun S-3 yang tidak bisa saya sebutkan satu demi satu di sini.
Ucapan terima kasih juga perlu saya sampaikan kepada Bapak Sunoto yang merupakan Kepala Desa Sumber Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora beserta staf, Bapak Sugiyanto (Kamituwa Dusun Tambak), Bapak Sumiran (Kepala Desa Kemantren, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora) beserta staf, Bapak Priyanto (Kamituwa Dusun Tanduran) yang telah membantu selama saya mengadakan penelitian di dua desa tersebut. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Samin di Dusun Tambak, Desa Sumber, Kecamatan Kradenan dan masyarakat Samin di Dusun Tanduran, Desa Kemantren, Kecamatan Kedungtuban yang telah ‘mengajarkan’ arti sebuah kejujuran, kesederhanaan, dan persaudaraan yang sejati tanpa ada pamrih apapun. Inilah bentuk ajaran masyarakat Samin yang sangat luhur nilainya. Di antara masyarakat Samin tersebut, ada keluarga yang secara khusus menganggap saya sebagai ‘sedulur, yaitu keluarga Mbah Kasbi di Dusun Tambak dan keluarga Mbah Nyamu di Dusun Tanduran. Saya sudah diberi kesempatan untuk merasakan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Samin. Makan dengan nasi dan lauk yang sama, mandi juga dengan air yang sama, bahkan tidur pun juga dengan tempat yang sama. Matur nuwun, sedulur!
Akhirnya, saya hanya bisa berdoa, semoga kebaikan hati pihak-pihak yang telah saya sebut menjadi amal baik dan mendapat imbalan yang pantas dari Tuhan Yang Maha Pemurah.
Dalam menyusun buku ini, saya sudah berusaha sebaikbaiknya. Namun, saya menyadari penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa saya harapkan demi perbaikan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan linguistik, khususnya sosiolinguistik.
Lereng Gunung Suwakul, Maret 2017
Penulis
Penulis
Hari Bakti Mardikantoro - Lahir di Magelang, 26 Juli 1967. Penulis merupakan anak sulung dari lima bersaudara pasangan Slamet Sumardi (Alm) dan M.M Sukarti. Masa kecilnya dihabiskan di sebuah desa di Lereng Gunung Andong. Pendidikan tingkat SD sampai SMP diselesaikan di Grabag, Kabupaten Magelang, sedangkan pendidikan tingkat SMA diselesaikan di Kota Magelang. Mulai tahun 1986, penulis menempuh pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan selesai tahun 1991. Sementara itu, gelar Megister Humaniora diselesaikan di Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada tahun 1999. Adapun Program Doktoral juga diselesaikan di Universitas Gadjah Mada pada Program Studi Ilmu-ilmu Humaniora Fakultas Ilmu Budaya tahun 2012.
Daftar Isi
Cover
Prakata
Daftar Isi
Bagian I: Pendahuluan
Bagian II: Tataran Konsep
Masyarakat Tutur
Kedwibahasaan
Kontak Bahasa
Variasi Bahasa
Pilihan Kode Bahasa
Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa
Bahasa Jawa
Bagian III: Masyarakat Samin di Kabupaten Blora
Asal-usul Masyarakat Samin
Persebaran Masyarakat Samin
Ajaran Samin
Bagian IV: Bahasa Masyarakat Samin
Situasi Kebahasaan Masyarakat Samin
Sikap Bahasa Masyarakat Samin
Stuktur Bahasa Jawa Samin
Fungsi Bahasa Jawa dalam Masyarakat Samin
Bagian V: Penggunaan Bahasa Masyarakat Samin
Perubahan Penggunaan Bahasa
Pilihan Kode Bahasa
Pergeseran Bahasa Jawa
Bagian VI: Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Samin
Perubahan Tradisi
Perubahan Sosial Budaya
Daftar Pustaka
Tentang Penulis