Tampilkan di aplikasi

Pasang surut Masjid al-Aqsha

Majalah Hidayatullah - Edisi 06/XXX
1 Oktober 2018

Majalah Hidayatullah - Edisi 06/XXX

Salahuddin bersumpah akan membersihkan kem bali Masjid al- Aqsha dalam satu pekan sesudah pem bebasan, dan menyiapkan untuk shalat Jumat.

Hidayatullah
Di edisi lalu telah dijelaskan tentang kondisi Masjid al-Aqsha yang semakin mem baik sejak masa Khalifah Umar bin Khath thab RA hingga Dinasti Umayyah. Namun ketika berada di bawah kekua saan Abbasiyah, kondisinya stagnan karena penguasa tidak terlalu mementingkan Baitul-Maqdis.

Kondisi masjid suci tersebut semakin mengenaskan ketika Dinasti Abbasiyah berhasil dikalahkan oleh kekaisaran Fatimiyah di penghujung tahun 900- an. Bagaimana kondisinya? Penindasan Syiah Kekaisaran Fatimiyyah berpusat di Mesir. Mereka berhasil merebut kawasan Baitul-Maqdis sesudah me ngalahkan pasukan Abbasiyah di Ramalah.

Para penguasa Fatimiyah yang merupakan pemeluk sekte Ismaili Syiah dengan demikian bukan Muslim ini mulai melakukan perusakan terhadap Masjid al-Aqsha. Selama berabad-abad, Masjid al-Aqsha telah men jadi pusat penyebaran dan pengembagan ilmu, mulai dari bahasa Arab sampai hukum dan aqidah.

Semua itu dihentikan oleh penguasa Fatimiyah dan diga ti dengan lembaga-lembaga Syiah. Masa paling buruk terjadi di bawah kekuasaan al- Hakim (mulai tahun 996). Bukan saja menindas kaum Muslimin, dia bahkan memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan. Al-Hakim juga memerintahkan agar namanya menggantikan nama Allah dalam khutbah Jumat.

Al-Hakim melarang puasa Ramadhan dan berhaji ke Makkah. Di ujung kekuasaannya (tahun 1021), kawasan Baitul-Maqdis sudah bukan lagi menjadi pusat keilmuan Islam.
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI