Tampilkan di aplikasi

Jejak ulama dan santri dalam kemerdekaan RI

Majalah Hidayatullah - Edisi 04/XXXIII
31 Juli 2021

Majalah Hidayatullah - Edisi 04/XXXIII

Ihwal Agustus 2021 / Foto : Redaksi Majalah Hidayatullah

Hidayatullah
“Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan puncak perjuangan yang dicapai melalui rangkaian perjuangan para ulama/kiai pejuang bangsa, seperti Sultan Agung Hanyokrokusumo, Abdul Hamid Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Cik Di Tiro, Hasanuddin, Baabullah, dan lain-lain. Mereka inilah cikal bakal nasionalisme Indonesia.”

Begitulah catatan KH. Sholeh Iskandar, sosok ulama yang pernah memimpin Barisan Hizbullah di Bogor (Jabar). Catatan tersebut hendak dipresentasikan dalam seminar bertajuk “Pesantren di Masa Perang Kemerdekaan 1945-1949”. Acara diselenggarakan oleh Yayasan Histori Vitae Magistra, Jakarta, bulan Syawal 1412 H (1992).

Menurut KH. Sholeh, tema perjuangan merebut kemerdekaan, utamanya yang lahir dari “rahim pesantren” atau ulama dan santri, amat jarang diungkap. Itulah sebabnya, catatan dan kesaksian para pelaku sejarah menjadi penting.

Seperti apa peran ulama dan santri tersebut? Rubrik Ihwal kali ini akan mengulasnya sekilas.

Kisah-kisah perjuangan ini dinukil dari catatan KH. Sholeh Iskandar yang pernah dimuat di Majalah Media Da'wah No. 215 (Mei, 1992), ditambah beberapa sumber sejarah lain. Tulisan diramu oleh Mahmud Budi Setiawan, Lc, alumnus Universitas al-Azhar Kairo (Mesir).

Selamat menyusuri jejak perjuangan para ulama dan santri.*
Majalah Hidayatullah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI