Tampilkan di aplikasi

Gurita bisnis properti BUMN

Majalah Housing Estate - Edisi 152
13 Maret 2018

Majalah Housing Estate - Edisi 152

Kapitalisasi pasar satu BUMN properti sudah mencapai Rp18 triliun kendati baru tiga tahun berdiri. / Foto : Housing Estate / Susilo

Housing Estate
Waktu majalah ini menulis bisnis properti badan usaha milik negara (BUMN) di liputan khusus edisi April 2014 dan 2015, baru enam perusahaan yang menggarapnya secara serius.

Semuanya anak perusahaan BUMN konstruksi. Yaitu, PT Wika Realty (PT Wijaya Karya Tbk), PT Adhi Persada Properti (PT Adhi Karya Tbk), PT HK Realtindo (PT Hutama Karya Tbk), PT PP Properti Tbk (PT PP Tbk), dan PT Waskita Karya Realty (PT Waskita Karya) selain Perum Perumnas yang sejak awal memang dibentuk untuk mengembangkan perumahan.

Lima pertama sudah berbisnis properti sejak awal 1990-an melalui divisi realty, dan membentuk perusahaan sendiri untuk menggarapnya setelah tahun 2000, tapi (kecuali Wika Realty) baru benar-benar ekspansif di bisnis itu sejak 4–5 tahun terakhir. Sedangkan BUMN lain yang juga diminta pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan aset-asetnya, baru 1–2 tahun ini mendeklarasikan diri masuk bisnis properti.

Sebutlah misalnya, PT Timah Karya Persada Properti (PT Timah Tbk), PT Jasa Marga Properti (PT Jasa Marga Tbk), PT Pos Properti Indonesia (PT Pos Indonesia), PT Kereta Api Properti Manajemen (PT Kereta Api Indonesia), PT Pelindo Properti Indonesia (PT Pelindo III), PT Peruri Properti (Perum Peruri), PT Angkasa Pura Properti (PT Angkasa Pura I), dan PT PP Pracetak (PT PP Tbk).
Majalah Housing Estate di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI