Tampilkan di aplikasi

Saat berumah di jalur transportasi massal

Majalah Housing Estate - Edisi 153
13 Maret 2018

Majalah Housing Estate - Edisi 153

Rumah di jalur transportasi massal menjadi keniscayaan karena lalu lintas yang kian macet dan hidup yang makin mengutamakan kepraktisan dan kecepatan. / Foto : Housing Estate / Artists Impression

Housing Estate
Mengutip seorang pengamat, dalam banyak hal umumnya kita lebih mendahulukan prestise termasuk dalam memilih rumah. Yang diutamakan rumah yang tampak indah dekat jalan tol atau di lokasi favorit, bukan yang fungsional dekat jalur transportasi massal sehingga mudah dan murah ke manamana.

Padahal sejak dua dekade lalu para pengamat sudah mengingatkan, kota tidak efisien kalau tidak didukung sistem angkutan massal. Pendapatan warganya akan habis untuk biaya transportasi.

Arsitek Marco Kusumawijaya misalnya, waktu itu menyebutkan, warga kota di Indonesia menghabiskan 15–19% penghasilannya untuk biaya transportasi, tertinggi di Asia Tenggara. Jadi, kalau seseorang bergaji Rp4 juta/bulan, Rp600–760 ribu di antaranya habis untuk biaya transportasi.

Sekarang sikap itu harus diubah menjadi lebih rasional atau mau tak mau lebih rasional, karena pengeluaran untuk transportasi itu makin besar. Kepala Lab Transportasi Unika Soegijapranata (Semarang, Jawa Tengah) Djoko Setijowarno kepada pers Agustus tahun lalu menyatakan, biaya transportasi warga Indonesia saat ini meningkat menjadi rata-rata 25%.
Majalah Housing Estate di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI