Genteng metal atau logam hingga saat ini belum bisa menandingi kepopuleran genteng keramik dan beton, terutama di Jawa yang pasarnya paling besar. Padahal sebagai penutup atap, genteng metal sangat memadai dan cukup sebagai substitusi genteng keramik dan beton. Kelebihannya pun banyak.
Menurut, Anong Riandono, Showroom & Marketing Manager PT Cerarufindo Primamandiri, produsen bahan bangunan termasuk genteng keramik dan metal, cat genteng, rangka atap baja ringan dan aksesoris Karangpilang, salah satu kelebihan genteng metal adalah bobotnya yang ringan dan bentuknya yang berupa lembaran berukuran besar, sehingga lebih mudah dan cepat dipasang, serta hemat rangka atap dan biaya tukang selain tahan lama.
“Karena lebih ringan, atap metal juga lebih aman untuk konstruksi dan lebih tahan gempa. Perbandingannya, kalau genteng keramik dan beton bobotnya 42-47 kilogram (kg) per meter persegi (m2), genteng metal hanya 3-4 kg. Masalahnya brand image terhadap produk ini masih kalah dibanding dua jenis genteng itu. Makanya saat jualan kami juga harus ekstra memberikan penjelasan. Kalau sudah paham dan melihat contohcontoh yang bagus, banyak konsumen yang tertarik,” tuturnya.
Ia menambahkan, di luar Jawa seperti Sumatera dan Kalimantan, kebanyakan orang justru lebih familiar dengan atap logam. Jarang ada keluhan menyangkut udara di dalam rumah yang panas bila atap terkena sinar matahari atau berisik saat terkena hujan. Sementara di Jawa image panas dan berisiknya itu sering dimunculkan. Karena itu produsen pun menawarkan atap metal yang dilapisi batuan halus atau pasir yang bisa meredam panas dan suara untuk menjawabnya.
