Konsep pengembangan hunian berbasis lokasi transit (perpindahan) antar moda transportasi atau transit oriented development (TOD) dengan moda berbasis rel sebagai lead, makin menjadi tren. Tidak hanya pengembang properti bangunan tinggi seperti apartemen dan menara perkantoran yang berupaya mengadopsinya dengan antusias, tapi juga developer perumahan tapak baik untuk pasar menengah maupun menengah atas.
Menurut Yance Onggo, Associate Director PT Ciputra Residence (Ciputra Group), pengembang kota baru Citra Maja Raya (2.600 ha) di Kota Publik Maja (12.000 ha) di Maja, Lebak-Banten, sejak sekian tahun terakhir terjadi pergeseran (shifting) preferensi pasar dalam memilih hunian dari semula berdasarkan kemudahan akses dengan kendaraan pribadi menjadi transportasi umum massal seperti kereta komuter.
Penyebabnya, makin baik dan terintegrasinya transportasi umum massal itu. ”Karena itu pengembangan hunian berbasis TOD pun makin populer dan makin diminati,” katanya. Citra Maja Raya Citra Maja Raya yang dikembangkan Ciputra Group sejak empat tahun lalu adalah salah satu kota baru yang sejak awal mempromosikan konsep TOD itu sebagai nilai plus proyeknya.
Saat ini proyek focus melayani pasar menengah ke bawah dan menengah dengan mengembangkan rumah-rumah seharga (saat ini) mulai dari Rp175 juta/unit di luar rumah bersubsidi. Total sudah 15.000 rumah dan ruko yang dipasarkan, tersebar di 30 klaster. Sebanyak 9.000 unit sudah diserah-terimakan dan 800 unit di antaranya sudah dihuni.
Citra Maja Raya dilintasi kereta komuter double track rute Tanah Abang (Jakarta)-Bintaro-Serpong-Parung Panjang- Tigaraksa-Maja-Rangkasbitung. Ciputra akan membangun shelter sendiri yang mengintegrasikan jalur kereta itu dengan area komersial dan distrik pusat bisnis atau hanya 7 km melalui jalan provinsi yang saat ini terus dibenahi pemerintah.
