Pembaca terhormat,
Sebagian wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dilanda banjir besar di pergantian tahun lalu. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tertinggi waktu itu mencapai 377 mm/hari. Jauh di atas curah hujan saat banjir besar tahun-tahun sebelumsebelumnya: 2002 (168 mm), 2007 (340 mm), dan 2015 (277 mm).
Karenanya banyak sekali perumahan yang sebelumnya tidak pernah banjir, saat banjir pergantian tahun lalu kebanjiran. Apalagi perumahan yang sudah menjadi langganan banjir, air tidak hanya masuk tapi menenggelamkan sebagian besar bangunan, tinggal atapnya saja yang kelihatan. HousingEstate ikut prihatin dengan musibah tersebut. Semoga para korban yang telah kehilangan harta benda diberikan kesabaran dan kekuatan menghadapinya. Yang luka-luka segera sehat kembali, dan yang meninggal dunia mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.
Supaya musibah yang sama tidak terulang di masamasa mendatang, sejumlah langkah akan dan sedang dijalankan pemerintah pusat dan daerah. Misalnya, penyelesaian waduk Ciawi dan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat, yang ditargetkan selesai akhir 2020. Meneruskan kembali program nurmalisasi sungai Ciliwung dan 13 sungai lain yang melintasi wilayah Jakarta, serta menyambungkan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur yang sempat mandeg hampir dua tahun.
Semoga masyarakat juga makin sadar terhadap banjir dengan mematuhi segala anjuran dan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan, tidak mengooptasi daerah aliran sungai untuk tempat tinggal, tidak membangun vila di daerah yang telah ditetapkan sebagai area tangkapan dan resapan air, tidak melangar koefisien dasar bangunan (KDB) sehingga tidak mengurangi area resapan di pekarangan rumah masing-masing. Kami mengetengahkan opini solusi komprehensif mengatasi banjir Jakarta yang disarikan dari wawancara HousingEstate dengan pengamat perkotaan Nirwono Joga.
Banjir juga kami angkat sebagai tema di Liputan Utama edisi ini. Kami mencoba membantu calon konsumen dengan menulis perumahan-perumahan yang tidak banjir di wilayah Jabodetabek. Memang, kami tidak bisa menyajikan data secara lengkap tapi paling tidak dari sejumlah perumahan yang kami ketengahkan, dapat ditarik benang merah, perumahan yang tidak banjir itu antara lain lokasinya bukan di area cekungan tempat parkir air, dibangun jauh di atas peil banjir, tidak berbatasan langsung dengan sungai, memiliki sistem drainase yang baik: ada saluran primer, sekunder, dan tersier, serta pond atau danau buatan untuk parkir air sementara.
Kami juga menulis proyek-proyek baru yang mencakup perumahan, klaster di satu perumahan, atau apartemen yang akan atau belum lama di-launching. Jumlahnya belum banyak, tapi minimal dapat menambah alternatif pilihan yang mau membeli hunian. Simak liputannya di rubrik Pasar Properti.
Pada edisi ini kami juga membahas panjang lebar tentang upaya pemerintah menggalang dana perumahan jangka panjang melalui program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Pertama, untuk mengatasi ketidak-sesuaian (mismatch) sumber dana KPR yang selama ini disalurkan bank. Kedua, untuk menekan bunga KPR. Ketiga, agar makin banyak rakyat yang bisa membeli rumah.
Masih terkait pembiayaan perumahan, pada edisi ini kami juga mengupas tentang produk-produk KPR syariah yang dilansir sejumlah bank. Ternyata KPR-nya tidak hanya berdasarkan azas jual beli, tapi juga pola beli bersama dan sewa hibah. Margin yang ditetapkan pun tidak kalah menarik dibandingkan bunga bank konvensional. Simak liputannya di rubrik Homeloan.
Selanmat membaca.