Bekasi, Jawa Barat, termasuk kawasan terdampak banjir cukup merata pada awal tahun ini. Curah hujan ekstrem dan buruknya pengelolaan kawasan menjadi penyebabnya. Tidak sedikit perumahan yang pengembangannya dirancang sesuai kaidah ramah lingkungan, tetap kebanjiran, karena lingkungan eksternalnya tidak mendukung.
Misalnya, saluran air di dalam perumahan dibuat besar dan dalam, tapi bertemu saluran kota yang sempit dan dangkal. Kendati demikian ada sejumlah perumahan yang tidak terkena banjir. Antara lain Vida Bekasi (140 ha) di Jalan Narogong (Siliwangi).
Pengembangnya Gunas Land membuat saluran besar di dalam perumahan sepanjang lebih dari 1 km, lebar sekitar 5 m, dan kedalaman 4 m. Saluran ini mengalirkan air dari Vida ke Kali Pete. Hanya, karena badan kali itu makin menyempit, saat hujan ekstrem aliran air jadi lambat walaupun belum sampai luber kemana-mana. Vida juga mengalokasikan area terbuka hijau yang memadai dan tiga danau penampungan air.
“Satu danau luasnya sekitar tiga hektar, dua lagi berukuran sedang. Ketiganya cukup efektif mencegah banjir,” kata Direktur Gunas Land Edward Kusma. Ia menyatakan, saat hujan ekstrem seperti awal tahun ini, genangan-genangan kecil sulit dihindari karena posisi perumahan terkait dengan lingkungan sekitar. Area di luar perumahan bukan tanggung jawab developer.
Karena itu, menurutnya, yang perlu diperjelas adalah upaya developer mencegah banjir. Lokasi Vida Bekasi di selatan Jl Raya Narogong membuatnya aman dari limpasan air Kali Cikeas. Sungai ini berada di sisi utara, sekitar 1,5 km dari Jl Raya Narogong. Ini berbeda dengan sejumlah perumahan di Bekasi, terutama yang berada dekat Kali Bekasi yang terendam lebih dari satu meter.
