Pembaca terhormat Pada saat edisi terbaru ini ditulis, pemerintah secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia memasuki masa resesi. Dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi nasional negatif. Kuartal II minus 5,32 persen, kuartal III minus 3,49 persen. Sebuah lembaga penelitian di AS, National Bureau of Economic Research (NBER), seperti dikutip Kompas.com,mendefinisikan resesi sebagai indikasi turunnya daya beli masyarakat secara umum dan naiknya angka pengangguran. Semoga di kuartal terakhir 2020 pertumbuhan ekonomi sudah menunjukkan tren positif, dan pada kuartal pertama 2021 sudah kembali positif. Aamiin.

Kita patut bersyukur di tengah kondisi perekonomian nasional yang kurang menguntungkan tersebut, masih ada sejumlah stake holder properti, baik instansi pemerintah, developer, industri bahan bangunan, maupun perbankan yang berkinerja di atas rata-rata. Karenanya kami sangat mengapresiasi mereka yang sukses sepanjang 2020 itu, dengan mengangkatnya ke dalam rubrik Liputan Utama.

Instansi pemerintah terkait property yang kami nilai berhasil adalah Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Lembaga yang bertugas menyalurkan subsidi perumahan berskema Fasilitas Liluiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) itu, hingga awal November 2020 sukses menyalurkan dana subsidi 97 persen lebih dari yang dianggarkan sebesar Rp11 triliun untuk membiayai 102,500 unit rumah. PPDPP optimis dananya akan terserap 100 persen sebelum pergantian tahun.

Prestasi lain PPDPP adalah kesuksesannya membuat aplikasi Sikasep (Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan) dan Sikumbang (Sistem Informasi Kumpulan Pengembang). Jadi, karyawan tetap yang bergaji maksimal Rp8 juta per bulan dan belum memiliki rumah, diharapkan mengisi data diri di aplikasi Sikasep. Sedangkan developer perumahan subsidi diwajibkan mengisi aplikasi Sikumbang. Mereka yang sudah mengisi data di Sikasep bisa mencari rumah di aplikasi Sikumbang. Kedua aplikasi tersebut amat membantu masyarakat yang sedang mencari rumah subsidi.

Terkait dengan perumahan bersubsidi ini, kami pilih tiga proyek yang paling menonjol. Pertama, Pesona Prima Cikahuripan 6 (Bogor). Perumahan seluas 8 ha ini selain laris, kualitas pembangunannya bagus dan memakai sistem syariah yang ketat banget. Kedua, Samesta Dramaga (Bogor).

Keunggulan perumahan seluas 40 ha ini karena penjualannya bagus, dan infrastrukturnya sekelas real estate. Ketiga, Bumi Bantar Panjang. Kami nilai berprestasi karena penjualannya paling tinggi, rata-rata 100 unit setiap bulannya.

Sementara untuk perumahan non subsidi, kami bagi dua berdasarkan wilayah: Jabodetabek dan luar Jabodetabek. Sebagian kami nilai sukses karena selama pandemi berhasil menjual rumahnya dalam jumlah yang signifikan, sebagian lagi karena inovasinya. Di Jabodetabek, untuk skala kota (500 ha ke atas) tercatat BSD City dan Paramount Land (Tangerang), Citra Sentul Raya (Bogor), dan Metland Cibitung (Bekasi).

Untuk proyek skala besar (100 ha ke atas) kami pilih Cibinong New City (Bogor) dan Tera Damai (Bekasi). Untuk proyek skala menengah (25 ha sampai kurang dari 100 ha) tercatat OCBD (Bogor), Permata Cimanggis (Depok), dan Grand Batavia (Tangerang).

Sementara untuk perumahan skala kecil tercatat The Royal Park @ Karawaci seluas 2,5 ha yang selama pandemi sukses menjual rumah 50 unit seharga Rp450 jutaan hingga Rp1 miliar/unit. Satu-satunya apartemen yang masuk dalam liputan utama kali ini adalah LRT City MTH di Jl MT Haryono, Jakarta Selatan, karena melakukan marketing dengan cara yang kreatif. Dengan potensi lokasinya yang dekat dengan sarana transportasi massal: stasiun LRT Cawang, stasiun KRL Cawang, dan halte Trans Jakarta, developer menyediakan fasilitas green lifestyle dalam upayanya mendekati mereka yang masuk dalam kelompok green community.

Sedangkan untuk proyek di luar Jakarta, kami pilih CitraLand BSB City (Semarang-Jawa Tengah) yang tahun ini sukses memasarkan rumah-rumah kelas menengah-atas. Kemudian Grand Surya (Sidoarjo-Jawa Timur) yang berhasil menjual rumah-rumah seharga Rp300-500 juta, Tanjung Bunga (Makassar-Sulawesi Selatan) yang sukses menjual rumah Rp500 juta-Rp1 miliar, dan Harmony Residence (Serang-Banten) yang kreatif memasarkan rumahnya.

Di luar Liputan Utama tersebut masih ada sejumlah rubrik lain yang sama menariknya. Contoh, di rubrik Aktual kami membahas cuplikan Undang-Undang Cipta Kerja yang terkait dengan bisnis properti. Di rubric Desain kami ketengahkan desain rumah kecil ikonik di gang sempit Cipulir, Jakarta Selatan, karya konsultan arsitek Delution yang berhasil memenangkan Architizer A+Awards 2020 untuk kategori Small Architecture + Small Living by People Choice. Lalu Tamu Kita mengangkat developer muda Sutedja Sidarta Darmono yang sukses mengubah image kawasan industri di Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi, menjadi hunian menengah atas. Tentu masih banyak liputan menarik lainnya.

Pembaca, di bulan November ini keluarga besar Majalah HousingEstate juga ingin berbagi kebahagiaan. Salah satu founder kami Saudara Samsul Arifin Nasution, baru saja menikahkan anak pertamanya Nabila Cikita dengan Gama Panigara. Semoga Pak San, demikian panggilan akrabnya, segera dikaruniai cucu. Aamiin. Selamat membaca.