Tinggal di hunian yang sangat mungil berarti ruang gerak jadi lebih terbatas. Meski demikian, bukan tidak mungkin hunian mikro tersebut tetap terasa nyaman dihuni. Anda perlu melakukan beberapa adaptasi ketika harus tinggal di hunian dengan area terbatas. Anda harus meninggalkan kebiasaan yang dilakukan di hunian lama dan menyesuaikan diri dengan situasi hunian mungil.
Azmi Nadhira, misalnya. Ia dan keluarganya telah menghuni apartemen mungil berukuran 21m2 selama dua tahun. Ia mengaku mengalami beberapa penyesuaian ketika baru menghuni apartemen tersebut, terutama dalam hal berbelanja. “Setiap beli baju baru, ada baju lama yang didonasikan”, ungkap Dhira. Begitu juga dalam penyimpanan barang.
Dhira mengaku lebih selektif ketika membeli barang dengan tidak membeli barang yang tidak benar-benar diperlukan. “Sebelum beli, dipikirin dulu simpannya di mana,” ucap ibu satu anak ini. Adaptasi lain dilakukan Dhira terkait penataan ruang. Pada saat baru pindah, ia merasa huniannya sangat kecil dan kurang nyaman karena tidak ada halaman.
“Akhirnya mesti dekorasi apartemen sebaik mungkin dan pakai beberapa tanaman indoor buat pengganti taman,” kata Dhira. Begitu pula soal desain furnitur. Karena ukuran huniannya terbatas, maka Dhira harus membiasakan diri untuk melakukan banyak kegiatan di ruang yang sama. Untuk itu, ia membutuhkan furnitur multifungsi yang bisa mengakomodasi banyak kegiatan.
Dhira memilih konsep furnitur kompak ala hunian mikro di Jepang untuk huniannya. Namun, ia mengakui sempat mengalami kesulitan ketika mencari desainer interior maupun jasa pembuat furnitur custom yang benar-benar mengkhususkan diri pada desain kompak untuk hunian mungil seperti miliknya. Akhirnya, ia harus mencari sendiri referensi gambar desain yang dia inginkan.
