Tampilkan di aplikasi

Bagaimana menghidupkan budaya perusahaan

Majalah Infokomputer - Edisi 6/2017
17 Juli 2017

Majalah Infokomputer - Edisi 6/2017

Ketika awal direkrut di STorM Benefi ts, sebuah perusahaan startup yang menyediakan software Hr asal Filipina, saya sempat di-training di Manila selama dua minggu. / Foto : thinkstockphotos.com

Infokomputer
Saya melihat bahwa di STORM, budaya perusahaan benar-benar secara serius ditegakkan. Di sini saya mengamati bahwa, perusahaan berusaha keras mengasah dan membentuk budaya. Perusahaan tidak membiarkan budaya terjadi begitu saja. Apabila nilai-nilai perusahaan yang sudah dirancang dengan teliti tidak ditegakkan, budaya alternatif bisa masuk.

Hal ini akan sulit diubah nantinya bila perusahaan makin besar. Di saat kami masih startup yang sedang bertumbuh, di saat itulah penting sekali untuk mulai membentuk budaya dan memeliharanya. Bagaimana STORM memulai? Sejak awal ketika didirikan, founder kami telah membuat lima nilai utama (value) yang menjadi pegangan kami. Dalam membuat value ini kita juga perlu berhatihati.

Nilai-nilai perusahaan yang baik biasanya bukan bersifat aspiratif atau sesuatu yang kita inginkan saja, tetapi juga adalah halhal yang mencerminkan diri kita. Ketika membuat lima nilai utama di STORM, founder kami merefl eksikan apa saja nilainilai yang telah membawa kami bertumbuh atau berhasil sejauh ini, dan nilai-nilai apa saja yang kita perlukan untuk membawa kita ke tempat yang kita inginkan.

Jadilah kelima nilai utama yang menjadi jangkar budaya perusahaan. founder dan top leader. Kelima nilai di atas bukanlah dibuat-buat agar perusahaan memiliki budaya dan lalu top leader berharap karyawan akan menunjukkan perilaku yang diharapkan begitu saja. Adanya kelima nilai itu memberi perusahaan petunjuk arah.
Majalah Infokomputer di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI