Maraknya adopsi ponsel pintar dan pertumbuhan internet mobile seakan membukakan “pintu” bagi para penyedia layanan telekomunikasi untuk memperoleh sumber data dalam jumlah sangat besar, bahkan mungkin tak terbayangkan sebelumnya. praktis fakta ini mendudukkan pelaku bisnis telco di atas gundukan “tambang emas” lautan data.
Namun jauh sebelum tren tersebut merebak, Telkomsel sudah menyiapkan framework big data. Alih-alih memanfaatkan big data untuk mengembangkan bisnis digital, pengembangan framework tersebut awalnya lebih banyak dilatarbelakangi kebutuhan internal Telkomsel. “Waktu itu memang problem statement-nya adalah kami perlu satu teknologi yang memungkinkan kami melakukan aktivitas-aktivitas, seperti business monitoring dan performance monitoring secara lebih terstruktur.
Dengan demikian ketika manajemen melakukan pengambilan keputusan lebih didasarkan pada fakta-fakta yang memang sesuai dengan kondisi di lapangan,” ujar Metra C. Utama (VP IT Digital Enablement, Telkomsel). Pengembangan framework dan pemanfaatan big data oleh penyedia layanan telekomunikasi dengan jumlah pelanggan pasca dan prabayar mencapai hampir 174 juta itu berangkat dari kebutuhan decision support system.
Namun tahap awal saja dari perjalanan Telkomsel dalam mengarungi lautan data yang sudah dimulai sejak delapan tahun lalu. Metra menjelaskan bahwa sejak tahun 2009, perusahaan yang dinobatkan sebagai operator telekomunikasi ke-6 terbesar di dunia itu telah menyiapkan tahapan-tahapan yang akan dilampaui dalam big data journey.
