Tampilkan di aplikasi

Robot nano bantu diagnosis penyakit

Majalah Infokomputer - Edisi 12/2017
12 Desember 2017

Majalah Infokomputer - Edisi 12/2017

Para ahli belum lama ini dikabarkan sedang berkutat dengan teknologi robot nano (nanobot). / Foto : asianscientist.com

Infokomputer
Para ahli belum lama ini dikabarkan sedang berkutat dengan teknologi robot nano (nanobot). Perkembangan ini menurut para pengamat teknologi merupakan momen yang ditunggu-tunggu. Para pengamat menyatakan penerapan teknologi robot nano ini sebenarnya memiliki aneka kendala yang selama ini menghambat perkembangannya.

Salah satunya adalah sulitnya mengendalikan arah gerakan robot ini ke lokasi yang diperlukan dalam tubuh manusia. Selain itu, masalah lain yang harus dipecahkan adalah cara mengeluarkan robot-robot ini dari tubuh setelah mereka selesai melakukan tugasnya. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, para peneliti teknologi robot nano dikabarkan memiliki solusi jitu, yakni menggunakan bahan pembuat alami yang dijamin akan bisa terurai dengan sendirinya dalam tubuh manusia.

Jika terurai secara alami dalam tubuh, robot-robot nano ini diklaim akan bisa dikeluarkan dari tubuh dengan lebih mudah, misalnya via air seni atau keringat. Untuk mencapai tujuan ini, para peneliti dikabarkan tengah mengembangkan teknologi robot nano menggunakan semacam spirulina algae (sejenis ganggang berbasis bakteri).

Spirulina algae sendiri biasanya banyak dijumpai di toko obat atau pasar swalayan dalam bentuk tablet atau bubuk sebagai suplemen makanan. Menurut para peneliti, penggunaan bahan alami berbasis spirulina algae ini selain akan memudahkan penguraiannya secara alami dalam tubuh manusia, juga akan memudahkan pengendaliannya untuk menempatkannya dalam bagian tertentu tubuh manusia.

Dikendalikan via MRI Para peneliti menyatakan, untuk memandu pergerakannya dalam tubuh manusia, robot-robot ini bisa dilapisi oksida besi. Dengan oksida besi ini, para peneliti akan bisa memandu pergerakan robot-robot ini menggunakan magnetic resonance imaging (MRI). Ini karena oksida besi sendiri pada dasarnya merupakan logam yang akan bereaksi terhadap medan magnet yang dihasilkan MRI.
Majalah Infokomputer di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI