Kurs Dolar Tinggi Tak Ganggu Transformasi Digital. Ketika nilai tukar dolar Amerika terus meninggi, bagaimana nasib investasi teknologi di negeri ini? Gartner memprediksi global IT spending tahun ini akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,2% dari tahun lalu atau mencapai US$3,7 triliun. Angka tersebut, menurut Gartner, memperlihatkan annual growth tertinggi sejak tahun 2007. Bisa ditebak, penyumbang terbesar pertumbuhan tinggi itu adalah transformasi digital yang sedang berlangsung di berbagai organisasi di seluruh dunia.
Dengan 40% dari GDP Indonesia diperkirakan akan terdigitalisasi pada tahun 2020, IDC menyarankan perusahaan Indonesia agar terus bertransformasi digital. Dan sebagai konsekuensinya, investasi pada teknologi informasi (TI) pun tak bisa berhenti. Lantas bagaimana jika nilai tukar dolar AS terhadap Rupiah terus meroket? Laporan utama kami di bulan September ini mengupas tentang hal tersebut. Satu kabar gembira yang kami dapat dari vendor TI adalah kenaikan kurs dolar tidak serta merta menaikkan harga dalam rupiah dari produk, jasa, dan solusi yang disediakan oleh berbagai perusahaan TI di Indonesia. Artinya, transformasi digital di Indonesia tidak akan menemui hambatan dari sisi fi nansial.
Kalaupun nantinya kurs dolar terus meningkat, belajar dari pengalaman krisis moneter beberapa tahun lalu, para pelaku industri TI yakin sebagian besar perusahaan di negeri ini akan mampu bertahan dan beradaptasi. Tak salah jika vendor TI memiliki keyakinan demikian karena dalam pandangan para pelaku bisnis, teknologi justru berperan penting dalam meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Hanya saja, para pemimpin TI kemungkinan akan lebih selektif dalam memilih inisiatif-inisiatif TI yang akan mereka realisasikan.