Tampilkan di aplikasi

Konsep agile, dari TI ke manajemen

Majalah Infokomputer - Edisi 09/2018
3 Oktober 2018

Majalah Infokomputer - Edisi 09/2018

Berawal di dunia teknologi informasi (TI), konsep Agile kini merambah ke bidang-bidang lain karena dianggap cocok mengantisipasi situasi dinamis di berbagai sektor industri.

Infokomputer
Pada tahun 2001, tujuh belas orang developer yang menyebut dirinya “organizational anarchists” bertemu di Snowbird, Utah, AS, untuk berbagi gagasan. Mereka datang dari berbagai aliran dan pendekatan programming, seperti Scrum, extreme programming (XP); Crystal; adaptive software development (ASD); featuredriven development (FDD); dan dynamic-systems-development method (DSDM).

Semua pendekatan itu termasuk framework “kelas ringan” karena menggunakan peraturan yang lebih sedikit dan sederhana yang memungkinkan adaptasi lebih cepat dalam lingkungan yang cepat berubah. Walaupun tidak semua senang dianggap kelas ringan dan mereka tidak sependapat dalam segala hal, pertemuan itu menghasilkan suatu gerakan yang disebut: Agile.

Setelah sepakat dengan nama tersebut, mereka juga menyusun “Manifesto for Agile Software Development” yang terdiri dari empat nilai utama serta “Principles Behind the Agile Manifesto” yang terdiri dari dua belas prinsip yang menjadi pegangan bersama. Sejak saat itu, semua framework development yang selaras dengan nilai dan prinsip tersebut dapat disebut sebagai teknik Agile.

Para penandatangan dokumen di atas mem-posting kedua dokumen tersebut secara online dan mendapat sambutan yang sangat baik. Mereka kemudian membentuk organisasi non profit bernama Agile Alliance yang kini sudah beranggotakan lebih dari 30.000 orang dari berbagai negara.
Majalah Infokomputer di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI