Mitigasi risiko dapat meringankan dampak negatif dari setiap risiko yang akan terjadi. Ada tiga langkah dasar mitigasi yang perlu dilakukan. Pertama, kenali sebanyak mungkin risiko pada pekerjaan terkait. Kedua, siapkan rencana rencana untuk mengatasi setiap risiko yang sudah dikenali dengan baik.
Ketiga, tangani setiap risiko yang muncul sesuai rencana yang telah disiapkan. Bila ketiga langkah tersebut dilakukan dengan baik, tiap risiko dapat ditangani dengan baik sehingga jalannya pekerjaan terkait akan lebih lancar.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara menangani risiko tersebut cenderung bersifat pasif, khususnya pada proses untuk mengenali (identifikasi) risiko dan penyusunan rencana mitigasinya.
Sifat pasif tersebut muncul karena cara menangani risiko tersebut pun cenderung bersifat big bang, yaitu melakukan identifikasi dan penyusunan rencana mitigasi sekaligus di awal pekerjaan dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan di masa depan.
Kelemahan dari sifat pasif tersebut adalah adanya kemungkinan bahwa tidak semua risiko berhasil diidentifikasi. Risiko-risiko yang berhasil diidentifikasi pun belum tentu relevan. Bila identifikasi risiko hanya dilakukan di awal, risikorisiko lain yang muncul di tengah-tengah pekerjaan atau menjelang akhir pekerjaan tidak dapat diidentifikasi dengan baik, misalnya saat ditetapkannya regulasi baru, hadirnya pesaing baru, atau dikembangkannya teknologi baru.
Bila daftar risiko yang telah disusun tidak lengkap atau tidak relevan, besar kemungkinan penanganan masalah akan lebih sering dilakukan a la “pemadam kebakaran”, yaitu selalu sibuk mematikan api, bukan mencegah munculnya api.
