Romantisme Garasi ala Startup.
CERITA-cerita inspiratif startup Silicon Valley sudah sering kita dengar. Cukup banyak pionir-pionir bisnis ternama dari Lembah Silikon yang merintis usaha di tempat-tempat yang terbilang sederhana dan tak biasa, misalnya di gudang, garasi, ruang bawah tanah, bahkan dapur. Duo pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, berbulan-bulan menghabiskan waktu di garasi kontrakan untuk membuat situs web yang sekarang menjelma menjadi mesin pencari paling sukses.
David Packard dan Bill Hewlett mengawali kesuksesan HP dengan membuat audio oscillator di sebuah garasi di daerah pinggiran Palo Alto. Selain mereka, ada pula nama-nama seperti Steve Jobs dan Steve Wozniak, Bill Gates dan Paul Allen, Walt dan Roy Disney, dan Jeff Bezos yang kini bisnisnya sudah menggurita, tetapi mengawali bisnis sebagai garagepreneur.
Pada masa kini, garasi mungkin tak lagi romantis bagi pebisnis startup. Perusahaan rintisan tidak lagi membutuhkan bangku-bangku panjang atau rak untuk menaruh barang. Yang mereka butuhkan adalah ruang yang memadai untuk meletakkan laptop atau komputer dan memiliki koneksi internet yang bagus karena kebanyakan perusahaan ini bergerak di bidang perangkat lunak dan layanan. Itulah alasan startup masa kini lebih memilih “garasi” modern, seperti coworking space, sebagai ruang kerjanya.
Dulu, selain startup, mungkin tak ada yang melirik garasi sebagai tempat kerja. Namun, “garasi” modern rupanya mulai menarik minat perusahaan dalam berbagai berskala. Terutama setelah melihat ide-ide kreatif yang tercipta di ruang kerja tanpa sekat dan kolaboratif terbukti bisa melejitkan perusahaan startup. Bahkan, perusahaan-perusahaan mulai merombak ruang kerja dan mendesainnya ala coworking space.
Apakah ruang kerja bersama ala startup ini bisa menjawab kebutuhan bisnis perusahaan berskala lebih besar? Kami membahasnya pada edisi kali ini. Mungkin ruang kerja dengan atmosfer dinamis, inspiratif, dan interaktif ini adalah pilihan yang tepat untuk bisnis Anda.