Geliat AI di Indonesia
Melakukan satu-dua inovasi saja tak lagi cukup untuk menghadapi disrupsi digital yang makin meluas ke berbagai sektor bisnis dan industri. Organisasi membutuhkan senjata andalan yang memungkinkan mereka melipatgandakan inovasi.
Artifi cial Intelligence (AI) adalah salah satu teknologi yang bisa menjadi arsenal ampuh untuk membantu organisasi atau perusahaan meracik ulang produk dan layanannya agar menghasilkan inovasi bisnis yang berlipat ganda. Bahkan oleh IDC, AI didaulat sebagai “mega technology” yang dampaknya akan sangat signifi kan. AI memungkinkan organisasi mentransformasi cara melayani konsumen, cara memotivasi karyawan, dan cara bermitra dalam ekosistem.
Meski menurut daftar indeks kesiapan AI yang dikeluarkan Salesforce, Indonesia berada di posisi ke-7 di antara negara-negara Asia Pasifi k, pemanfaatan AI di Indonesia telah merebak. Menurut IDC FutureScapes 2019, 78% organisasi di Indonesia sepakat bahwa teknologi-teknologi berbasis AI akan menambah keunggulan kompetitif.
Conversational AI, misalnya chatbot, adalah titik awal yang dipilih kebanyakan organisasi di Indonesia untuk memulai perjalanan AI. Pilihan enterprise untuk mengulik chatbot atau conversational AI lebih dulu adalah karena hal pertama yang umumnya dilakukan dalam transformasi digital adalah meningkatkan pengalaman dan keterlibatan pelanggan.
Apa lagi contoh pemanfaatan AI oleh organisasi dan perusahaan di Indonesia? Apa rencana mereka pada masa yang akan datang? Seberapa kencang geliat AI di Indonesia? Laporan utama kami bulan ini mencoba memberi gambaran perkembangan AI sampai saat ini, dan peluang pemanfaatannya pada masa depan.
Yang jelas, menurut IDC, di Indonesia hingga tahun 2024 nanti, AI mulai menjadi antarmuka baru. Sepersepuluh dari aplikasi berbasis layar akan digantikan oleh AI. Atau kita bisa katakan, AI is the new UI.