Saat Anda mengecek saldo tabungan Anda di sebuah ATM, pernahkah bertanya mengapa Anda percaya dengan deretan angka yang terpampang? Jika dipikir, saldo tabungan tersebut hanyalah deretan angka yang ditampilkan komputer untuk menggambarkan jumlah uang Anda. Jika ditelusuri, bank juga tidak menyimpan lembaran uang kertas yang diberi label nama Anda. Anda hanya meyakini, ada sistem yang mencatat keluar masuknya uang Anda, dengan bank menjadi salah satu instrumennya.
Secara prinsip, sistem keuangan modern memang bertumpu pada kepercayaan nasabah akan sistem tersebut. Ada bank sentral yang mencetak uang, ada lembaga yang mencatat pergerakan uang dari satu akun ke akun lain, dan ada bank yang dipercaya menjadi penghitung saldo. Semua orang, meski dalam derajat berbeda, percaya akan keabsahan sistem tersebut. Kepercayaan itu adalah satu hal yang mahal. Dan, kepercayaan itulah yang masih sulit didapatkan Libra, mata uang digital yang baru diumumkan Facebook.
Tentang Libra
Sekadar mengingatkan, Libra adalah mata uang digital yang saat ini dipersiapkan Facebook. Libra dibangun di atas teknologi cryptocurrency, sama seperti Bitcoin, Ethereum, dan berbagai mata uang digital lainnya.
Dalam mengembangkan Libra, Facebook tidak sendiri. Facebook menggandeng perusahaan lain dari latar belakang finansial dan teknologi seperti Visa, Mastercard, Uber, dan PayPal untuk bergabung ke sebuah organisasi yang disebut Libra Association. Saat ini, asosiasi tersebut tengah mempersiapkan Libra, yang harapannya bisa dirilis paling cepat tahun 2020 nanti.
Sebagai tahap awal, Libra telah merilis white paper yang menggambarkan cara kerjanya. White paper itu masih menyisakan banyak detail yang belum terjawab, tetapi setidaknya bisa memberikan gambaran tentang cara kerja Libra.
