Tampilkan di aplikasi

Buku Jejak Pustaka hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Yang Tersisa setelah Puisi Dicipta

1 Pembaca
Rp 67.000 16%
Rp 56.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 168.000 13%
Rp 48.533 /orang
Rp 145.600

5 Pembaca
Rp 280.000 20%
Rp 44.800 /orang
Rp 224.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini mungkin hanya sebagian kecil dari dunia yang hampir selalu sunyi-senyap, puisi. Meski banyak puisi telah dicipta dan terus dicipta, bahkan buku-buku tentang cara/seni mencipta puisi tetap diterbitkan, tetapi yang membicarakan dan memperhatikannya terasa tak lebih banyak. Dimas dalam buku ini menjadi bagian yang tak lebih banyak itu.

Walau tak semua esai bicara mengenai puisi, kata ‘sastra’ dalam buku ini bisa dibaca dan dimaknai sebagai puisi. Dimas merekam dan membicarakan puisi-puisi baik sebagai “kekuatan”, dalam fenomena genre, maupun perspektif-perspektif di dalamnya. Bagi Dimas puisi harus dibicarakan setidaknya karena dua alasan; puisi adalah sesuatu yang dahsyat dan penting dalam kehidupan, dan ketika puisi menjauh dari kesakralan, nilai-nilai luhur, dan segala yang berpotensi merendahkan dan meminggirkannya.

- Sekaligus sebagai seorang penyair yang melalui perhatian dan kecintaannya kepada puisi, Dimas berhasil menuntun bahwa puisi dan/atau sastra hari ini perlu. Sebab puisi dan/atau sastra mengarahkan pada kesadaran-kesadaran akan kemanusiaan

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dimas Indiana Senja

Penerbit: Jejak Pustaka
ISBN: 9786239716905
Terbit: Mei 2021 , 148 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini mungkin hanya sebagian kecil dari dunia yang hampir selalu sunyi-senyap, puisi. Meski banyak puisi telah dicipta dan terus dicipta, bahkan buku-buku tentang cara/seni mencipta puisi tetap diterbitkan, tetapi yang membicarakan dan memperhatikannya terasa tak lebih banyak. Dimas dalam buku ini menjadi bagian yang tak lebih banyak itu.

Walau tak semua esai bicara mengenai puisi, kata ‘sastra’ dalam buku ini bisa dibaca dan dimaknai sebagai puisi. Dimas merekam dan membicarakan puisi-puisi baik sebagai “kekuatan”, dalam fenomena genre, maupun perspektif-perspektif di dalamnya. Bagi Dimas puisi harus dibicarakan setidaknya karena dua alasan; puisi adalah sesuatu yang dahsyat dan penting dalam kehidupan, dan ketika puisi menjauh dari kesakralan, nilai-nilai luhur, dan segala yang berpotensi merendahkan dan meminggirkannya.

- Sekaligus sebagai seorang penyair yang melalui perhatian dan kecintaannya kepada puisi, Dimas berhasil menuntun bahwa puisi dan/atau sastra hari ini perlu. Sebab puisi dan/atau sastra mengarahkan pada kesadaran-kesadaran akan kemanusiaan

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Buku ini mungkin hanya sebagian kecil dari dunia yang hampir selalu sunyi-senyap, puisi. Meski banyak puisi telah dicipta dan terus dicipta, bahkan buku-buku tentang cara/seni mencipta puisi juga diterbitkan, tetapi yang membicarakan dan memperhatikannya terasa tak lebih banyak. Dimas dalam buku ini menjadi bagian yang tak lebih banyak itu.

Dimas merekam dan membicarakan puisipuisi baik sebagai Dzkekuatandz, dalam fenomena genre, maupun dimensi perspektif di dalamnya hingga Dzperistiwa puisidz selama rentang ʹͲͳʹ‒ 2021. Bagi Dimas puisi harus dibicarakan setidaknya karena dua alasan; puisi adalah sesuatu yang dahsyat dan penting dalam kehidupan, dan ketika puisi menjauh dari kesakralan, nilai-nilaixii luhur, dan segala yang berpotensi merendahkan dan meminggirkannya.

Sekaligus sebagai seorang penyair yang melalui perhatian dan kecintaannya kepada puisi, Dimas berhasil menuntun bahwa puisi dan/atau sastra hari ini perlu. Sebab puisi dan/atau sastra mengarahkan pada kesadarankesadaran akan kemanusiaan.

Demikian, selamat membaca!
Jejak Pustaka

Penulis

Dimas Indiana Senja - Dimas Indiana Senja, nama pena dari Dimas Indianto S.

Sastrawan, peneliti, dan Dosen IAIN Purwokerto. Bukunya: Nadhom Cinta, Suluk Senja, Sastra Nadhom, Pitutur Luhur, Museum Buton, dan Kidung Paguyangan.

Saat ini menjadi ketua Asosiasi Fasilitator Literasi (ASFIL) Jawa Tengah, ketua Lesbumi PCNU Kab. Brebes, Ketua GenPi (Generasi Pesona Indonesia) Kab. Brebes, Founder BCCF (Bumiayu Creative City Forum), Kokolot Klayaban (Komunitas

Jelajah Alam dan Budaya Brebes Selatan), Ketua Generasi Muda FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kab. Banyumas, dan Ketua MAANNAJAH (Majelis Alumni Persma An Najah) Purwokerto.

Daftar Isi

Cover
Prakata
Kata Pengantar
Daftar Isi
Sentuhan Magis Dalam Proses Kreatif
     Pengalaman Religius
Menulis Puisi Melukis Diri
     Menulis dan Menulis
Menulis Sastra Membaca Semesta
     Membaca Semesta
Rumah Penyair Adalah Puisi
     Rumah Penyair
Ibu Puisi
Estetika Sastra Nadhom
     Puisi Nadhom
Puisi Nadham: Bukan Sembarang Pagar
Puisi dan Batu Akik
     Pemeran dan Kontes
Politik dan Puisi yang Bengkok
     Pembekokan Puisi
Sastra dan Kritik Sosial
Sastra dan Realitas Sosial
Puisi dan Kearifan Lokal
     Puisi Sebagai Ensiklopedia
     Mitologi, Karakter dan Puisi
Puisi dan Persepsi Penyair Tentang Waktu
     a. Waktu dulu
     b. Waktu sekarang
     c. Waktu esok
Puisi dan Dakwah
Sastra yang Dianaktirikan
     Sastra Santri, Sastra Penyeimbang
Nun, Kalam, dan Penyair
Puisi dan Kesaksian Sang Maestro
Penyair Perempuan Indonesia
     Gerakan Perlawanan
Riwayat Penemuan
Tentang Penulis