Ikhtisar
Buku ini mungkin hanya sebagian kecil dari dunia yang hampir selalu sunyi-senyap, puisi. Meski banyak puisi telah dicipta dan terus dicipta, bahkan buku-buku tentang cara/seni mencipta puisi tetap diterbitkan, tetapi yang membicarakan dan memperhatikannya terasa tak lebih banyak. Dimas dalam buku ini menjadi bagian yang tak lebih banyak itu.
Walau tak semua esai bicara mengenai puisi, kata ‘sastra’ dalam buku ini bisa dibaca dan dimaknai sebagai puisi. Dimas merekam dan membicarakan puisi-puisi baik sebagai “kekuatan”, dalam fenomena genre, maupun perspektif-perspektif di dalamnya. Bagi Dimas puisi harus dibicarakan setidaknya karena dua alasan; puisi adalah sesuatu yang dahsyat dan penting dalam kehidupan, dan ketika puisi menjauh dari kesakralan, nilai-nilai luhur, dan segala yang berpotensi merendahkan dan meminggirkannya.
- Sekaligus sebagai seorang penyair yang melalui perhatian dan kecintaannya kepada puisi, Dimas berhasil menuntun bahwa puisi dan/atau sastra hari ini perlu. Sebab puisi dan/atau sastra mengarahkan pada kesadaran-kesadaran akan kemanusiaan
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Buku ini mungkin hanya sebagian kecil dari dunia yang hampir selalu sunyi-senyap, puisi. Meski banyak puisi telah dicipta dan terus dicipta, bahkan buku-buku tentang cara/seni mencipta puisi juga diterbitkan, tetapi yang membicarakan dan memperhatikannya terasa tak lebih banyak. Dimas dalam buku ini menjadi bagian yang tak lebih banyak itu.
Dimas merekam dan membicarakan puisipuisi baik sebagai Dzkekuatandz, dalam fenomena genre, maupun dimensi perspektif di dalamnya hingga Dzperistiwa puisidz selama rentang ʹͲͳʹ‒ 2021. Bagi Dimas puisi harus dibicarakan setidaknya karena dua alasan; puisi adalah sesuatu yang dahsyat dan penting dalam kehidupan, dan ketika puisi menjauh dari kesakralan, nilai-nilaixii luhur, dan segala yang berpotensi merendahkan dan meminggirkannya.
Sekaligus sebagai seorang penyair yang melalui perhatian dan kecintaannya kepada puisi, Dimas berhasil menuntun bahwa puisi dan/atau sastra hari ini perlu. Sebab puisi dan/atau sastra mengarahkan pada kesadarankesadaran akan kemanusiaan.
Demikian, selamat membaca!
Jejak Pustaka
Penulis
Dimas Indiana Senja - Dimas Indiana Senja, nama pena dari Dimas Indianto S.
Sastrawan, peneliti, dan Dosen IAIN Purwokerto. Bukunya: Nadhom Cinta, Suluk Senja, Sastra Nadhom, Pitutur Luhur, Museum Buton, dan Kidung Paguyangan.
Saat ini menjadi ketua Asosiasi Fasilitator Literasi (ASFIL) Jawa Tengah, ketua Lesbumi PCNU Kab. Brebes, Ketua GenPi (Generasi Pesona Indonesia) Kab. Brebes, Founder BCCF (Bumiayu Creative City Forum), Kokolot Klayaban (Komunitas
Jelajah Alam dan Budaya Brebes Selatan), Ketua Generasi Muda FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kab. Banyumas, dan Ketua MAANNAJAH (Majelis Alumni Persma An Najah) Purwokerto.
Daftar Isi
Cover
Prakata
Kata Pengantar
Daftar Isi
Sentuhan Magis Dalam Proses Kreatif
Pengalaman Religius
Menulis Puisi Melukis Diri
Menulis dan Menulis
Menulis Sastra Membaca Semesta
Membaca Semesta
Rumah Penyair Adalah Puisi
Rumah Penyair
Ibu Puisi
Estetika Sastra Nadhom
Puisi Nadhom
Puisi Nadham: Bukan Sembarang Pagar
Puisi dan Batu Akik
Pemeran dan Kontes
Politik dan Puisi yang Bengkok
Pembekokan Puisi
Sastra dan Kritik Sosial
Sastra dan Realitas Sosial
Puisi dan Kearifan Lokal
Puisi Sebagai Ensiklopedia
Mitologi, Karakter dan Puisi
Puisi dan Persepsi Penyair Tentang Waktu
a. Waktu dulu
b. Waktu sekarang
c. Waktu esok
Puisi dan Dakwah
Sastra yang Dianaktirikan
Sastra Santri, Sastra Penyeimbang
Nun, Kalam, dan Penyair
Puisi dan Kesaksian Sang Maestro
Penyair Perempuan Indonesia
Gerakan Perlawanan
Riwayat Penemuan
Tentang Penulis