Menyambut Hari Aksara Internasional (HAI) pada 8 September 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali mengelar peringatan puncak HAI yang kali ini digelar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Peringatan HAI setiap tahun memang dirayakan untuk menandai pencapaian penuntasan tuna aksara yang telah diraih dan menyusun kembali upaya untuk menyelesaikan tantangan yang tersisa.
Sebagai bagian dari masyarakat dunia, pemerintah, melalui Kemendikbud terus berupaya memperkecil persentase ketunaaksaraan di Indonesia. Karena keaksaraan bukan hanya sekadar prioritas pendidikan, tetapi investasi yang sangat penting bagi masa depan yang berkesinambungan. Dengan begitu, mereka yang telah melek askara tidak kembali lagi seperti dahulu, dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Sejumlah program unggulan untuk memberantas tuna aksara sekaligus meningkatkan keterampilan membaca masyarakat terus dilakukan. Upaya itu salah satunya dilakukan lewat program Gerakan Literasi Nasional (GLN). Program lain untuk mendukung percepatan budaya literasi di Indonesia, di antaranya pendirian Taman Bacaan Masyarakat (TBM), penyelenggaraan Bengkel Literasi yang mengundang komunitas literasi, serta Gerakan Indonesia Membaca (GIM) yang didukung dengan program Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marginal (GP3M).
Penguatan literasi dan pemberantasan tuna aksara inilah yang menjadi Fokus JENDELA edisi ini. Tentu, tersedia pula artikel beragam lainnya terkait dengan literasi dan keaksaraan, guna memperkaya data maupun informasi terkait program, capaian, maupun target-target baru Kemendikbud di bidang literasi dan keaksaraan.
Selain memfokuskan pada literasi, JENDELA edisi ini juga menyuguhkan artikel menarik lainnya. Pada rubrik Kajian, kami sajikan artikel mengenai faktorfaktor maupun latar belakang yang memengaruhi capaian literasi Matematika siswa Indonesia yang menjadi peserta studi Programme Student for International Assessment (PISA) 2012. Populasi penelitian adalah siswa Indonesia yang berusia 15 tahun. Sampel penelitian yakni siswa berusia 15 tahun sebanyak 5.622 orang yang tersebar di 31 provinsi.
Sementara, dalam rubrik Kebudayaan, kami ketengahkan artikel mengenai cerita Panji sebagai karya cipta simbol pertama kebangkitan sastra lisan di Jawa Timur, sebagai wilayah kerajaan besar yang menyatukan Nusantara. Diulas pula persebaran kisah Panji di berbagai wilayah Indonesia adalah bentuk keragaman dan kekayaan khasanah budaya Panji.
Keragaman kisah ini diwujudkan dalam pertunjukan seni seperti Kethek Ogleng, Reog Ponorogo, Tari Topeng dan Tari Gambuh. Selain itu cerita rakyat yang terpengaruh kisah Panji antara lain Timun Mas dan Andhe-Andhe Lumut. Rubrik lainnya seperti Bangga Berbahasa Indonesia maupun Infografis Perpustakaan juga tetap kami hadirkan guna memperkaya wawasan kita semua. Selamat membaca!