Pendidikan vokasi, salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tengah mendapat perhatian Presiden Joko Widodo. Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diminta untuk meningkatkan jumlah dan kompetensi guru di SMK. Gayung bersambut, instruksi itu langsung dilaksanakan melalui Program Keahlian Ganda (sebelumnya disebut Program Alih Fungsi).
Ini merupakan kebijakan untuk menambah jumlah guru dengan kompetensi sesuai standar mengajar bidang keahlian tertentu di SMK atau disebut sebagai guru mata pelajaran produktif di SMK (selanjutnya disebut guru produktif SMK). Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, terseleksi sebanyak 15.170 guru yang mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) program keahlian ganda.
Setelah mendapat pembekalan awal, para peserta wajib menjalani seluruh rangkaian diklat selama 12 bulan lamanya. Di akhir diklat, guru diikutkan pada tes kompetensi untuk mendapatkan sertifikat keahlian dan sertifikat pendidik. Jika memenuhi standar minimal, dua sertifikat itu berhak menjadi milik guru peserta program keahlian ganda. Ikhtiar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam melaksanakan inpres tersebut patut kita acungi jempol.
Upaya ini semoga dapat menjawab persoalan kekurangan guru produktif SMK sehingga harapannya dapat menghasilkan lulusan SMK yang lebih siap bersaing secara global, terutama di era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Informasi terkait program keahlian ganda ini kami sajikan dalam fokus majalah Jendela edisi VII. Kami berharap pertanyaan-pertanyaan guru tentang program ini dapat terjawab setelah membaca majalah ini.
Kami juga menyajikan informasi menarik dan bermanfaat pada sejumlah rubrik tetap, seperti resensi buku yang mengulas buku berbahasa Inggris: Teacher as Activator of Learning yang dapat dipinjam di Perpustakaan Dikbud. Perlu kami informasikan kembali bahwa saat ini lokasi perpustakaan pindah sementara ke Gedung C lantai 3, mengingat gedung sebelumnya tengah direnovasi.
Pada rubrik kebudayaan, kami hadirkan informasi tentang bantuan Kemendikbud untuk memfasilitasi sekolah memiliki laboratorium seni budaya dan film. Keberadaan laboratorium ini cukup penting mengingat belum banyak tempat yang menyediakan ruangan berkesenian bagi siswa menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang seni budaya dan film.
Jika laboratorium ini telah terbangun dengan fasilitas memadai, siswa maupun masyarakat, terutama kaum muda di sekitar sekolah dapat memanfaatkannya. Pada rubik kajian, kami hadirkan hasil penelitian duo guru asal Cikarang tentang minat guru untuk berinovasi dalam proses belajar mengajar. Rubrik “Bangga Berbahasa Indonesia” tetap setia hadir memenuhi kebutuhan kita terhadap referensi penggunaan bahasa Indonesia.
Rubrik yang kami hadirkan sebagai santapan baca ringan di bagian akhir majalah ini berisi kata-kata serapan, padanan kata, dan penulisan kata yang tepat beserta arti kata tersebut. Kami berharap seluruh informasi yang terdapat dalam majalah yang ada dalam gengaman Anda sekarang ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan sebagai referensi bagi yang membutuhkan. Selamat membaca.
Salam.
Redaksi