Kita patut bersyukur, Indonesia berhasil menurunkan angka tuna aksara secara signifikan hingga pada 2014 tersisa 3,7 persen masyarakat yang masih belum melek aksara. Namun prestasi itu tidak boleh membuat kita besar kepala. Masih ada pekerjaan besar yang harus segera dikerjakan setelah berhasil mengentaskan masyarakat dari tuna aksara.
Pekerjaan besar itu adalah bagaimana menumbuhkan minat baca masyarakat sehingga tumbuh menjadi masyarakat yang literat dan memiliki budaya literasi yang tinggi. Sejumlah upaya pemerintah dilakukan untuk secara bertahap menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap literasi.
Salah satunya kegiatan wajib membaca 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran, seperti yang tertuang dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menelurkan kebijakan berupa Gerakan Literasi Nasional yang tujuannya agar literasi dapat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. GLN diimplementasikan dalam bentuk Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Masyarakat, dan Gerakan Literasi Bangsa.
Topik-topik tersebut kami bahas dalam edisi kali ini. Masih berkaitan dengan literasi, di bagian rubrik resensi buku, kami suguhkan buku berjudul “Gempa Literasi”. Buku ini merupakan kumpulan esai dari sejumlah komunitas literasi yang tujuannya agar masyarakat tergerak untuk mau menulis. Harapannya agar budaya literasi dapat tumbuh dan semakin berkembang di kalangan masyarakat.
Kami juga menghadirkan rubrik kebudayaan yang mengulas tentang pelaksanaan ke-2 World Culture Forum atau Forum Budaya Dunia tahun 2016. Sebelumnya pada 2013, forum yang membahas budaya secara internasional digelar untuk pertama kalinya di Bali, Indonesia. Dalam rubrik ini kami hadirkan tujuan serta makna dibalik diselenggarakannya pertemuan budaya berskala internasional tersebut.
Sementara itu pada rubrik kajian, kami hadirkan artikel mengenai tata nilai budaya kerja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Artikel ini hadir untuk memberikan informasi mengenai kebiijakan reformasi birokrasi internal yang dilakukan di Kementerian ini. Reformasi dilakukan semata-mata agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada seluruh pemangku kepentingan yang ada di lingkungan Kemendikbud.
Tidak lupa juga kami hadirkan rubrik “Bangga Berbahasa Indonesia” yang disajikan cukup ringan. Berisi kata-kata serapan dan penulisan kata yang tepat beserta arti kata tersebut. Seluruhnya kami hadirkan dalam majalah edisi VI ini. Kami berharap seluruh informasi yang terdapat dalam majalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan sebagai referensi bagi yang membutuhkan. Selamat membaca.
Salam.
Redaksi