Tampilkan di aplikasi

GLS di SMA, ini cara unik sekolah ciptakan siswa SMA yang literat

Majalah Jendela - Edisi VI/10/2016
12 Januari 2018

Majalah Jendela - Edisi VI/10/2016

Poster-poster tentang motivasi pentingnya membaca sebaiknya dipasang di sudut-sudut sekolah.

Jendela
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dituntut memiliki kemampuan membaca dalam hal memahami teks secara analitis, kritis, dan reflektif di era global ini. Sekolah berperan penting dalam memberikan keterampilan literasi informasi itu.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya menumbuhkan minat baca siswa melalui kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum jam pelajaran pertama dimulai sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Pemahaman membaca siswa tingkat sekolah menengah diuji oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Programme for International Student Assessment. Tahun 2013, peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 dari skor rata-rata OECD sebesar 496.

Rendahnya keterampilan ini membuktikan proses belajar di sekolah belum mampu membentuk siswa yang literat. Rendahnya motivasi membaca di kalangan siswa pun menjadi tantangan bagi pemerintah. Selain kebijakan itu, pemerintah juga menggalakan peningkatkan motivasi membaca siswa melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Gerakan yang melibatkan para pemangku kepentingan di bidang pendidikan ini mendorong sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat.

Pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, dan seluruh komponen masyarakat bahu membahu menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Majalah Jendela di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI