Tampilkan di aplikasi

Budaya Indonesia mendunia melalui World Culture Forum

Majalah Jendela - Edisi VI/10/2016
12 Januari 2018

Majalah Jendela - Edisi VI/10/2016

Pemilihan lokasi penyelenggaraan di Bali karena pertimbangan Bali sebagai pusat untuk melakukan diskusi-diskusi pembangunan kebudayaan dunia.

Jendela
World Culture Forum (WCF) merupakan perhelatan budaya berskala internasional yang diselenggarakan sebagai wujud mengenalkan kebudayaan Indonesia ke kancah dunia. Dalam penyelenggaraannya, pada 2016 ini WCF yang dilaksanakan pada tanggal 10 s.d. 14 Oktober 2016, di Nusa Dua, Bali, menjadi tahun kedua, sejak perdana diselenggarakan pada tahun 2013 lalu.

Tema WCF 2016 adalah “Culture for an inclusive sustanaible planet”, atau pembangunan yang berkelanjutan melalui kebudayaan. Dengan tema tersebut diharapkan dapat mengangkat kearifan lokal menuju level global melalui teknologi dalam rangka memperkuat pembangunan berkelanjutan.

Dalam penyelenggaraannya, WCF mengedepankan budaya Indonesia sebagai garda terdepan dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 bahwa bangsa Indonesia harus menjadi bagian dari upaya menciptakan perdamaian dunia dengan memberikan solusi melalui kekayaan budaya dan keharmonisan masyarakatnya.

WCF membahas mengenai isu-isu strategis dan dapat merekomendasikan kebijakan untuk pengembangan budaya dunia berkelanjutan, khususnya yang berkaitan dengan perdamaian, kemakmuran, pelestarian, dan pengembangan kualitas hidup tingkat tinggi bagi peradaban global. Pemilihan lokasi penyelenggaraan di Bali karena pertimbangan Bali sebagai pusat untuk melakukan diskusi-diskusi pembangunan kebudayaan dunia.

Dalam pelaksanaan symposium, para pembicara membahas mengenai sub-sub tema WCF 2016, antara lain: Reviving Culture for Rural Sustainability; Water for Life: Reconcilicing Socio-Economic Growth and Environmental Ethics; Interweaving History, Urban Space, and Cultural Movement; Culture in the New Digital World; Reconciling State, Community, and Cultural Divides; dan Cultural Diversity for Responsible Development.
Majalah Jendela di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI