Bencana alam yang terjadi di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah pada medio tahun 2018 berdampak sangat luar biasa. Sebanyak lebih dari 2.000 orang meninggal dunia, ribuan bangunan sekolah rusak, dan puluhan ribu orang mengungsi. Respons cepat pascabencana dilakukan agar dampak yang ditimbulkan tidak semakin parah.
Di sektor pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) segera bergerak ke daerah terdampak. Di sini, Kemendikbud mendirikan pos pendidikan untuk melakukan pendataan, penyaluran bantuan, serta penanganan bencana lainnya di bidang pendidikan. Pos pendidikan ini juga berfungsi untuk menjembatani koordinasi multipihak sehingga penanganan korban pascabencana dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
Upaya Kemendikbud membantu korban bencana ini dilakukan agar pendidikan di daerah terdampak bencana dapat segera pulih sehingga siswa dapat kembali bersekolah. Tidak hanya bantuan pembangunan kelas darurat berupa tenda sesuai standar UNICEF, Kemendikbud juga membagikan perlengkapan sekolah serta pelayanan psikososial dan psikoedukasi kepada warga sekolah. Bantuan senilai lebih dari Rp 500 miliar digulirkan Kemendikbud untuk penanganan pascabencana di dua provinsi tersebut.
Ya, topik kali ini redaksi hadirkan bagi pembaca setia JENDELA untuk memberikan gambaran kebijakan yang dilakukan Kemendikbud agar pendidikan yang menjadi hak anak dapat terpenuhi. Sajian dalam rubrik Fokus tersebut kami sajikan sebanyak 16 halaman yang diperkaya dengan infografis berisi data-data terkait penanganan bencana yang Kemendikbud dan sejumlah pihak terkait kerjakan.
Pada rubrik Resensi Buku, kami tampilkan ulasan singkat mengenai modul pembelajaran berjudul “Manajemen Bencana di Sekolah”. Modul ini membantu memberikan pengetahuan bagi semua pihak yang peduli dan tertarik untuk berperan aktif dalam setiap fase bencana terutama untuk mempersiapkan penanggulangan dan kesiagaan bencana di sekolah. Modul ini memuat langkah-langkah utama dalam mempersiapkan kesiagaan bencana, sehingga cocok digunakan oleh guru dalam pembelajaran.
Masih mengenai topik kebencanaan, di rubrik Kajian, redaksi ulas mengenai penelitian tentang strategi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui permainan tradisional untuk siswa di daerah rawan bencana. Penelitian dilakukan pada pada siswa dan guru di Sekolah Dasar (SD) Puncak Manis serta pemuka masyarakat di Kedungpi, Sukabumi, Jawa Barat.
Tidak ketinggalan, pada edisi ini juga redaksi senantiasa menghadirkan rubrik tetap, yaitu Kebudayaan dan Bangga Berbahasa Indonesia. Pada kedua rubrik ini, JENDELA tampilkan tentang kongres kebudayaan dan kongres bahasa Indonesia yang merupakan kegiatan lima tahunan untuk menyusun strategi demi perkembangan yang lebih baik di masa yang akan datang. Redaksi berharap seluruh sajian yang kami tampilkan di edisi kali ini kembali memberikan manfaat bagi pembaca setia. Selamat membaca.