Tampilkan di aplikasi

Liku-liku menghafal Al-Qur`an

Majalah Karima - Edisi 02
14 Februari 2018

Majalah Karima - Edisi 02

Para hafizh harus menjauhi perilaku maksiat dan membuang jauh rasa malas. / Foto : MUH ABDUS SAYKUR/Karima

Karima
Pagi itu, usai shalat Subuh seperti biasa Baharun Musaddad duduk ber sim puh di depan gurunya untuk menyetor hafalan. Sambil me nyimak setoran, sang guru mu lai menghidangkan teh panas dan sepiring pisang goreng. Asap yang mengepul di atas piring jadi per tanda jika pisang itu baru saja di angkat dari wadah penggorengan.

Sebagai seorang santri, Arun, demikian sapaannya, tiba-tiba mulai kehilangan konsentrasi. Masalahnya, diam-diam Arun bersorak dalam hati melihat pisang goreng kegemarannya. Meski terus melafazkan hafalan, sesekali Arun mulai mencuri pandang ke hidangan yang kian menggoda perutnya yang juga mendadak keroncongan.

Alhasil, hafalan yang sudah diulang-ulang sebelumnya mendadak hilang sekejap. Bahkan tanpa sadar hafalannya sudah berpindah ke surah yang lain. Tiba-tiba, plaaakk!! Paha Arun ditepuk oleh sang guru. “Baru hidangan pisang goreng, hafalanmu sudah hilang,” ujar gurunya.

“Bagaimana kalau sudah lihat wanita–wanita cantik di luar pondok sana,” kata sang guru mengingatkan. Kasus mendadak hilang hafa lan bagi seorang hafi zh meru pakan hal sering terjadi. Kasus ini juga terjadi pada Suryadin, pe muda asal Bima, Nusa Tenggara Barat yang hafal 3o juz.

Suatu ketika ia mendengar kabar jika saudara dekatnya di Bima men dapat musibah. Karena tidak memiliki uang untuk pulang, ia tetap memilih melanjutkan program tahfi znya di Lembaga Tahfi z Qur`an Darul Munir Pekayon, Bekasi, Jawa Barat. Namun, rupanya pikiran Suryadin tidak bisa diajak kompromi. Dalam pikirannya ia tetap berkeinginan menjeguk sauadaranya itu meski sejenak.
Majalah Karima di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI