Ikhtisar
Pada masa awalnya, jaringan kereta api di Semarang erat kaitannya dengan distribusi hasil bumi pula. Sebagai kota pelabuhan, perdagangan, dan jasa; kawasan kota lama Semarang pada zaman itu merupakan tujuan distribusi hasil bumi sebelum kegiatan pengapalan dilakukan ke pasar dunia. Nilai-nilai tersebut saat ini masih berlaku dan melekat pada Semarang secara keseluruhan.
Namun, tidak hanya sebagai kota perdagangan dan jasa, kota Semarang pun berbenah untuk menjadi salah satu tujuan wisata unggulan. Ancang-ancang untuk menjadi Warisan Dunia menuntut kesiapan seluruh pemangku kepentingan agar bersama-sama mampu memenuhi persyaratannya dalam hal revitalisasi maupun pengelolaannya secara berkelanjutan.
Persyaratan yang paling nyata saat ini antara lain dalam mengatasi tantangan fenomena alam maupun tekanan manusia. Melalui peta dan kegiatan diskursus di lokasi, diharapkan generasi muda tidak hanya berwawasan wisata, tetapi juga akan memiliki kepedulian secara keruangan mengenai kaitan antara alam, tata kota, dan nilai-nilai penting dari suatu kawasan bersejarah.
Pendahuluan / Prolog
Kata pengantar
Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh Salam sejahtera untuk kita semua, Kalaulah bukan karena tinta Takkan kugubah sebuah puisi Kalaulah bukan karena cinta Takkan berjumpa pada kegiatan ini Syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah mendukung terbitnya buklet berjudul Jalur Gula Kembang Peradaban Kota Lama Semarang, yang mengisahkan sejarah perkembangan industri gula di Pulau Jawa dan kaitannya dengan kawasan kota lama Semarang.
World Heritage Camp Indonesia (WHCI) merupakan sebuah pro- gram yang diselenggarakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini diharapkan dapat berperan serta dalam mendorong generasi muda untuk menjadi bagian yang peduli terhadap upaya-upaya pelestarian Kawasan Kota Lama Semarang. Saat ini Kawasan Kota Lama Semarang telah dimasukkan ke dalam daftar sementara sebagai Warisan Budaya oleh lembaga PBB dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO).
Sejak abad ke-19 hingga sepertiga awal abad ke-20, industri gula di Pulau Jawa pernah menjadi produsen gula kristal terbesar di dunia setelah Kuba. Hingga tahun 1925, terdapat 202 pabrik gula yang aktif di Jawa. Saat ini, di seluruh Indonesia, hanya tersisa 35 pabrik gula. Itu pun tidak semuanya masih aktif beroperasi. Perkembangan industri gula di Tanah Jawa pada masa kolonial tumbuh seiring dengan revolusi teknologi permesinan dan transportasi. Bahkan, rel kereta pertama yang dibangun antara Semarang dengan Tanggung (1864-1867) tercatat sebagai rel kereta yang pertama di Indonesia.
Pada masa awalnya, jaringan kereta api di Semarang erat kaitannya dengan distribusi hasil bumi pula. Sebagai kota pelabuhan, perdagangan, dan jasa; kawasan kota lama Semarang pada zaman itu merupakan tujuan distribusi hasil bumi sebelum kegiatan pengapalan dilakukan ke pasar dunia. Nilai-nilai tersebut saat ini masih berlaku dan melekat pada
Semarang secara keseluruhan. Namun, tidak hanya sebagai kota perdagangan dan jasa, kota Semarang pun berbenah untuk menjadi salah satu tujuan wisata unggulan. Ancang-ancang untuk menjadi Warisan Dunia menuntut kesiapan seluruh pemangku kepentingan agar bersama-sama mampu memenuhi persyaratannya dalam hal revitalisasi maupun pengelolaannya secara berkelanjutan. Persyaratan yang paling nyata saat ini antara lain dalam mengatasi tantangan fenomena alam maupun tekanan manusia. Melalui peta dan kegiatan diskursus di lokasi, diharapkan generasi muda tidak hanya berwawasan wisata, tetapi juga akan memiliki kepedulian secara keruangan mengenai kaitan antara alam, tata kota, dan nilai-nilai penting dari suatu kawasan bersejarah.
Melalui rangkaian kegiatan ini pula, kami berharap agar penge- tahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh para peserta kegiatan World Heritage Camp Indonesia pada akhirnya dapat bermanfaat luas. Bukan hanya dalam mempromosikan kawasan kota lama Semarang sebagai Warisan Budaya, melainkan juga dalam upaya pelestariannya. Tidak ada gading yang tidak retak, namun tidak ada usaha dan doa yang tak terbalas. Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal bagi pelestarian warisan budaya yang ada di Indonesia.
Pulau Pandan jauh di tengah
Dibalik Pulau Angsa
Dua Hancur badan dikandung tanah
Budi baik tuan-tuan
Puan-puan akan terkenang jua
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nadjamuddin Ramly
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Sampul
Daftar isi dan tim penyusun
Kata pengantar
Gula untuk peradaban
Dari gula rakyat ke revolusi industri
Raja gulu Asia Tenggara dari Semarang
Jalur distribusi pembentuk kota
Semarang gudang
Pencarian stasiun kereta pertama
Berangkat pukul tujuh
Warisan budaya bernilai penting
Kota lama dalam bingkai sejarah: Citadel yang berganti wajah
Suikerfabriek: Kejayaan dulu riwayatmu kini
Era perkebunan swasta
Nilai dari pengalaman buruk dan baik
Industri biaya tinggi
Pelestarian kota lam: Revitalisasi separuh jalan
Tekanan manusia dan faktor alam
Perlu diselediki lagi