Tampilkan di aplikasi

Buku Marja hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Dari Langit dan Bumi

Catatan-catatan Ramadhan

1 Pembaca
Rp 42.000 15%
Rp 35.700

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 107.100 13%
Rp 30.940 /orang
Rp 92.820

5 Pembaca
Rp 178.500 20%
Rp 28.560 /orang
Rp 142.800

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Dalam Islam, ibadah kepada Tuhan harus berkorelasi dengan perilaku kepada alam dan seluruh isinya, yang merupakan ciptaan Tuhan. Artinya, makin baik seseorang beribadah kepada Tuhan, maka makin baik pula perilaku orang tersebut kepada sesama manusia, hewan, tumbuhan, dan seterusnya. Karena semua yang diciptakan Tuhan adalah umat juga (Qs al-An‘âm: 38).

Catatan-catatan ringan di dalam buku ini memberi pengetahuan dan informasi penting, dan terutama pesanpesan bijak bagi siapa saja yang membacanya. Pesan-pesan Ramadhan dan pesan-pesan Islam disampaikan dengan bahasa bumi, sekalipun dengan mengutip bahasa-bahasa langit.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Abdul Rasyid Idris
Editor: M. Ghufran H. Kordi K.

Penerbit: Marja
ISBN: 9786237625193
Terbit: Maret 2019 , 161 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Dalam Islam, ibadah kepada Tuhan harus berkorelasi dengan perilaku kepada alam dan seluruh isinya, yang merupakan ciptaan Tuhan. Artinya, makin baik seseorang beribadah kepada Tuhan, maka makin baik pula perilaku orang tersebut kepada sesama manusia, hewan, tumbuhan, dan seterusnya. Karena semua yang diciptakan Tuhan adalah umat juga (Qs al-An‘âm: 38).

Catatan-catatan ringan di dalam buku ini memberi pengetahuan dan informasi penting, dan terutama pesanpesan bijak bagi siapa saja yang membacanya. Pesan-pesan Ramadhan dan pesan-pesan Islam disampaikan dengan bahasa bumi, sekalipun dengan mengutip bahasa-bahasa langit.

Pendahuluan / Prolog

Sekapur Sirih dari Penulis
Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Demikian, Sayyidina Ali karramallâhu wajhah mengingatkan dan mewantiwanti kita untuk menuliskan ilmu dan berbagai hal yang bermanfaat bagi kemaslahatan manusia dan pengembangan peradaban ke depan. Imam Ali adalah seorang futurolog yang brilian yang mengingatkan kita secara dini untuk menuliskan segala hal sebagai sesuatu yang dapat diwariskan pada anak cucu kita.

Catatan-catatan dalam buku ini adalah nazar untuk diriku beberapa tahun lampau, bahwa suatu waktu aku ingin membuahkan karya tulis di bulan Ramadhan minimal menulis sehari satu tulisan. Sebagai apresiasi pada bulan diturunkannya Al-Quran sekaligus bulan pertama kali diperintahkannya membaca pada Rasulullah Saw dan segenap pengikutnya serta seluruh umat manusia. Sebab, membaca adalah saudara kembar menulis. Seperti kata Imam Ali di atas, ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Membacalah untuk berilmu dan sekali lagi, ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

Sepanjang bulan Ramadhan 1437 H dan 2016 Masehi, aku berjibaku menulis dalam kesibukanku yang cukup intens di kantor. Waktu istirahat dan waktu-waktu di malam hari kumanfaatkan untuk menulis dengan konsekuensi mengurangi tontonan televisi dan memelototi medsos via laptop dan gadget. Semua kutanggalkan untuk mencapai target nazar yang telah membuncah tak terbendung.

Membaca dan merenungkan fenomena dalam berbagai hal berkenaan inspirasi yang melongok yang kutuliskan dengan saksama dan khidmat. Kapan dan di mana saja bila inspirasi muncul langsung saja kutulis, bila tak sempat karena sibuk bekerja, kusempatkan menulis kisi-kisinya saja dari setiap inspirasi yang terbetik itu. Maka, jadilah 30 tulisan dalam bentuk catatan-catatan lepas selama Ramadhan yang oleh editornya, M. Ghufran H. Kordi K., diberinya judul Dari Langi dan Bumi: Catatan-catatan Ramadhan.

Dalam banyak catatan pendeknya, Pramoedya Ananta Toer, seorang maestro penulis Indonesia yang telah mendapatkan penghargaan dalam dan luar negeri, mengatakan bahwa, orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis maka ia akan hilang di tengah masyarakat dan dari sejarah. Sebab, menulis adalah bekerja untuk keabadian. Dengan kata lain, hanya jejak tulisanlah yang bisa mengabadi sepanjang masa.

Alhamdulillah, catatan-catatan dalam bentuk tulisan ini kupersembahkan buat para pembaca yang budiman dan para penggiat literasi sebagai persembahan sederhana untuk negeriku yang kucintai. Sebab, aku tak ingin digilas oleh sejarah dan jejak-jejakku tertiup angin beliung tak berbekas sedikit pun.

Setidaknya, ada goresan pena yang bisa kuwariskan pada anak-anak cucuku kelak di kemudian hari. Sebagai catatan-catatan lepas yang dikejar target dan waktu tentu banyak kelemahan dan kekurangannya. Dengan rendah hati, saya berharap kritik dan masukannya untuk perbaikan catatan-catatan ini ke depan.

Untuk sahabatku, M. Ghufran H. Kordi K kuhaturkan banyak terimakasih atas upaya dan waktu yang diluangkan mengutak-atik catatan-catatan ini hingga mewujud jadi sebuah buku. Untuk istriku, Rusnawaty Tahir terimakasih tak terhingga, sebab banyak waktu yang mestinya perhatianku untukmu jadi berkurang karena sibuk mengurus catatancatatan ini hingga mewujud buku.

Persembahan cinta untuk anak-anakku, Mutiah-Najar, Ishlah, Syifa, Fina, Fuady (Didiet) yang tak hentinya menyiramiku doa-doa cinta dan keberkahan. Juga catatan-catatan ini kudedikasikan untuk keempat orangtuaku, Idris Karim, Hatija Daeng Suji, Muhammad Tahir Tang, dan Rusti Alias Martani.

Ucapan terimakasih khusus kuhaturkan buat sahabat, Bapak Hernowo yang sudi dan meluangkan waktunya menuliskan pengantar untuk catatan-catatan ini. Untuk para pembaca yang budiman, selamat berselancar menikmati Ramadhanku dan Ramadhan kita semoga ada hal yang bermanfaat yang engkau dapat petik di dalamnya.

Editor

M. Ghufran H. Kordi K. - M. GHUFRAN H. KORDI K., lahir 26 Januari 1973 di Desa Tabapoma, Bacan Timur, Halmahera Selatan, Maluku Utara, adalah aktivis ornop/LSM, peneliti, penulis, fasilitator pelatihan, dan konsultan budi daya perairan/perikanan. Pernah aktif di Lembaga Mitra Lingkungan (LML) Sulawesi Selatan (1997—1999), Wahana Wisata Lingkungan (WWL) Makassar (1998—1999), dan Yayasan Pabatta Ummi (YAPTA-U) Sulawesi Selatan (1997—2001). Saat ini aktif di Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulawesi Selatan, Institut Studi dan Pengembangan Masyarakat (ISPM) Sulawesi Selatan, Yayasan Esensi Sulawesi Selatan, dan Green Area Maluku Utara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh, antara lain, SD Negeri Tabapoma; Madrasah Ibtidaiyyah Alkhairaat, Tabapoma; Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat, Kalumpang Ternate; Madrasah Aliyah Alkhairaat, Kalumpang Ternate, Maluku Utara; dan Jurusan Budi Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Belajar menulis sejak di bangku Madrasah Aliyah Alkhairaat Kalumpang, Ternate. Hingga kini terus menulis dan telah menghasilkan banyak artikel, esai, makalah, laporan penelitian, dan buku.

Daftar Isi

Sampul
Catatan pembuka, Mengikat makna catatan sebulan Ramadhan Abdul Rasyid Idris
Catatan editor
Sekapur Sirih dari Penulis
Daftar Isi
(1) Kematian
(2) Antara sidang isbat Ramadhan dan motogp
(3) Shalawat di riuh tarawih
(4) Gempa
(5) Anak muda
(6) Waktu
(7) Mengurangi interaski medsos
(8) Setara
(9) Daging sapi
(10) Hari lingkungan hidup sedunia
(11) Pelatihan
(12) Musibah
(13) Hati
(14) Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya
(15) "Orang-orang kecil"
(16) Boraks dan formalin
(17) Nuzulul Qur'an
(18) Se-hotel dengan presiden
(19) Kebahagiaan dengan puasa
(20) Bonton Ahok dari jauh
(21) Merengkuh lailatul-qodar
(22) Bully dan hoanya
(23) Anomali musim (cuaca)
(24) Etos kerja
(25) Mudik
(26) THR (Tunjangan Hari Raya)
(27) Perjalanan cinta
(28) Puasa dan kehormatan
(29) Melayat
(30) Kilas balik lebaran
Tentang Penulis dan Editor